Ieu artikel ti Republika.
 
salam
tirta
------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 25 April 2004
Vertigo Pertanda Penyakit Serius?

Laporan : els

Vertigo bukan penyakit. Ia merupakan keluhan, dan bisa jadi merupakan pertanda penyakit serius. Jadi, jangan dianggap remeh. Sudah dua bulan ini, Prameswari merasa tidak pernah fit. Hari demi hari, wanita yang berusia hampir 40 tahun ini, tak henti-hentinya mengeluh pusing. ''Aku kena vertigo,'' keluhnya. Menurut Prameswari, vertigo itu biasanya muncul ketika dia marah, atau memendam rasa sakit hati. ''Kalau aku marah dengan suamiku, pasti aku langsung pusing berkepanjangan. Bumi ini seolah berputar dan terbalik. Tersiksa banget rasanya''.

Prameswari tidak sendirian. Cukup banyak orang, baik pria maupun wanita, yang senasib dengannya. Menurut dokter Troeboes Poerwadi SpS(K), spesialis syaraf dari Rumah Sakit dr Sutomo, Surabaya, vertigo sebenarnya bukan penyakit, tapi keluhan. ''Walau bukan penyakit, vertigo jangan disepelekan,'' katanya.

Troeboes, yang pernah masuk dalam tim dokter mantan Presiden Soeharto, lantas bercerita panjang lebar. Ia bilang, dalam bahasa Jawa, vertigo biasa disebut nggliyeng, atau secara sederhana bisa diartikan pusing. Vertigo, katanya merupakan masalah klinis yang sering membuat penderita harus mendapatkan pertolongan dokter. ''Vertigo selalu datang mendadak, diikuti gejala klinik tidak enak seperti berkeringat banyak, mual, dan muntah,'' lanjutnya.

Istilah vertigo, ungkap Troeboes, berasal dari bahasa Latin yaitu vertere yang artinya memutar. Ketika vertigo datang, sejumlah penderita segera mencari pertolongan ke dokter umum, tapi ada pula yang pergi ke dokter spesialis syaraf. Survei menunjukkan, di tempat-tempat praktik dokter umum, keluhan vertigo disampaikan oleh lima persen dari keseluruhan pasien yang datang. Keluhan serupa juga disampaikan oleh sekitar 10-15 persen pasien yang datang ke tempat praktik dokter spesialis syaraf dan THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Walau ada penderita vertigo yang masih berusia muda, namun keluhan vertigo lebih sering muncul pada orang berusia lanjut.

Pertanda penyakit serius
Walau bukan penyakit, vertigo jangan dianggap remeh. Sebab, kata Troeboes, vertigo bisa jadi merupakan pertanda penyakit serius. Sebut saja misalnya, tumor otak, hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus (kencing manis), jantung, ginjal, atau lainnya. Secara lebih rinci, Troeboes kemudian menjelaskan penyebab keluhan vertigo. Agar lebih gampang diingat, kalangan kedokteran biasa menyebut penyebab vertigo dalam sebuah singkatan yaitu SNOOP (Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik, Otolaringologi, Psikogenik).

Sistemik merupakan gangguan vertigo yang disebabkan oleh penyakit tertentu, semisal diabetes mellitus, hipertensi, jantung, dan sebagainya. Sementara neurologik maksudnya, gangguan vertigo bisa juga disebabkan oleh gangguan syaraf. Selain itu, vertigo juga bisa disebabkan oleh gangguan mata atau berkurangnya daya penglihatan (ophtalmologik), berkurangnya fungsi alat pendengaran (otolaringologi), dan stres atau tekanan emosional (psikogenik).

Lebih jauh, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya ini menjelaskan, keluhan vertigo dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama, penderita merasa dirinya dan lingkungan di sekelilingnya seperti berputar. Dalam keadaan yang berat, penderita tak cuma merasa berputar, tapi juga mual kemudian muntah. ''Datangnya keluhan ini biasanya sangat mendadak''.

Kelompok vertigo yang kedua, biasaya penderita merasa akan pingsan atau hilang kesadaran. Penderita tampak pucat, penglihatan kabur, dan telinga berdengung. Keluhan ini akan menghilang jika penderita berbaring. Kelompok vertigo yang ketiga, ditandai oleh perasaan tidak seimbang yang muncul terutama ketika penderita berjalan atau duduk. Vertigo jenis ini biasanya disebabkan oleh gangguan sistem motorik. Sementara kelompok vertigo yang keempat, ditandai oleh perasaan kepala ringan yang samar-samar.

Troeboes mengungkapkan, tidak ada hubungan langsung antara gaya hidup modern dengan terjadinya vertigo. Namun, katanya, gaya hidup modern bisa menyumbang terjadinya vertigo. Ia memberikan contoh, gaya hidup modern seringkali memaksa seseorang tidur pada dini hari. ''Hal seperti ini bisa merangsang munculnya keluhan nggliyeng atau vertigo''.

Selain itu, gaya hidup modern juga ditandai oleh perubahan pola makan. Celakanya, perubahan itu mengarah pada pola makan yang tidak seimbang. Padahal, pola makan seperti ini berpotensi memunculkan berbagai penyakit seperti jantung, dan diabetes mellitus. Oleh sebagian penderita, kehadiran penyakit-penyakit itu ditandai oleh keluhan vertigo. Mengenai penyembuhan vertigo, Troeboes mengatakan, harus dilihat dulu penyakit apa yang melatarbelakangi, atau penyebabnya. Namun, Anda perlu tahu, ada pula kasus vertigo yang tak diketahui penyebabnya. Jumlahnya mencapai sekitar 30 persen. Cukup banyak, bukan?



Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id



Yahoo! Groups Sponsor

Get unlimited calls to

U.S./Canada



Yahoo! Groups Links

Kirim email ke