Dicky Arinal wrote:
> Hmmm, yang namanya kompetisi seperti itu kan biasanya dilaksanakan
> pada saat mahasiswa (ICPC) atau bahkan pada saat SMU (IOI).
> Sepintar-pintarnya orang, kayaknya kalo masih seumuran segitu kok
> belum pada ditawarin kerja, sama perusahaan leading edge technologies
> lagi.


ooh , sorry , saya bicara dalam konteks mahasiswa S1 yang sudah mau
kelar universitas.

> Kalo Cina kan orang Indonesia sudah akrab, karena kuantitasnya yang
> sampe level menuh-menuhin (heuehue becanda2). Gampang saja yang
> menyebabkan Cina maju, mereka pekerja keras (in fact, semua delegasi
> Indonesia di IOI 2005 adalah etnis Tionghoa). Kalo India kan jarang di
> Indonesia, jadi saya tidak dapat melihat kebudayaan mereka, apa yang
> membuat mereka maju, dsb.

Iya, lewat milis ini memang disharing bagaimana kultur mereka , tadi
input dari mas Fatih bagus sekali untuk menggambarkan kondisinya.

> "dan dicky juga baru mau lulus IIT",
> wow, I really like this parts! Graduated from IIT, amiin :> saya jadi
> tertarik nih ngambil S2 di IIT kalo gini..  Tapi sekarang masih sem 3,
> masih lama :>
>
> Oya, kok harus ada abang dan kakak perempuan? hehehehe... di US memang
> ga boleh selalu memakai he, harus ada she nya ya heuheue
>
> Btw, di SV paling banyak dari mana ya? Jews, Chinese, Indians?

kalo di persh silicon valley persh R&D  Engineering Departement, 60-90%
itu Indian.

Bayangkan: nyaris 90%.

makanya agak wajar kalau saya bicara highly-respected tentang Indian,
kalo orang amerika atau inggris emang sudah seharusnya begitu , steve
jobs inovator hebat ya pasti adalah orang amerika yang beberapa seperti
itu , tapi coba bayangin orang lain dari 3rd world country bisa
"menguasai" iptek di dunia. Kalau dipikir2 sebenernya tetap saja little
bit unbelievable terutama buat org di luar AS yg hanya menilai sesuatu
hanya dari tampilan luarnya saja.

Carlos

Kirim email ke