Meunang mulung tijalan, lumayan

Have a nice day &
Best Regards
Kang Didi
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Semoga Netters Syiar al-Sofwa senantiasa dalam lindungan Allah Ta'ala

Ambisi Akhirat
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=326 

Dunia dengan berbagai keindahan dan kelezatannya memang sangat menggiurkan
dan menjanjikan, maka tak ayal orang yang lemah pondasi imannya akan
terseret bahkan menjadi budaknya, semuanya demi dunia. Agar dapat lolos dari
jerat ini, maka seorang Muslim hendaklah membekali dirinya dengan keimanan
dan ketakwaan serta memompa dirinya agar memiliki ambisi akhirat yang sangat
tinggi. 

Karena, siapa saja yang ambisinya akhirat, maka ia akan selalu mengingatnya
dalam setiap kondisi di dunia. Anda akan mendapatinya tidak bergembira,
tidak bersedih, tidak ridha, tidak marah dan tidak berusaha, kecuali untuk
akhirat. Ia akan selalu mengingat akhirat dalam mencari rizki, berjual beli,
bekerja,memberi, dan dalam semua urusannya. Siapa saja yang demikian
kondisinya, maka Allah subhanahu wata'ala akan menganugerahinya tiga
kenikmatan yaitu: 

Pertama, Anugerah Persatuan. 

Allah subhanahu wata'ala akan menganugerahinya ketenteraman dan ketenangan,
menghimpun pikirannya, mengurangi kelupaannya, menyatukan keluarga nya,
menambah rasa kasih antara dia dan mereka, memudahkan mereka untuknya,
mempersatukan semua kerabatnya, menghindarkannya dari perpecahan dan
pemutusan hubungan rahim. Dengan begitu, seluruh dunia bersatu untuknya.
Dunia bersatu untuk kepentingannya dan semua apa yang diinginkannya di dalam
berbuat ta'at kepada Allah subhanahu wata'ala. 

Ke dua, Anugerah Kaya Hati. 

Ini merupakan nikmat yang amat besar yang dianugerahkan Allah subhanahu
wata'ala khusus bagi hamba yang dikehendaki-Nya. Allah subhanahu wata'ala
berfirman, "Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik." (QS. An-Nahl:97). 

Ibn Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan keridhaan dan kepuasan hati yang
tidak lain adalah kaya diri dan kepuasannya dengan apa yang dianugerahkan
melalui doa yang sungguh-sungguh. 

Kekayaan bukan segala-galanya, bahkan terkadang ada orang yang dibuat letih
oleh hartanya. Sedangkan orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya,
kita dapati dia selalu ridha, puas diri, bahagia, ceria dan baik jiwanya. Ia
tidak tamak kepada dunia dan bekerja sesuai dengan sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, "Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah di
dalam mencari (rizki)." Yakni, berusahalah dengan usaha yang diterima, yang
dibolehkan di dalam mendapatkan dunia. Janganlah seseorang menjadikannya
sebagai ambisi yang menyibukkan dirinya yakni ia habiskan semua waktunya
untuk dunia. 

Ke tiga, Dunia Datang dan Cinta Kepadanya. 

Dunia ini memang aneh; bila anda kejar, ia akan lari tetapi bila anda
berpaling darinya, ia akan mengejar anda, dan ini sesuatu yang sudah
terbukti. Banyak orang shalih menyebut kondisi mereka dengan dunia, "Kami
sibukkan diri dengan urusan dien, lalu dunia pun menyongsong kami." 

Sebaliknya, siapa saja yang menjadikan dunia sebagai ambisinya dan segala
sesuatu ia jadikan demi dunia; seperti ridha, marah, senang, benci, ceria,
bicara, mencela dan sebagainya, maka orang yang kondisinya demikian akan
diberi hukuman oleh Allah subhanahu wata'ala dengan tiga hukuman yang
disegerakan: 

Pertama, Mencerai-beraikan Persatuannya. 

Ia akan menjadi orang yang hatinya tercerai-berai, pikirannya kacau, banyak
cemas terhadap urusan-urusan dunia, sekalipun hanya sepele. Harta, keluarga
dan tanggungannya membuatnya terpisah, sekalipun mereka berada di hadapan
matanya, sebagai akibat dari mementingkan dunia saja. 

Ke dua, Dilanda Kefakiran. 

Ia tidak pernah merasa puas, sehingga membuatnya selalu berhajat di balik
kesenangan dunia dan perhiasannya. Ini tentu saja membuat nya semakin letih,
sedih dan cemas. Ia boros terhadap kesenangan dunia dan hal yang bersifat
hura-hura, namun amat bakhil di dalam bersedekah dan berbuat kebajikan. 

Ke tiga, Dunia Lari Darinya. 

Ia mencarinya namun dunia menjauhinya. Ia berlari mengejar dan meminum
darinya seperti orang yang menimba air di laut untuk diminum; namun setiap
diminum, ia semakin merasakan haus dan dahaga. 'Utsman bin 'Affan
radhiyallahu 'anhu berkata, "Ambisi dunia adalah kegelapan di hati,
sedangkan ambisi akhirat adalah cahaya di hati." 

Dalam masalah ini, manusia terbagi kepada tiga jenis: 

Pertama, Orang-orang yang dikalahkan oleh ambisi akhirat sehingga mereka
bekerja untuk dunia menurut kacamata akhirat dan menyadari bahwa dunia
hanyalah jembatan yang membawa mereka sampai ke akhirat. 

Ke dua, Orang-orang yang dikalahkan oleh cinta dunia hingga akhirat
terlupakan oleh mereka, dan ambisi dunia telah menyibukkan hati mereka. 

Ke tiga, Orang-orang yang disibukkan oleh dunia dan juga akhirat. Mereka ini
adalah para pencampur-aduk urusan, dan betapa banyaknya manusia tipe seperti
ini di zaman sekarang. Mereka berada dalam posisi yang tidak aman bahkan
dalam bahaya. 

Kriteria Orang yang Memiliki Ambisi Akhirat 



  a.. Memiliki Rasa Takut dan Sedih. 
  Sekalipun mereka berharap akan rahmat Allah subhanahu wata'ala dan ta'at
kepada-Nya, hanya saja mereka tidak terpaku pada hal itu saja. Mereka
dilanda kesedihan atas segala hal yang telah disia-siakan dan menyesali dosa
yang dilakukan sekalipun hanya sepele. Mereka selalu dalam kondisi sadar dan
ingat. Mereka bersedih atas kezhaliman, kekerasan, keterlantaran,
keterhinaan dan semua kondisi yang dialami kaum muslimin. Dan yang paling
mereka takutkan adalah buruknya akhir hidup (Su`ul Khatimah). 

  Sufyan ats-Tsaury berkata, "Aku takut kalau tercatat di Lauh al-Mahfuzh
sebagai orang yang sengsara, aku takut terampas iman ketika akan mati." 

  Kesedihan itu membawa mereka untuk kembali kepada Allah subhanahu wata'ala
dan menyucikan diri dari segala dosa. Mereka selalu sedih bila melakukan
suatu perbuatan dosa hingga dapat melakukan suatu kebaikan yang
menghapusnya. Namun orang yang gandrung dengan dunia, semua
kesedihan-kesedihan dan ambisinya hanyalah demi dunia. 

  b.. Terus Beramal untuk Akhirat.
  Kesedihan mereka karena ambisi akhirat, rasa takut dan ingat mati tidak
pernah menahan tangis di rumah-rumah mereka atas diri mereka. Rasa takut
mendorong mereka untuk menambah frekuensi amal shalih. Sedangkan orang yang
merasa aman, tergoda dan terpedaya dengan amalannya, dikuasai oleh sifat
malas dan berandai-andai serta kurang memiliki sifat wara' karena mengandal
kan perma'afan Rabb-nya semata. 

  c.. Tersentuh dengan Pemandangan Kematian dan Selalu Mengingatnya. 
  Kondisi ini menyebabkan hati mereka hidup sebab mereka mengaitkan semua
apa yang mereka lihat di dunia dengan akhirat. Hal yang paling menyentuh
hati mereka adalah pemandangan kematian dan saat-saat sekarat. 

  Lain halnya dengan orang-orang yang ambisinya hanya dunia dan hati mereka
sudah keras, mereka tidak mau mendengar kematian disebut bahkan merasa
terganggu karena mengira dapat lolos dari kematian. Al-Qur'an menolak
anggapan orang yang berpikiran seperti ini,(baca: QS. Al-Jumu'ah:8).
Faktor-Faktor yang Menghalangi Perhatian terhadap Akhirat 
  a.. Mengejar Dunia dan Antusias Terhadapnya. 
  Tidak dapat diragukan lagi bahwa sibuk dengan urusan dunia merupakan
faktor paling besar yang dapat menyebabkan lemahnya persiapan untuk
melakukan amalan setelah mati. Yang dicela dari hal ini bilamana
kesibukan-kesibukan duniawi itu semata-mata menjadi tujuan; dicinta dan
dipatuhi selain Allah subhanahu wata'ala. 

  b.. Tidak Mau Mengingat Kematian dan Dahsyatnya Kiamat. 
  Tidak pernah terlintas sedikit pun di pikiran orang-orang yang gandrung
dengan dunia ini pemandangan akhirat, mengingat mati dan setelahnya. Hal ini
membuat mereka menyia-nyiakan waktu dan umur. 

  c.. Terpedaya dengan Kesehatan Jasmani. 
  Di antara orang-orang yang gandrung dengan dunia ada yang terpedaya dengan
kesehatan jasmani dan masa mudanya. Mereka tidak menyadari bahwa kesehatan
itu hanya pinjaman dan barangkali pinjaman itu harus dikembalikan, sementara
ruh masih berada di dalam jasad. Bila yang terpedaya dengan kesehatannya ini
adalah orang yang memiliki jabatan dan kekayaan, tentu ia akan bertambah
lupa terhadap akhirat dan lalai untuk meraih perbekalannya. 
Sumber: "Takwîn Hamm al-Akhirah" karya Asma` binti Râsyid ar-Ruwaisyid. (Abu
al-Hârits) 

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran adalah
kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah
dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum
mengetahuinya. 
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Aamiin

Waassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
---------------------------------------------------------------------
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 
Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. 
e-mail: info @alsofwah.or.id 
website: www.alsofwah.or.id 
Rekening Donasi : Bank Muamalat Indonesia - Cabang Fatmawati 
No.Rek. 304. 001.8515 
an. SIWAKZ - Yayasan Al-Sofwa (isi berita : Website)
Artikel yang dimuat di situs ini boleh di copy & diperbanyak dengan syarat
mencantumkan sumber: alsofwah.or.id serta tidak untuk komersil. 
"Bersama Al-Sofwah Menapak Jalan Dakwah Salafusshalih"


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke