Assalamu'alaikum wr.wb. Perkenankan saya menyambung lontaran ide dari mas Nuim, berdasarkan pengalaman merintis dan mengelola Astro Oasis, saluran televisi keluarga bermuatan Islami di Indonesia, sejak September tahun lalu:
- jangan bergantung pada pemerintah untuk memulai gagasan ini - TV bermuatan Islami bisa hidup di Indonesia secara komersial, karena ada kebutuhan untuk memperoleh tayangan yang Islami. Jumlah penonton 'Ayat-ayat Cinta' yang mencapai sekitar 3,5 juta orang bisa menjadi perkiraan kasar berapa potensi penontonnya. Jumlah ini cukup bagi platform televisi satelit berbayar nasional, televisi terestrial lokal atau televisi terestrial komunitas, tapi tidak cukup untuk televisi terestrial nasional yang membutuhkan biaya operasi besar, sehingga butuh jumlah penonton puluhan juta orang supaya bisa survive. - Sebelum mulai, akan sangat membantu untuk melakukan research guna mengetahui apa yang dibutuhkan oleh target audience. Dalam kasus Astro Oasis, misalnya, kami menemukan bahwa secara umum target audience menginginkan hiburan dan pengajaran yang Islami. Ini berdasarkan quantitative research di lima kota dengan 1000 responden dari keluarga Muslim menengah ke atas (pengeluarannya di atas Rp.750 ribu setelah sandang, pangan, papan, pendidikan dan cicilan utang rutin) dan focus group discussion dengan selected groups dari kelompok yang sama. Kelompok masyarakat yang berbeda akan punya kebutuhan yang berbeda, jadi peluang masih sangat terbuka. - hasil riset ini akan sangat membantu untuk menyusun business strategy, termasuk programming, marketing, financial serta distribution. Business strategy ini akan menjadi bahan untuk menyusun business investment proposal. - Dengan business investment proposal yang kuat, insya Allah akan lebih mudah mencari investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Fyi, Astro Oasis didirikan semata-mata dengan alasan komersial, yaitu melayani keluarga Muslim menengah atas yang terus berkembang di Indonesia. - Akan lebih mudah jika televisi-televisi bermuatan Islami ini disiapkan untuk target audience tertentu (niche market). Mengharapkan mass audience untuk program-program televisi bermuatan Islami pada saat ini saya rasa agak berlebihan, walaupun bukannya tidak mungkin seiring dengan berjalannya waktu. - Tantangan berikutnya adalah menyiapkan program-program sesuai dengan apa yang diharapkan target audience. Bujet penting, tapi bukan segala-galanya. Dengan kata lain, biaya program yang mahal belum tentu menghasilkan program yang bagus dan sebaliknya. Tapi program yang bagus memang membutuhkan bujet dalam jumlah tertentu. - Mengoperasikan stasiun televisi membutuhkan kerjasama dari berbagai keahlian, mulai dari keuangan, legal, operasional, produksi, promosi, pemasaran hingga transmisi dan distribusi. Pastikan memperoleh orang-orang yang tepat untuk posisi-posisi kunci ini. Jumlah sumber daya manusia yang tersedia pada industri televisi di Indonesia masih relatif kecil (perkiraannya 10 ribu hingga maksimal 15 ribu orang) tapi jumlah mereka yang punya ketrampilan tinggi, pengetahuan cukup dan pengalaman yang memadai jauh lebih sedikit, apalagi yang memiliki komitmen pada Islam. Selalu terbuka kemungkinan merekrut orang baru, tapi harus bersabar dengan prosesnya. - stasiun televisi bukanlah tipe 'quick-yielding business' jadi investor harus mau bersabar paling tidak lima tahun untuk pengembalian investasinya. Ini juga bisnis yang membutuhkan modal relatif besar, tergantung pada banyak hal: luas jangkauan, sistem transmisi, teknologi yang digunakan dll. Seingat saya, diskusi tentang televisi Islami sudah berlangsung lebih dari satu dasawarsa. Semasa Habibie berkuasa, kita sempat mendengar tentang stasiun televisi 'Iftihar' tapi kemudian lisensi siarannya dijual dan kini menjadi GlobalTV. Lepas dari berbagai faktor eksternal yang ada pada saat itu, saya juga mendengar beberapa kabar tak sedap tentang salah-kelola proyek ini. Sebagian kawan mestinya juga pernah mendengar tentang ar-Rahman channel yang sempat mengudara satu bulan melalui satelit. Mereka punya sekitar 700 jam program, yang semuanya terdiri dari ceramah dan talkshow. Insya Allah Astro Oasis belajar dari berbagai pengalaman ini. Alhamdulillah, selama sembilan bulan siaran, banyak tanggapan yang bagus. Kami sekarang punya lebih dari 1000 jam program dari berbagai jenis, mulai dari informasi, pendidikan, gaya hidup serta drama/film. Sebagian kecil video clips-nya bisa dilihat di http://youtube.com/user/astrooasis. Alamat website Astro Oasis: http://www.astro-oasis.com Sepengetahuan saya, MQTV di Bandung juga beroperasi sebagai televisi bermuatan Islami, dengan siaran terestrial gratis di Bandung dan sekitarnya. Beberapa hari lalu saya ditelepon seorang kawan yang sedang menyiapkan siaran televisi Islami berbasis satelit tapi gratis untuk seluruh Indonesia. Pemodalnya dari Timur Tengah. Ia sedang mencari direktur operasional. Detil deskripsi pekerjaan yang dibutuhkan akan saya posting kemudian. Semoga bermanfaat. Allahu'alam bi sawab Salam -- Tomi Satryatomo http://www.trekearth.com/members/wisat http://www.wisat.multiply.com "We shall build good ship here, at a profit if we can, at a loss if we must, but... always a good ship." 2008/6/26 nuim hidayat <[EMAIL PROTECTED]>: > kan dia bisa ngajak tokoh-tokoh ormas atau partai Islam? jadi sby-jk nggak > punya gagasan ini dan memang masalahnya tokoh-tokoh umat sendiri nggak ada > yang serius nggarap ini (ini juga untuk menyindir mereka he he...). dulu > pernah kita punya gagasan tapi menguap. gimana kalau kita bareng2 ngajukan > gagasan ini ke tokoh2 umat..menjadi gerakan bersama perlunya TV Islam > Nasional. Saya kira kalau kita serius insya Allah tidak ada yang tidak > mungkin di dunia ini. kata Fatih Terim dan pimpinan Air Asia : "tidak ada > yang tidak mungkin di dunia ini...kita wujudkan apa yg kata orang tidak > mungkin." "gimana kalau kita wujudkan bersama2? kan kita udah banyak > ahlinya. (sebagaimana bank islam dulu, juga > susah awalnya)...bismillah > Pada 26 Juni 2008 11:48, Subhan Akbar <[EMAIL PROTECTED]> menulis: >> >> "Pemerintah SBY misalnya sama sekali tidak mempunyai program atau >> keberanian untuk mendirikan 'TV Islam Nasional' misalnya." >> >> >> >> Dalam bentuk apa sebaiknya SBY turut serta dalam pendirian TV Islam >> Nasional, Pak? Sebagai Presiden, SBY sudah memberi peluang yang besar bagi >> siapa saja yang ingin mendirikan TV, baik TV Islam atau TV non Islam. >> Masalahnya apakah ada kalangan Islam itu sendiri yang mau memanfaatkan >> kesempatan yang sudah diberikan. >> >> >> >> >> >> Subhan Akbar >> antv Interactive Media (AIM) >> Menara Standard Chartered 31st Floor >> Jl. Prof. Dr. Satrio No.164 >> Jakarta Selatan >> o : 021 5222086 >> f : 021 5229649 >> www.bataku.multiply.com >> >> "...yang gajian, jangan lupa zakat 2,5%" >> >> [Non-text portions of this message have been removed]