Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/24/09445035/kreativitas.modal.awal.enterpreuner
Jumat, 24 Juli 2009 | 09:44 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Sistem pembelajaran di sekolah saat ini masih dirasakan terlalu kaku sehingga tidak memungkinkan anak-anak untuk menggali dan mendalami kreativitasnya. "Padahal, kreativitas merupakan bekal untuk menjadi seorang entrepreneur," ujar Subagjo Budisantoso, Wakil Dekan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), di sela acara pembukaan lomba karya video Kids Witness News Indonesia (KWNI) 2009 di Jakarta, Kamis (23/7). Menurut Subagjo, kreativitas sangat berguna untuk menggali dan mendalami kemampuan anak-anak untuk diterapkan di mana pun yang disukai oleh mereka. Jika tidak kreatif, anak-anak hanya akan menjadi pihak yang selalu menurut, yang pada akhirnya tidak bisa membuka peluang dan wawasan mereka sendiri. "Salah satu cara mereka menjadi kreatif adalah dengan membuat film atau mengikuti pola-pola di dalam teater," ujar Subagjo. Namun, Subagjo menyayangkan sistem pendidikan di sekolah saat ini masih terlalu kaku. Hal itu tidak memungkinkan anak-anak mendalami kreativitasnya. "Sebagai dosen saya sendiri geram melihat guru yang mengajar dengan cara text book di kelas," ujarnya. Menurutnya, saat ini sekolah bisa membuat program bertukar peran dengan profesi-profesi lain yang ada di sekitarnya. Sekolah juga bisa mendatangi langsung sumber-sumber kreativitas lain di luar pagar sekolahnya untuk memperluas wawasan dan pengetahuan anak. Subagjo berharap, ke depan semakin banyak event yang bisa merangsang kreativitas anak. Kelak, ketika kreativitas anak semakin terasah, hasilnya akan menjadi manfaat bagi kehidupan mereka di masa depannya. (M6-09/M7-09) [Non-text portions of this message have been removed]