naha ieu warta nu iraha kang Kumi...????
pan mantri perindustrian nu ayeuna mah Gan Soegiharto jeung deuih
walikota Bogor pan geus ganti lin ku Gan Diani...???!!! jadi binun
euy...!!! heheh.

Cag...ah, punten. nuhun.

"kujangs"


On 7/18/05, kumincir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Baraya, nyambung caritaan Kang Dedi basa di Redaksi Cupumanik, salah sahiji
> nu dimaksud teh meureun ieu... Nyanggakeun artikel ti PR dinten ieu. Punten
> teu di-Inggris-keun, ceuk Jang Kemod tea mah...
>  
>  jk
>  
>  Pantai Selatan Jawa Barat Menjanjikan
>  (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0104/08/0107.htm)
>  
>  BOGOR, (PR).-
>  Diresmikannya Holding Ground Ikan Hias di area Terminal Agrobisnis (TA)
> Rancamaya Desa Rancamaya Kecamatan Bogor Selatan, Rabu (7/1), merupakan
> suatu prestasi tersendiri bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pasalnya,
> holding ground tersebut adalah satu-satunya yang ada di Indonesia.
>  
>  Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Rini M.S.
> Soewandi, dalam sambutannya di depan hadirin, saat peresmian holding ground
> tersebut. "Ini tentunya sejalan dengan tekad pemerintah Jabar, yaitu
> akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat, guna pencapaian visi Jabar
> 2010, sebagai provinsi termaju dan mitra terdepan ibu kota negara, yang
> dalam aplikasinya mengedepankan agrobisnis sebagai tulang punggung
> perekonomian Jabar," ulas Rini.
>  
>  Dijelaskan Rini, potensi sumber daya ikan hias Indonesia sangat berlimpah,
> dan memiliki peluang pasar yang besar, baik di dalam maupun luar negeri.
> "Pada tahun 2002 lalu saja, ekspor ikan hias Indonesia mencapai 20 juta
> dolar AS, dengan tujuan lebih dari 52 negara. AS, Uni Eropa, dan Jepang,
> adalah di antara negara-negara yang menjadi pengimpor terbesar ikan hias
> asal Indonesia," papar Rini.
>  
>  Sebagai bahan perbandingan, data dari Stasiun Karantina Bandara
> Soekarno-Hatta, Bali, Sumsel, Sumut, Sumbar, dan Lampung, jumlah ikan hias
> yang diekspor tahun 2003 mencapai 120 juta ekor. "Bila diasumsikan satu ekor
> ikan hias dihargai satu dolar AS, nilai ekspor ikan hias kita mencapai 120
> juta dolar AS. Bukan nilai yang kecil untuk suatu ekspor," ujarnya.
>  
>  Kenaikan nilai ekspor tersebut, tambah Rini, tidak lepas dari peran aktif
> Pemerintah Provinsi Jabar, yang secara konsisten membina dan memfasilitasi
> para stake holder bidang perikanan Jabar, untuk mengembangkan perdagangan
> ikan hias.
>  
>  Ironisnya, pangsa ekspor Indonesia di pasar Eropa belum menggembirakan
> dibandingkan negara pengekpor lainnya. Menurut data dari Organization
> Fishery International (OFI), Singapura masih menguasai pasar Eropa dengan
> pangsa pasar mencapai 25 persen, sedangkan negara lain, termasuk Indonesia
> hanya 10 persen. Sementara itu, untuk pasar AS, Indonesia baru bisa
> menguasai 6 persennya.
>  
>  Lebih menyayat hati lagi, ternyata hampir seluruh ikan hias yang diekspor
> Singapura berasal dari Indonesia. "Jadi, dapat dipastikan bahwa impor ikan
> hias Singapura adalah reekspor dari Indonesia," ujarnya. Untuk itu, potensi
> ikan hias itu harus dikembangkan terus.
>  
>  Ada empat hal utama untuk mencapai akselerasi perkembangan ikan hias. Di
> antaranya ialah pengembangan sistem informasi pasar yang aktual dan faktual
> sehingga proses aksesibilitas terhadap pasar yang ada dapat berlangsung.
> Kedua, ialah konsolidasi produsen melalui koperasi perikanan. Ketiga, adanya
> kepastian harga jual yang diprakarsai para asosiasi. Keempat, komitmen untuk
> menjaga kualitas yang dihasilkan. "Semuanya itu dapat difasilitasi langsung
> melalui holding ground ini. Ini bisa menjadi contoh provinsi lain".
>  
>  Pantai selatan
>  
>  Menurut Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, sektor agrobisnis ikan hias
> merupakan salah satu pilar utama penyokong pertumbuhan perekonomian. Oleh
> karena itu, operasionalisasi gedung holding ground ikan hias, menjadi
> tonggak penting dalam pengembangan sektor agrobisnis ikan hias di Jawa Barat
> khususnya dan di Indonesia umumnya.
>  
>  Gedung yang berukuran 800 meter persegi dan dibangun di atas lahan seluas
> sembilan hektare, dilengkapi dengan ruangan karantina kedatangan dan
> keberangkatan, ruang galeri (pusat bisnis), ruang kantor, ruang
> laboratorium, dan ruangan pendukung lainnya. Ruangan holding ground sendiri
> mampu menampung 1.500 akuarium berukuran sedang.
>  
>  "Gedung ini dibangun berdasarkan kebutuhan dan potensi masyarakat pelaku
> usaha ikan hias, yang mayoritas pengusaha kecil dan lokasinya tersebar. Itu
> menyebabkan kesulitan untuk melakukan konsolidasi produk, baik untuk
> memenuhi permintaan pasar maupun penetrasi pasar, terutama pasar luar
> negeri," jelas Danny.
>  
>  Tidak adanya holding ground di Indonesia itulah, papar Danny, yang
> dimanfaatkan oleh Singapura, yang memiliki holding ground ikan hias terbesar
> di Asia. "Oleh karena itu, dengan adanya fasilitas ini, petani ikan hias di
> Jawa Barat dapat lebih kompetitif memasuki pasar global".
>  
>  Danny mengungkapkan bahwa Jabar merupakan produsen ikan hias terbesar di
> Indonesia. "Dari total ekspor ikan hias nasional, 75 persen di antaranya
> berasal dari Jawa Barat, khususnya dari Bogor, Cianjur, Sukabumi, dan
> Purwakarta," ujarnya. Tahun 2002, ekspor komoditas perikanan dari Jabar
> mencapai 13 juta dolar AS. Angka ini turun jika dibandingkan nilai ekspor
> tahun 2001 yang mencapai 25 juta dolar AS. "Penurunan ini karena penerapan
> peraturan bioterorism oleh Amerika Serikat," ujarnya.
>  
>  Berdasar data Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Oceanologi
> Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, laut selatan Jawa Barat selain memiliki
> potensi tinggi untuk ikan konsumsi, juga memiliki populasi ikan hias yang
> sangat potensial. "Pantai selatan, dengan luas karang sekira 4,175 juta
> meter persegi, memiliki populasi ikan hias 1.280 ekor per 100 meter persegi.
> Ini adalah potensi yang belum tergali secara optimal mengingat jumlah impor
> ikan hias Indonesia, lebih dari 90 persen merupakan ikan hias air tawar,"
> kata Danny.
>  
>  Sementara itu, Ketua Koperasi Perikanan Kota Bogor (KPKB) Ny. Peni Syanti
> menuturkan bahwa keberadaan Holding Ground Ikan Hias ini sudah sejak lama
> dinantikan oleh para reiser dan juga para pelaku usaha di sektor ini.
> "Nantinya Kota Bogor akan menjadi pusat pemasaran ikan hias dari Jabar,
> bahkan mungkin dari seluruh Indonesia, untuk memenuhi permintaan pasar
> dunia," ucapnya optimistis.
>  
>  Usai melakukan pengguntingan pita tanda peresmian, rombongan berkeliling
> area, di antaranya ke sejumlah jongko yang menjual buah-buahan produk Bogor,
> seperti durian Rancamaya, aneka olahan talas Bogor, dan lain-lain. Rini
> Suwandi, ditemani Danny Setiawan, Nuriana (mantan Gubernur Jabar) dan Iswara
> Natanegara (Wali Kota Bogor) sempat mencicipi beberapa kali durian khas
> Rancamaya yang terkenal lezat. (A-128)*** 
> 
>  Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
>  
> 
>  
>  
>  ________________________________
>  YAHOO! GROUPS LINKS 
>  
>  
>  Visit your group "urangsunda" on the web.
>   
>  To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>   
>  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 
>  
>  ________________________________
>


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke