Punten teu disundakeun. Forwadan ti milist Daarut tauhiid. Nyumponan
pamundut kang gunawan;


Kamis, 28 Oktober 2004
Dunia Kecam Kekerasan di Thailand
Laporan : ap/afp/bbc/cnn/erd/lan



PATTANI --Temuan forensik Pemerintah Thailand menyebutkan para korban tewas
akibat kesulitan bernapas, di antaranya ada yang patah tulang leher.
Kekerasan di Tak Bai, Provinsi Narathiwat, Thailand, menuai protes dan
kecaman internasional. Di tengah kecaman itu, PM Thailand Thaksin Shinawatra
memperbaiki pernyataannya dengan mengatakan pasukan keamanan telah membuat
kesalahan dalam mengatasi demonstrasi ribuan umat Muslim di selatan Thailand
itu. 

Tapi, Thaksin tetap meyakini pernyataannya semula bahwa kematian 84 warga
Muslim itu karena puasa. Senin (26/10), sekitar 2.000-3.000 Muslim di Tak
Bai melakukan aksi demonstrasi di depan kantor polisi setempat. Mereka
memprotes atas penahanan enam rekan mereka yang dituduh menjual senjata
kepada pejuang Muslim di Thailand Selatan. Mereka menuntut keenamnya
dibebaskan.

Petugas keamanan yang terdiri atas polisi dan tentara mencoba membubarkan
para demonstran yang terus berteriak-teriak. Namun, mereka bukannya
membubarkan diri. Malah, jumlah para demonstran bertambah banyak. 
Aparat pun kehilangan kesabaran dan mulai menembaki para demonstran dengan
gas air mata, senjata api, dan senjata air. Militer Thailand juga menangkapi
para demonstran dan memasukkannya ke dalam enam truk yang sudah disiapkan
untuk dibawa ke kamp militer Inkayuth Bariharn, Pattani.

Saat diangkut, sebanyak 1.300 tawanan itu ditumpuk-tumpukkan dengan tangan
terikat ke atas. Perjalanan itu sendiri memakan waktu empat sampai lima jam.
Dalam perjalanan, sebanyak 78 Muslim tewas akibat tubuh mereka
ditumpuk-tumpuk. Enam lainnya meninggal pada saat bentrokan dengan aparat.

Temuan forensik Pemerintah Thailand menyebutkan para korban tewas akibat
kesulitan bernapas, di antaranya ada yang patah tulang leher. ''Saya sangat
menyesal atas hilangnya jiwa-jiwa yang seharusnya tidak terjadi. Pasukan
keamanan memang telah membuat kesalahan,'' kata Thaksin, Rabu (27/10).

Thaksin berjanji akan menyelesaikan kasus tersebut dengan membentuk tim
investigasi yang langsung bekerja. ''Ini biasa seperti ini (this is
typical),'' kata Thaksin. ''Ini mengenai tubuh-tubuh (orang) yang dibuat
lemah karena puasa. Tak ada yang melukai mereka,'' sambungnya.

Kekerasan terhadap Muslim Thailand oleh penguasa Thailand ini bukan yang
pertama terjadi. April lalu, militer Thailand menyerbu sebuah masjid di
selatan dan menewaskan 108 orang. Sejak Januari 2004, sedikitnya 400 Muslim
meninggal atas kekerasan yang dilakukan penguasa Thailand.

Di Jakarta, Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinannya atas
meningkatnya ketegangan di Thailand Selatan. Juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Marty Natalegawa, mengatakan Pemerintah Indonesia berharap dan
percaya Pemerintah Thailand akan melakukan investigasi atas peristiwa ini.

''Proses seperti itu sangat penting, karena Indonesia tak ingin melihat
adanya lingkaran kekerasan, atau munculnya masalah baru sebagai akibat
tindakan represif Pemerintah Thailand,'' tegas Marty.

Menurutnya, peristiwa ini mendapat perhatian besar di dalam negeri. Rabu
(27/10) pagi, jelas Marty, Deplu menerima kunjungan anggota Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR. Dalam kesempatan itu, tegas Marty, baik Deplu
maupun FPKS berpendapat bahwa perkembangan di Thailand Selatan tidak bisa
dibiarkan dan harus ada sikap tegas pemerintah.

PP Muhammadiyah mengutuk keras perlakuan aparat Thailand itu. Ketua PP
Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyatakan tragedi pada Ramadhan itu harus
disebutkan sebagai kejahatan kemanusiaan. Muhammadiyah mendesak Thailand
agar menindak keras dan konkret aparat keamanannya yang telah melakukan
pembantaian.

Rasa prihatin juga diungkapkan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Juru bicara
Deplu AS, Edgar Vasquez, mengatakan Washington mendesak Bangkok agar
melakukan penyelidikan sepenuhnya atas peristiwa yang menyebabkan tewasnya
umat Muslim itu.

PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, menyatakan pihaknya menawarkan bantuan
untuk meredakan konflik di Thailand Selatan. ''Apabila ada yang kami dapat
bantu, kami akan segera memberikannya. Bila tidak, kami mengharapkan
Pemerintah Thailand dapat segera mengatasi krisis tersebut,'' kata Abdullah.

Kronologi 'Tragedi Ramadhan'
Senin (26/10) pukul 09.00 waktu Thailand
- Sekitar 2.000 Muslim berkumpul di kantor polisi Takbai, Thailand Selatan.
- Mereka memprotes penahanan enam rekan seiman mereka atas tuduhan penjualan
senjata.
- Tentara Thailand mendesak para demonstran untuk membubarkan diri.
- Namun, ratusan demonstran lainnya malah bergabung. Total jadi sekitar
2.500 demonstran.
- Polisi melepaskan gas air mata dan tembakan kepada demonstran.
- Ratusan ditahan dan enam dilaporkan tewas seketika.

Pukul 18.00
- Pejabat pemerintah mengaku 78 warga Muslim tewas di truk tentara setelah
penahanan.
- PM Thaksin menegaskan mereka tewas karena sedang berpuasa.
Sumber: ap/afp/bbc, pengolah: erd



      
      





===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================================


Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT



Yahoo! Groups Links
To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
 To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
 Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.




===8<===========End of original message text===========



-- 
Best regards,
 durahman                            mailto:[EMAIL PROTECTED]

------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/0EHolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

                             
        <http://www.republika.co.id>
              <http://www.republika.co.id/ramadhan>            
     
      Home| Koran| Arsip |       28 Oktober 2004  12:11:04            
     
     
      Koran  » Berita Utama      
     
     
Kamis, 28 Oktober 2004
Dunia Kecam Kekerasan di Thailand
Laporan : ap/afp/bbc/cnn/erd/lan



PATTANI --Temuan forensik Pemerintah Thailand menyebutkan para korban tewas
akibat kesulitan bernapas, di antaranya ada yang patah tulang leher.
Kekerasan di Tak Bai, Provinsi Narathiwat, Thailand, menuai protes dan
kecaman internasional. Di tengah kecaman itu, PM Thailand Thaksin Shinawatra
memperbaiki pernyataannya dengan mengatakan pasukan keamanan telah membuat
kesalahan dalam mengatasi demonstrasi ribuan umat Muslim di selatan Thailand
itu.

Tapi, Thaksin tetap meyakini pernyataannya semula bahwa kematian 84 warga
Muslim itu karena puasa. Senin (26/10), sekitar 2.000-3.000 Muslim di Tak
Bai melakukan aksi demonstrasi di depan kantor polisi setempat. Mereka
memprotes atas penahanan enam rekan mereka yang dituduh menjual senjata
kepada pejuang Muslim di Thailand Selatan. Mereka menuntut keenamnya
dibebaskan.

Petugas keamanan yang terdiri atas polisi dan tentara mencoba membubarkan
para demonstran yang terus berteriak-teriak. Namun, mereka bukannya
membubarkan diri. Malah, jumlah para demonstran bertambah banyak.
Aparat pun kehilangan kesabaran dan mulai menembaki para demonstran dengan
gas air mata, senjata api, dan senjata air. Militer Thailand juga menangkapi
para demonstran dan memasukkannya ke dalam enam truk yang sudah disiapkan
untuk dibawa ke kamp militer Inkayuth Bariharn, Pattani.

Saat diangkut, sebanyak 1.300 tawanan itu ditumpuk-tumpukkan dengan tangan
terikat ke atas. Perjalanan itu sendiri memakan waktu empat sampai lima jam.
Dalam perjalanan, sebanyak 78 Muslim tewas akibat tubuh mereka
ditumpuk-tumpuk. Enam lainnya meninggal pada saat bentrokan dengan aparat.

Temuan forensik Pemerintah Thailand menyebutkan para korban tewas akibat
kesulitan bernapas, di antaranya ada yang patah tulang leher. ''Saya sangat
menyesal atas hilangnya jiwa-jiwa yang seharusnya tidak terjadi. Pasukan
keamanan memang telah membuat kesalahan,'' kata Thaksin, Rabu (27/10).

Thaksin berjanji akan menyelesaikan kasus tersebut dengan membentuk tim
investigasi yang langsung bekerja. ''Ini biasa seperti ini (this is
typical),'' kata Thaksin. ''Ini mengenai tubuh-tubuh (orang) yang dibuat
lemah karena puasa. Tak ada yang melukai mereka,'' sambungnya.

Kekerasan terhadap Muslim Thailand oleh penguasa Thailand ini bukan yang
pertama terjadi. April lalu, militer Thailand menyerbu sebuah masjid di
selatan dan menewaskan 108 orang. Sejak Januari 2004, sedikitnya 400 Muslim
meninggal atas kekerasan yang dilakukan penguasa Thailand.

Di Jakarta, Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinannya atas
meningkatnya ketegangan di Thailand Selatan. Juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Marty Natalegawa, mengatakan Pemerintah Indonesia berharap dan
percaya Pemerintah Thailand akan melakukan investigasi atas peristiwa ini.

''Proses seperti itu sangat penting, karena Indonesia tak ingin melihat
adanya lingkaran kekerasan, atau munculnya masalah baru sebagai akibat
tindakan represif Pemerintah Thailand,'' tegas Marty.

Menurutnya, peristiwa ini mendapat perhatian besar di dalam negeri. Rabu
(27/10) pagi, jelas Marty, Deplu menerima kunjungan anggota Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR. Dalam kesempatan itu, tegas Marty, baik Deplu
maupun FPKS berpendapat bahwa perkembangan di Thailand Selatan tidak bisa
dibiarkan dan harus ada sikap tegas pemerintah.

PP Muhammadiyah mengutuk keras perlakuan aparat Thailand itu. Ketua PP
Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyatakan tragedi pada Ramadhan itu harus
disebutkan sebagai kejahatan kemanusiaan. Muhammadiyah mendesak Thailand
agar menindak keras dan konkret aparat keamanannya yang telah melakukan
pembantaian.

Rasa prihatin juga diungkapkan Pemerintah Amerika Serikat (AS). Juru bicara
Deplu AS, Edgar Vasquez, mengatakan Washington mendesak Bangkok agar
melakukan penyelidikan sepenuhnya atas peristiwa yang menyebabkan tewasnya
umat Muslim itu.

PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, menyatakan pihaknya menawarkan bantuan
untuk meredakan konflik di Thailand Selatan. ''Apabila ada yang kami dapat
bantu, kami akan segera memberikannya. Bila tidak, kami mengharapkan
Pemerintah Thailand dapat segera mengatasi krisis tersebut,'' kata Abdullah.

Kronologi 'Tragedi Ramadhan'
Senin (26/10) pukul 09.00 waktu Thailand
- Sekitar 2.000 Muslim berkumpul di kantor polisi Takbai, Thailand Selatan.
- Mereka memprotes penahanan enam rekan seiman mereka atas tuduhan penjualan
senjata.
- Tentara Thailand mendesak para demonstran untuk membubarkan diri.
- Namun, ratusan demonstran lainnya malah bergabung. Total jadi sekitar
2.500 demonstran.
- Polisi melepaskan gas air mata dan tembakan kepada demonstran.
- Ratusan ditahan dan enam dilaporkan tewas seketika.

Pukul 18.00
- Pejabat pemerintah mengaku 78 warga Muslim tewas di truk tentara setelah
penahanan.
- PM Thaksin menegaskan mereka tewas karena sedang berpuasa.
Sumber: ap/afp/bbc, pengolah: erd



     
     





===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================================



Kirim email ke