Salam

Hendy






--- On Fri, 6/20/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [pmem14b] Pidato Steve Job, pendiri Apple dan Pixar
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Date: Friday, June 20, 2008, 5:55 AM
> Best Regards
> 
> Albert Tanrian
> ----- Forwarded by Albert Tanrian/BSFM on 06/08/2008 12:16
> PM -----
> 
> 
> Pidato Steve Job di Acara Wisuda Stanford University:
> “Stay Hungry.
> Stay Foolish”
> 
> Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang
> akan segera lulus
> dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak
> pernah selesai
> kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana
> wisuda. Hari
> ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup
> saya. Ya, tidak
> perlu banyak. Cukup tiga.
> 
> Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik
> Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester
> pertama, namun saya
> tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum
> betul-betul putus
> kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya
> lahir. Ibu kandung
> saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena
> “kecelakaan” dan memberikan
> saya kepada seseorang untuk diadopsi.
> 
> Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga
> sarjana, maka saya pun
> diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh
> seorang pengacara dan
> istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka
> berubah pikiran bayi
> perempuan karena ingin. Maka orang tua saya sekarang, yang
> ada di daftar
> urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari
> seseorang: “kami
> punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda
> berminat? Mereka
> menjawab:
> “Tentu saja.” Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa
> ibu angkat saya tidak
> pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat
> SMA. Dia
> menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru
> melunak beberapa
> bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan
> menyekolahkan saya
> sampai perguruan tinggi.
> 
> Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun,
> dengan naifnya saya
> memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan
> Stanford, sehingga
> seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai
> rendahan-habis untuk
> biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat
> manfaatnya. Saya tidak
> tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan
> bagaimana kuliah akan
> membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh
> tabungan yang
> dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya
> pun memutuskan
> berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu
> rasanya menakutkan,
> namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik
> yang pernah
> saya ambil.
> 
> Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib
> yang tidak saya
> minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
> Masa-masa itu tidak
> selalu menyenangka n. Saya tidak punya kamar kos sehingga
> nebeng tidur di
> lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol
> Coca-Cola agar
> dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya
> berjalan 7 mil
> melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan
> enak di biara
> Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui
> saat itu karena
> mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian
> sangat berharga.
> Saya beri Anda satu contoh:
> 
> Reed Collegemungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS
> dalam hal kaligrafi
> . Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan
> petunjuk ditulis
> tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak
> harus mengikuti
> perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas
> kaligrafi guna
> mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan
> san serif, membuat
> variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat
> tipografi yang hebat.
> Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah
> dan seni yang
> tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.
> 
> Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi
> kehidupan saya.
> Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain
> komputer Macintosh yang
> pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer
> pertama yang
> bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil
> kelas
> kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf
> yang beragam
> bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac,
> maka tidak ada PC
> yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak
> berkesempatan
> mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi
> yang indah.
> Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu
> sewaktu saya masih
> kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya
> menjadi gamblang.
> Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik
> dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya
> dengan merenung ke
> belakang. Jadi, Anda harus percaya
> bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa
> mendatang. Anda
> harus percaya dengan intuisi,
> takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun
> lainnya. Pendekatan
> ini efektif dan membuat banyak
> perbedaan dalam kehidupan saya.
> 
> Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.
> Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih
> muda. Woz dan
> saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya
> berumur 20 tahun.
> Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari
> hanya kami
> berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000
> karyawan. Kami baru
> meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun
> sebelumnya, dan saya
> baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.
> 
> 
> Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda
> dirikan? Yah,
> itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami
> merekrut orang yang
> saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan
> bersama saya.
> Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun,
> kemudian muncul
> perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami
> sulit disatukan.
> Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia
> 30 saya
> tertendang.
> 
> Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus
> sepanjang masa dewasa
> saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa
> bulan kemudian,
> saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa
> telah mengecewakan
> banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal
> mengambil kesempatan.
> Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta
> maaf atas
> keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal,
> dan bahkan
> berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit
> demi sedikit
> semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan
> saya. Apa yang
> terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya
> telah ditolak, namun
> saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari
> awal. Waktu itu
> saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari
> bahwa dipecat dari
> Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban
> berat sebagai orang
> sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala
> sesuatunya lebih
> tidak jelas. Hal itu
> mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup
> saya.
> 
> Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan
> bernama NeXT, lalu
> Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian
> menjadi istri
> saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan
> film animasi
> komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio
> animasi paling
> sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang
> menakjubkan, Apple
> membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi
> yang kami
> kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali
> Apple. Dan,
> Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya
> yakin takdir di
> atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple.
> Obatnya memang
> pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala
> kehidupan
> menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan
> kepercayaan. Saya yakin
> bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah
> karena saya
> menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa
> yang Anda sukai.
> Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup
> Anda. Pekerjaan Anda
> akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan
> sejati hanya
> dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan
> Anda hanya bisa
> hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum
> menemukannya,
> teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan
> mengatakan bila Anda
> telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan
> hebat lainnya,
> semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah
> mencari sampai
> ketemu. Jangan berhenti.
> 
> Cerita Ketiga Saya: Kematian
> Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang
> lebih berbunyi:
> “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah
> hari terakhirmu,
> maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas
> dalam diri saya,
> dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya
> selalu melihat ke
> cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:
> “Bila ini adalah hari
> terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan
> saya lakukan hari
> ini?” Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa
> hari berturut-turut,
> saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan
> segera mati adalah
> kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat
> keputusan besar.
> Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal,
> kebanggaan, takut
> malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi
> kematian. Hanya yang
> hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara
> terbaik yang saya
> tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan
> kehilangan sesuatu.
> Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan
> untuk tidak
> mengikuti kata hati Anda.
> 
> Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker.
> Saya menjalani
> scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya
> memiliki tumor
> pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para
> dokter mengatakan
> kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak
> dapat diobati.
> Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter
> menyarankan saya
> pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang
> merupakan sinyal
> dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus
> menyampaikan kepada anak
> Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan
> dalam sepuluh
> tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur
> agar mudah bagi
> keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat
> tinggal. Sepanjang
> hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis
> tersebut. Malam
> harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu
> ke perut dan
> lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil
> beberapa sel
> tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana,
> mengatakan bahwa
> ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter
> menangis mengetahui
> bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang,
> namun bisa
> diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai
> sekarang. Itu
> adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap
> terus begitu hingga
> beberapa dekade lagi.
> 
> Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa
> katakan dengan
> yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian
> adalah hal yang
> berguna:Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang
> ingin masuk
> surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun,
> kematian pasti
> menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang
> harus demikian,
> karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan.
> Kematian membuat hidup
> berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk
> digantikan yang muda.
> Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang
> begitu.
> 
> Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan
> menjalani hidup orang
> lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup
> bersandar pada hasil
> pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang
> menulikan Anda sehingga
> tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki
> keberanian
> untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun
> akan sampai pada
> apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
> 
> Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang
> bernama “The Whole
> Earth Catalog“, yang menjadi salah satu buku pintar
> generasi saya. Buku itu
> diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal
> tidak jauh dari
> sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik
> dengan sentuhan
> puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer
> dan desktop
> publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting,
> dan kamera
> polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35
> tahun sebelum
> kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan
> ungkapan-ungkapan
> hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi
> “The Whole
> Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka
> membuat edisi
> terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih
> seusia Anda. Di
> sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan
> pedesaan di pagi
> hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang.
> Di bawahnya ada
> kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Jangan Pernah
> Puas. SelaluMerasa
> Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan
> mereka. Stay
> Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya
> begitu. Dan
> sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan
> baru, saya
> harapkan Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay Foolish.
> (Diterjemahkan oleh
> Dewi Sri Takarini, alumni sebuah perguruan tinggi di
> Australia)
> 
> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
> :: tetap semangat, rajin belajar, cukup istirahat, rutin
> bersenang-senang, kompak, & optimis lulus tepat waktu
> ::
> -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

Bagi yang ingin menyumbang untuk pendirian TV Komunitas Madani Depok bisa 
transfer ke:
Bank Syariah Mandiri KCP Margonda Depok.  No. Rek. 0670010778 a.n BURSA AMAL 
MADANI
Mohon konfirmasi nama, besar sumbangan, tanggal ke: [EMAIL PROTECTED]
Contact Person: pak Hafiz 021 92805591 / 08128508057, Al Qudwah, Jl Beringin, 
Jl. Margonda Raya Depok
http://islamicbroadcasting.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/tv-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/tv-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke