Daripada mikin jalan yang harus ditempuh lebih baik kembali ke khittah. 

Merujuk dari komentar saya mengenai pulang jumatan lihat kaki lima bisa
jualan laser, apa sih hambatan kita untuk bikin laser murah? Salah satu
penerapan laser murah (yang juga bisa jadi ide bikin startup) adalah
membuat alat pengukur sebagai alat bantu tukang bangunan.

Bila saat ini untuk membikin tembok dan memasang rangka jendela orang
butuh tali dan pengukur ketinggian berupa selang berisi air dan dengan
ribetnya karena harus memasang tali di satu ujung, menandainya dengan
pensil, dan meminta rekan lain untuk menarik tali tersebut, mengukur
ketinggian air supaya pas, dan menandai dengan pensil di ujung lainnya.
Bagaimana kalau tali dan selang air itu diganti dengan laser bermata
empat.
    ^
    |
<---+--->
    |
    V

(ubah jenis huruf menjadi monospace untuk dapat melihatnya dengan OK)

di setiap arah mata angin ada lasernya. Di tengah-tengah ada semacam
pengukur kemiringan digital. Jadi prosesnya begini:
* Si abang tinggal tempel alat kita ini ke tempat yang mau diukur.
Tandai dengan pensil misalnya X, lalu tembakkan laser barat dan timur.
Misalnya tadi si abang tandai di barat, maka arahkan laser barat ke
tanda tadi, paskan kemiringan sehingga arah utara-selatan tegak lurus,
kemudian minta rekan lain untuk menandai dengan pensil di ujung timur
(Y) di mana laser timur juga menyala.

      ^
      |
X <---+--->  ........................................... Y
      |
      V

mudah kan? Pasti rumahnya akan lebih cepat jadi.
Nah sekarang bikin massal dan jual, paling mahal dengan harga Rp 50.000.
Jualnya ke seluruh Indon saja dulu, tidak perlu menyeberang laut. "HITEK
ABM tipe RX-1". (ABM = Alat Bantu Membangun, kode RX = gaya2an saja)

Reply via email to