--- the forwarded message follows ---
----------------- Kemudahan Hosting PlasaCom -------------------------------
Hosting menjadi lebih mudah dan murah dengan keringanan 50% biaya registrasi mail 
hosting dan webhosting selama bulan Juni 2002. Klik http://idc.plasa.com untuk 
pendaftaran
---------------------------------------------------------------------------------------
--- Begin Message ---

-----Original Message-----
From: "Titin S. Trihadi" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tue, 28 May 2002 15:43:59 +0700
To: 
Subject: [idaarimurticlub] FW: INFO : Siapa bilang Soeharto sakit?



> ----- Original Message -----
>  From:        "Rivai, Shine"
>  Sent:        Monday, May 27, 2002 3:56 PM
>  Subject:     [asia-92] FW: Siapa bilang Soeharto sakit?
> 
> Laporan "Bali Post" Langsung dari Cendana
> Soeharto Ditemani Wiranto dan Hartono
> 
> Hingga saat ini, keluarga Cendana amat tertutup. Banyak kisah di dalamnya
> tak bisa terpantau publik. Termasuk Kamis (23/5) kemarin, cucu
> Soeharto,Danty Rukmana, melangsungkan perkawinannya yang kedua. Tidak ada
> pers yang meliput acara ini dari dalam karena memang dilarang. Namun, Bali
> Post berhasil mengikuti prosesi sakral, perkawinan tersebut detik demi
> detik.
> LANGIT di kediaman Siti Hardiyanti Indra Rukmana (Mbak Tutut) tampak
> teduh.
> Sayup-sayup alunan gending terdengar. Tenda biru menutup separo jalan di
> rumah putri sulung Soeharto itu. Tenda biru berselempang putih. Lengkap
> dengan janur kuning yang dirajut seperti penjor. Diikatkan di kedua sisi
> tenda. Beberapa laki-laki berpakaian beskap (pakaian adat Jawa) lengkap
> dengan blangkon dan keris. Mereka penerima tamu.  Siang itu, sekitar pukul
> 13.00 WIB, sedan-sedan mewah memadati jalanan.  Berhenti sejenak di depan
> rumah Mbak Tutut, menurunkan sang majikan berpakaian jas dan gaun-gaun
> mewah. Mobil meluncur kembali mencari tempat parkir. Maka, Jalan Yusuf
> Adiwinata, Jl. Rasamala, dan Jl. Tanjung macet.Mobil berjajar di kanan
> kiri
> jalan.
> Siang itu sedang berlangsung acara akad nikah Danty Rukmana dengan
> Adrianto
> Supoyo. Danty adalah anak kedua pasangan Mbak Tutut dan Indra Rukmana.
> Sementara Adrianto merupakan teman Dandy Rukmana (kakak Danty). Dia
> seorang
> pengusaha sarang burung walet, putra keluarga Supoyo.  Bali Post sengaja
> datang sedikit terlambat. Tidak ada undangan untuk pers.Sejumlah media
> cetak
> tidak diperkenankan masuk. Mereka menunggu di luar.
> Namun, Bali Post menyelinap mengikuti rombongan keluarga asal Bogor.
> Untungnya petugas absensi tidak menanyakan kartu undangan. Setelah
> membubuhkan nama dan tanda tangan, sebuah suvenir pun diberikan. Bentuk
> suvenirnya cukup cantik. Sebuah kotak perhiasan yang dimasukkan dalam
> kantong kain warna krem keemasan, diikat pernik-pernik bunga.  Undangan
> sudah penuh. Rumah Mbak Tutut disulap bak hotel bintang lima.  Halaman
> teras
> depan dibuatkan panggung. Lantainya dilapisi karpet abu-abu keperakan.
> Kursi-kursi berlapis kain putih perak berjajar.  Seluruh kursi dipenuhi
> oleh
> muda-mudi yang berdandan cantik dan bapak-ibu yang berpakaian mahal.
> Semuanya wangi oleh parfum bermerek. Agar suasananya nyaman, lima AC
> berkekuatan besar dipasang melingkar. Udara pun langsung sejuk.
> Pun demikian di ruang garasi. Ruangan ini disulap menjadi ruang tamu yang
> istimewa. Sebuah layar datar ukuran 29 inci menampilkan detik-detik
> prosesi
> kedua mempelai yang ditempatkan di ruang utama. Sebuah pengeras suara yang
> memperdengarkan alunan pembawa acara bersuara merdu. Pengunjung tak perlu
> bersusah payah melihat secara langsung wajah kedua mempelai karena dari
> layar datar ini semua acara bisa ter-cover.
> Bali Post diminta memasuki ruang utama kedua. Di kanan-kiri berjajar pagar
> ayu. Sebelah kiri laki-laki berpakaian beskap. Di sebelah kanan
> perempuan-perempuan cantik berpakaian Jawa yang tampak ketat dan
> ramping.Semuanya serba ungu. Dari deretan penerima tamu ini ada desainer M
> Rusli yang tampak mungil memakai beskap dan menyelipkan keris di bagian
> belakang. Artis Camelia Malik dan Siti Hediyati alias Titiek (bekas istri
> mantan Danjen Kopassus Prabowo) pun tampak ikut mengatur tamu.  Ruang
> utama
> terletak di samping garasi. Lantainya berkarpet merah bercorak ala Mesir.
> Tebal dan empuk. Ruangan ini memiliki sejumlah foto dalam pigura ukuran
> besar. Di antaranya foto mantan Presiden Soeharto berpakaian militer
> lengkap
> dengan tanda jasa dan penghargaan serta bintang lima.
> Soeharto tampak gagah dengan memegang tongkat komando. Foto ini diletakkan
> di dekat pintu masuk.
> Juga ada foto Ibu Tien dengan kebaya hitam. Tubuhnya masih tampak seksi
> dengan rambut dikonde dan kedua tangannya memegang ujung kebaya. Foto itu
> tampak hidup. Wajahnya tersenyum seperti mengingatkan kita saat Ibu Tien
> mendampingi Pak Harto dalam menjalankan tugas. Kaca mata putih
> memperlihatkan korneanya. Dinding sebelah kanan yang luas dengan warna
> krem
> terang seolah menjadi tempat tidurnya yang sejuk. Tak luput foto tuan
> rumah, Indra Rukmana dan Siti Hardiyanti, yang dipasang di dinding sebelah
> kiri. Cukup apik dan eksotik.
> Ruangan cukup luas hanya diberi beberapa kursi tamu undangan. Tampak di
> ruangan VIP ini adik Pak Harto, Probosutedjo dan istri, mantan Panglima
> ABRI
> Jenderal (Purn) Wiranto dan mantan Kasad/Menpen Jenderal R Hartono.
> Semuanya beserta istri. Selebihnya sejumlah kerabat dua mempelai. Tidak
> terlihat Mamiek dan istri Tommy, Ardhia Pramesti Regita Cahyani dalam
> deretan kursi VIP ini.
> Ruang depan dipakai untuk kedua mempelai. Dekorasi bunga melati dengan
> daun-daun hijau tertata apik di atas dinding papan kayu berukir.  Terkesan
> sederhana dan natural. Danty duduk berdampingan dengan Adri.  Keduanya
> cukup
> mesra bersanding. Meski Danty-janda tanpa anak ini- terlihat cukup
> berbobot.
> Gemuk mirip Tika Panggabean. Kontras dengan Adri yang tampan dan gagah
> dengan bodi ideal. Sesekali keduanya terlihat memiringkan badannya dan
> saling mengobrol. Lantas tersipu mengumbar senyum.
> Danty tidak memakai pakaian pengantin Eropa. Tubuhnya yang kelebihan lemak
> itu dibalut dengan kebaya putih gading dipadu jarik warna sepadan dan
> berkonde besar. Agar tampak lebih eksotik, rambutnya dibalut bunga-bunga
> melati yang sudah dirajut menjadi untaian panjang hingga ke dadanya yang
> besar. Gincunya cukup merah dengan bedak tebal menempel pipinya. Danty dan
> Adri duduk di tengah menempati kursi besar warna gading dengan sandaran
> busa. Sesekali tangan Danty memegang tangan Adri yang dingin karena
> kelebihan AC.
> Di sebelah kanan duduk dengan tenang orangtua Adrianto, Bapak dan Ibu
> Supoyo. Tidak dikenal siapa mereka. Sengaja tuan rumah tidak menyediakan
> biodata mempelai, berikut latar belakang keturunannya. Sementara di
> sebelah
> kiri, duduk orangtua Danty, yakni Mbak Tutut dan Indra Rukmana.  Supoyo
> dan
> Indra memakai pakaian beskap, adat Jawa, dengan selempang merah dan keris
> di
> pinggang. Sementara Mbak Tutut dan Ibu Supoyo memakai kebaya warna ungu.
> Warna yang menunjukkan bahwa perkawinan ini bukan antara gadis dan
> perjaka.
> Danty menikah kali pertama pada 28 Maret 2000 lalu di TMII. Hadir pada
> kesempatan itu mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Pak Harto
> (yang saat itu dikabarkan sedang sakit). Pesta yang meriah itu hanya
> bertahan kurang dua tahun. Suami pertama, Triyono, diceraikan. Akhir tahun
> 2001 ini, Danty merajut cinta dengan Adri melalui kakaknya, Dandy.
> Dikabarkan pertemuan dijalin di negeri Paman Sam. Sebab, Dandy hingga kini
> masih berada di sana. Adri dan Danty dulu teman semasa TK dan SD di
> Menteng.
> Tidak jelas kepastiannya karena memang amat rahasia.
> Lalu di mana Soeharto? Pak Harto duduk amat manis dan tenang di samping
> kursi Indra dan Tutut. Ada kursi kecil warna putih cat dengan busa
> menonjol
> dan empuk. Pak Harto memakai beskap hitam, blankon coklat tua, dengan
> selendang coklat halus. Kakinya disilangkan dengan mengenakan sepatu slop.
> Di dadanya dipasang rangkaian melati yang dibuat melingkar seukuran pin.
> Wajah Pak Harto tampak tenang dan gagah. Tubuhnya tetap gemuk ideal persis
> seperti empat tahun lalu, saat dia mengumumkan pengunduran dirinya.  Tidak
> pucat. Tidak loyo. Dia duduk dengan punggung tegak. Kedua tangannya
> memegang
> tangan kursi yang kecil berpelitur coklat mengkilap.
> Pandangannya teduh. Hanya matanya yang kelihatan menyipit. Beberapa kali
> wajah Pak Harto dimunculkan di layar datar ukuran 24 inci ini.  Ketika
> melihat Pak Harto dalam kondisi segar bugar itu, konsentrasi Bali Post pun
> hanya tertuju pada orang nomor satu di era orba itu. Mengapa?  Selama ini
> publik mengetahui bahwa Pak Harto dalam kondisi sakit permanen sesuai
> hasil
> medical record. Itu sebabnya, pengadilan tidak bisa menjangkaunya.
> Pak Harto menyaksikan dengan seksama jalannya akad nikah. Setelah akad
> nikah
> telah usai dilanjutkan dengan khotbah akad nikah yang dibacakan KH M
> Ikhsan.
> Pak Harto menyimak khotbah ini dengan sedikit manggut-manggut.  Sesekali
> tersenyum ketika KH Ikhsan menyebutkan bahwa cinta kedua mempelai itu
> harus
> diperjuangkan. "Perjuangan ini harus serius, sampai jatuh bangun pun harus
> mencintai," kata Ikhsan, mengutip sebuah judul sebuah lagu.
> Pak Harto tampak tersenyum dengan menganggukkan kepalanya. Shoot kamera
> menampilkan wajah Pak Harto di layar datar yang sengaja dipasang di tiap
> ruangan. Demikian pula Danty dan Adri. Kedua mempelai ini kemudian
> berbisik
> dan membuka bibirnya, malu-malu bahagia. Pengunjung pun serentak gerr
> pelan
> ditingkahi dua fotografer dengan lensa besar sepanjang setengah meter yang
> sibuk membidik momen-momen penting dan unik.
> Selesai khotbah nikah dilanjutkan dengan doa. Sejumlah pagar ayu laki-laki
> mulai bergerak merapat ke samping ruang utama. Bali Post kebetulan hanya
> dua
> meter dari pintu utama, yang menghubungkan ruang utama dan ruang kedua.
> Sengaja berdiri di pinggir jalan agar bisa melihat gerak-gerik Pak Harto.
> Doa dipanjatkan amat khusyuk. KH Ikhsan meminta agar kedua mempelai
> diberi
> kekuatan dan rukun sejahtera hingga kaken-kaken dan ninen-ninek
> (kakek-nenek). Tampak Danty menumpuk tangannya dipangkuan. Adri mengangkat
> tangannya. Indra dan Tutut menengadahkan tangan sambil komat-kamit
> mengucap"amin...amin". Pun demikian keluarga Puspoyo. Pak Harto juga
> menengadahkan tangan dengan posisi punggung tegak. Selesai doa, telapak
> tangan Pak Harto diusapkan ke muka. Demikian pula Danty, Adri, Indra,
> Tutut,
> dan Bapak-Ibu Puspoyo serta hadirin.
> Suara pembawa acara bergema lagi. Kali ini, keluarga diminta memberi
> ucapan
> selamat kepada kedua mempelai. Diikuti undangan. Kesempatan pertama
> diberikan kepada Pak Harto. Penguasa orba ini mendengar dengan baik suara
> permintaan pembawa acara itu. Dalam posisi duduk, Pak Harto langsung
> meletakkan kakinya di lantai dan mengangkat badannya dengan ringan.
> Kedua tangannya sedikit disandarkan ke tangan kursi.  Selanjutnya, sambil
> menata jariknya, Pak Harto yang berdiri dengan cukup tegak itu
> melangkahkan
> kakinya. Tidak ada yang menuntun, tidak ada tongkat penyanggah, atau kursi
> roda. Pak Harto berjalan dengan santai.  Tidak terhuyung-huyung, apalagi
> terbongkok-bongkok. Ia melangkah dengan tenang menuju kedua mempelai.
> Tangannya yang besar memegang tangan Danty.  Lantas badannya didekapkan ke
> kepala Danty yang merunduk. Lalu, pipi Pak Harto mengecup pipi Danty kiri,
> kanan, dan kening. Selanjutnya, Adri.  Pak Harto mencium pipi kiri, kanan,
> dan kening. Juga demikian kepada Indra dan Tutut. Setelah itu Bapak dan
> Ibu
> Puspoyo. Kali ini tanpa cium pipi.
> Lalu, Pak Harto menuju ruang jamuan makan VIP. Persis di belakang ruang
> utama. Pak Harto berjalan persis di depan Bali Post yang berdiri mematung,
> sendirian. Sulaeman, bodyguard, yang mengawal keluarga Cendana, sempat
> melirik ke arah Bali Post. Untung, Bali Post memalingkan muka sehingga tak
> dapat dikenali. Pak Harto berjalan dengan langkah santai tanpa ada yang
> menuntun atau memegangi tangannya. Sejumlah pagar ayu berjalan beriring di
> belakangnya. Jalannya pun sedikit cepat seperti langkah pria seusianya
> yang
> sehat.
> Di ruang makan VIP itu, Pak Harto langsung menuju hidangan. Melihat
> sebentar
> kemudian meminta diambilkan menu hidangan. Kakinya sempat memilah jalan,
> melewati kursi yang berderet melingkari meja bundar.
> Kebetulan ada eyang Adri. Pak Harto pun bersalaman dan sempat
> bercakap-cakap
> sejenak. Lalu, dia duduk di kursi pojok sebelah kanan, di belakang
> dekorasi
> pengantin.  Terlihat Wiranto dan Hartono menemani Pak Harto. Selanjutnya,
> Pak Harto terlihat akrab mengobrol dan tersenyum-senyum. Sejumlah tamu
> undangan, kerabat justru minta foto bersama. Pak Harto seperti biasa hanya
> tersenyum dan melayani permintaan itu. Cukup lama Pak Harto di ruang ini.
> Sebab,ketika Bali Post ikut antre memberi ucapan selamat kepada pengantin,
> makan masakan Italia, dan antre pulang, Pak Harto masih di ruang makan
> VIP.
> Tetap dengan Wiranto, Hartono dan kerabat lainnya. Pak Harto tampak senang
> dengan pesta di rumahnya itu. Siapa bilang Soeharto sakit?
> *     Heru B. Arifin
> 
> 
> 
> 
> 

------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
FREE COLLEGE MONEY
CLICK HERE to search
600,000 scholarships!
http://us.click.yahoo.com/DlIU9C/4m7CAA/Ey.GAA/.DlolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->

To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ 



-- 

_____________________________________________________________
Explore the men's world at http://www.satulelaki.com , the passion of modern
men.

Jelajahi dunia laki-laki di http://www.satulelaki.com, gairah hidup pria
modern
_____________________________________________________________

Powered by Outblaze
--- End Message ---

Kirim email ke