On 5/26/06, Arie Reynaldi Z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> > Maaf mas, kalau boleh saya bicara, nasionalisme itu bukan diukur dari
> > kita pakai barang bikinan sendiri atau tidak.
>
> Mas Affan, menurut saya salah satu wujud nasionalisme adalah
> menggunakan barang bikinan sendiri.

Saya lebih setuju dengan pendapat Affan.

Nah soal keyboard ala-Indonesia ada beberapa masalah.
Kalau kita mengajari dengan standar sendiri, apakah nanti tidak
menjadi kebingungan kalau kita di tempat yang tidak ada
keyboard Indonesia-nya?
Perlu diingat bahwa perangkat yang menggunakan keyboard
bukan hanya komputer saja lho. Ada perangkat lain seperti
handphone, PDA, dll.

Kasihan juga kalau kita mengajari anak-anak mahasiswa
yang salah. Menjerumuskan, itu namanya.
Kalau mereka diminta untuk belajar dua standar, wah ...
satu standar saja sudah susah apalagi dua.

Kemudian harus kita perhatikan lagi follow-up dari
keyboard Indonesia yang disarankan. Apakah tujuannya
untuk membuat industri keyboard Indonesia?
Kalau ternyata yang buat China juga, apa untungnya bagi kita?

China membuat standar sendiri karena mereka memikirkan
untuk membuat industri lokalnya. Selain itu pasar mereka
juga sangat besar. Jadi pendekatan mereka lebih masuk akal.


Nah untuk yang mau ngoprek, di X11 ada fungsi untuk melakukan
mapping keyboard. Silahkan dicoba.


> Kenapa harus berpikir "seluru dunia pun selesai masalahnya" ? Mungkin
> rada melenceng, tapi baru akhir2 ini aja soccer baru ngetop di amrik,
> sebelumnya lebih populer american football, basket, baseball. Bahkan
> nascar punya lebih punya penggermar fanatik dibanding F1, CMIIW. Apa
> dia mikir buat seluruh dunia ?

He he he. Kalau Amerika sih lain soal. Dia itu merasa bahwa
Amerika == Dunia. Jadi memang dia tidak peduli.
Lha wong Baseball-nya dia sebut World Series.
Darimana "world"nya?
Kalau sepak bola ataupun F1 itu benar-benar world :)


> Gak juga, bukan masalah ACI. Kenapa india sampai sekarang bikin bajaj
> ? di dunia manapun saya rasa gak ada lagi bajaj.. disana ada, malah
> mau bikin pabrik di indonesia... Tujuan akhir tetap Sing Penting
> Murah, gimana murah kalau royalti harus bayar, teknologi harus import.
> Mas tau kan buat korek kuping kita beli dari china, karena di cina
> lebih murah dibanding bikin. Apa jadinya kita beli terus gak pernah
> bikin ?

Nah, nanti kalau bikin keyboard Indonesia pabriknya dimana?
China juga. He he he ... ;)
Jadi yang untung siapa ya?

Bukan berarti bahwa kita harus pasrah lho.
Poin saya adalah kita harus smart dalam memilih apa yang ingin
kita kerjakan agar ada manfaat lebihnya.

Saya pikir kalau keyboard Indonesia yang menggunakan "roman
character" sebaiknya ngikut yang sudah standar saja, tapi ...
keyboard dengan huruf Jawa ... nah ini baru menarik karena
tidak ada duanya di dunia! Yang ini, seharusnya orang Indonesia
yang memikirkan/membuatnya.


-- budi

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke