On 1/20/06, baskara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On 1/20/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > On 1/19/06, Edo Caligula <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Saya kemarin2 bertemu dengan > > > beberapa orang yg lagi mengambil BioInformatics buat Graduate Studynya > > > salah satu dari Korea alumni Seoul National University ... > > > > Lho Edo sekarang ada dimana nih? > > Hayo Do.. ngaku..ada di mana? =)) > > > Saya pribadi agak "mual" kalau dengar kata math :) > > Soalnya saya punya banyak pengalaman buruk dengan matematika > > di kampus ganesha. Baru mengerti kembali math setelah di S3 :) > > Saya dulu suka math. Hanya saja, dulu saya tidak tahu apa gunanya itu > semua, baik di kuliah aljabar linier, kalkulus, probability, medan > elektromagnetik, graph theory dan yang terakhir tentang aljabar di > teori informasi dan coding (field, galois field, codes, dll). > Pokoknya dimakan saja. Dihapalkan dan ditebak2 mana yang keluar saat ujian. > :-) >
Lha itu hebatnya di Indon. Matematika kok dihapal. Otak ciptaan Tuhan bagus-bagus kok didowngrade jadi number cruncher dan Matlab. Ini perasaan saya waktu mengerjakan UTS dan UAS digital signal prosessing dulu. Mbok ya leave it to the pro, yaitu prosesor yang sudah capek2 dibikinkan oleh insinyur Intel dan AMD yang jenius. Kita kuliah itu gak pernah diberitahu alasannya apa gunanya belajar ini itu, akhirnya orang (maksudnya saya) gak tahu apa gunanya belajar ini itu, kecuali buat teman2 saya yang suka tantangan untuk membuktikan bahwa saya bisa! :P Akhirnya keluar kampus gak tahu musti ngapain, paling banter kerja di MNC. Gak ada visi untuk membuat produk dan layanan yang berguna dan terjangkau bagi orang Indon sesuia dengan ilmu yang dipelajari. Ilmu kita sangat jarang diamalkan. Pantas lah Indon gak maju-maju. <provok mode on> :) -affan