Hapunten kanu tos pernah nampi ieu serelek.

Have a nice day &
Best Regards
Kang Didi

Tayangan Setan, Lawan dengan Akal dan Iman
#http://swaramuslim.net/HIKAYAT/more.php?id=1281_0_14_0_M

Tayangan Mistik Sangat Menghawatirkan 

Belum ada 'kekuatan yang mampu menghentikan tayangan mistik di televisi 
kita. Protes atau himbauan dari berbagai kalangan masyarakat masih kalah 
dari kekuatan uang. Sebagai pemlrsa, mungkin kita hanya bisa mengandalkan 
akal sehat dan iman tegar agar terhindar dari tayang setan itu.

Adegan dalam acara itu dimulai dengan tampilnya empat pria memakai gamis 
dan sorban putih melilit di kepala, ditambah untaian tasbih mengalung di 
leher mereka. Dari penampilan dan sebutan 'ustaz', pria-pria itu ingin 
membahasakan diri sebagai "kiyai", sebuah predikat keulamaan dalam 
masyarakat kita. Keempat pria itu menamakan kolompoknya sebagi 
"Pemburu Hantu". Adegan berikutnya menunjukkan sebuah rumah yang 
diyakini oleh pemiliknya dihuni oleh makhluk gaib. Makhluk ini sering 
mengganggu pada waktu-waktu tertentu.

Adegan selanjutnya, menunjukkan keempat pria ini dengan gerakan-gerakan 
mirip jurus-jurus silat menghalau si makhluk gaib itu ke dalam sebuah botol.

Selanjutnya, makhluk yang sudah "tertangkap" itu kembali "dimasukkan" ke 
dalam tubuh seseorang. Mereka kemudian berdialog. Dari dialog itu 
terungkap, nama dan sebab mengapa makhluk itu ada di rumah tadi. Untuk 
"meyakinkan" pemirsa, seseorang dengan mata tertutup mencoba rnelukis 
raut wajah si makhluk. Sejak awal adegan itu berlangsung, muncul tulisan 
pada bagian bawah layar televisi : "Bukan Rekayasa". Acara misteri alam 
gaib yang bertitel 'Pemburu Hantu' di sebuah stasiun tv swasta ini benar-
benar menyeramkan.

Pada stasiun tv lain, acara dengan dimensi yang sama menampilkan 
Mohammad Leo Lumanto yang bertanya pada si bintang tamu, Barata, "Anda 
sudah pernah menyentuh makhluk gaib?" Barata menggeleng. "Anda mau 
kalau saya arahkan untuk memegang?" pinta Leo. Setelah sejenak 
menimbang-nimbang, Barata pun bersedia, "Oke."

Leo menunjuk ke suatu tempat di taman pinggir sungai. la "berdoa" sejenak, 
lalu meminta kamera diarahkan ke tempat yang ditunjuk. "Tapi, tolong 
lampunya kecil saja," kata Leo, sembari mulutnya komat-kamit. Dengan 
arahan Leo, Barata pun "menyentuh" makhluk halus. Barata mengaku 
menyentuh sesuatu yang sangat lembut. "Seperti permukaan balon yang 
sangat tipis, ada lekukannya," tuturnya, lirih. "Yang Anda pegang itu
lututnya 
genderuwo. Lututnya saja hampir setinggi kita, apalagi tingginya. Itulah 
adegan dalam acara Percaya Nggak Percaya (PNP yang ditayangakan di 
Antv. "Tak ada rekayasa, semuanya berjalan apa adanya." kata Leo, 
narasumber tetap acara ini

Anda percaya dengan adegan "bukan rekayasa" di atas? Untuk menjawabnya 
tentu kita harus menggunakan akal dan (juga) iman kita, Tapi, itulah di
media 
tv kita. Makhluk gaib yang oleh sebagian masyarakat ditakuti keberadaannya 
itu kini justru menjadi tontonan di sejumlah stasiun tv. Bermula dari
"Kisah-
kisah Misteri (Kismis)? di RCTI lalu ada "0, Seraam!", "STV: Dunia Alam", 
dan "PNP" di Antv, disusul "Dunia Lain" di TransTV, dan ?Antara Dua Alam? 
serta "Tumis Ma'jum" di SCTV. Kemudian berturut-turut hadir Nang Nak" 
dan "Misteri Kisah Nyata? di Lativi serta "Sundel Bolong" dan "Telemisteri :

Wanita Sekutu Iblis" di TPI. Adapun Indosiar punya sinetron berseri dengan 
tajuk Misteri Gunung Merapi dan Dendam Nyi Pelet.

Sinetron bertemakan hantu mulai ditayangkan RCTI pada 1995, ketika 
meluncurkan seri Si Manis Ancol (SMJA), Sukses SMJA, Desember 2001 
RCTI mencoba keluar serial dari format serial dalam mengemas dunia hantu 
dengan menayangkan program ?Kismis" dengan model Caroline Zacharie 
sebagai presenter. Acara ini dikemas dari cerita saksi seolah fakta dibubuhi

efek dramatisasi yang melahirkan suasana seram. SCTV tak mau kalah 
meluncurkan "Ratu Misteri Malam Jumat? (disingkat "Tumis Ma'jum"} dan 
sinetron antara Dua Alam.

Mengikuti arus tayangan setan itu, tv-tv swasta lainnya juga mulai marak 
menggarap dengan nuansa dan dimensi yang lebih apik. Meski demikian, 
seperti pandangan sineas Garin Nugroho, kreativitas tayangan horor di tv 
tidak beranjak dari hantu Jalanan , dan bergeser sedikit ke ilmu
pengetahuan. 
"Pengetahuan pun hanya seperti Borobudur yang ditinjau mistis," katanya 
seperti yang dikutip sebuah mingguan nasional tahun lalu.

Sebenarnya, mudah sekali kita pahami dari acara-acara bertemakan setan 
atau hantu tersebut, Format acara itu sangat sulit menghindari trik kamera. 
Rekayasa visual itu diperlukan untuk memberikan sentuhan dramatis. Karena, 
tentu saja para kru acara tersebut tidak mungkin melakukan klarifikasi ke
jin, 
hantu, atau setan yang dijadikan "narasumber'1 acara itu.
Berbagai Protes

Terlepas dari seberapa canggihnya teknologi dan trik kamera sehingga 
tayangan itu begitu menyeramkan. tayangan-tayangan mistis itu sebenarnya 
sudah meresahkan. Keresahan ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak satu 
tahun lalu, ketika masyarakat banyak yang menyampaikan protes. Alih-alih 
protes itu ditang-gapi, stasiun tv justru menaikkan jumlah tayangannya. 
Kecuali TVRI, Metro TV dan Global TV, dipastikan stasiun tv lainnya 
memiliki tayangan mistik ini, tentu dengan nama dan kemasan yang berbeda.

Keresahan masyarakat makin menjadi-jadi. Merasa tak ada "kekuatan" yang 
mampu menghentikan tayangan-tayangan ini, masyarakat akhirnya memilih 
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai tempat pengaduan. Akhir Maret lalu, 
MUI telah melayangkan surat kepada pengelola televisi yang ada agar 
menghentikan tayangan-tayangan yang bisa mengakibatkan kemusyrikan itu. 
Dari hasil pengamatan MUI, kisah-kisah misteri itu bisa merusak moral 
masyarakat. "Bisa membuat orang menjadi musyrik karena percaya pada 
benda atau orang yang bisa memberi manfaat kepada dirinya," jelas Ketua 
MUI KH. Umar Shihab.

Tidak hanya MUI yang risau, kalangan pendidik pun demikian. Pengamat 
pendidikan Dr. Arief Rachman Hakim, seperti yang dikutip Republika pada 
awal April lalu mengatakan, acara misteri di tv sama sekali tidak 
mengandung unsur pendidikan dan cenderung membodohi masyarakat. 
Acara-acara itu, menurut Arief, membuat masyarakat terbiasa dengan hal-
hal mistis, klenik dan tahayul, karena itu sangat berbahaya jika diteruskan.

Komnas Anak, yang diketuai oleh Seto Mulyadi, pernah melakukan kajian 
soal dampak dari tayangan jenis ini. Hasilnya, menurut lem-baga itu, anak-
anak yang menggemari tayangan misteri umumnya memiliki masalah mental.

Bahkan Imam Prasodjo, pengamat sosial dari Ul pernah mengatakan, 
tayangan ini bisa mengakibatkan masyarakat rnenjadi terbiasa dengan hal-
hal yang tidak produktif dan irasional. Tayangan ini juga menyuburkan 
perklenikan dan perjudian

Agustus tahun lalu, Afdal Makuraga dari Media Watch pernah menegaskan, 
apa pun alasannya, tayangan yang ber-tema alam gaib tetap harus dianggap 
sebagai bagian pembodohan publik. Afdal menilai, sama sekali tidak ada 
aspek pembelajaran yang bisa dipetik dari tayangan sernacam itu. Akan 
tetapi, malah membuat masyarakat berpikir instan untuk mencapai hasil 
tanpa mau bekerja keras. "Dalam situasi transisi, jangan terlalu berharap 
pada kearifan masyarakat untuk memberi nilai siaran seperti itu. Masyarakat 
yang sedang gamang, lalu dijejali pikiran menyesatkan bukannya makin arif, 
tetapi justru makin tidak beradab," ujarnya.

Menurut Afdal, pihaknya sudah beberapa kali memberikan masukan dan 
peringatan kepada para pengelola TV akan terjadinya bahaya kemerosotan 
daya nalar masyarakat akibat tayangan alam gaib. "Namun, para pemilik TV 
tetap acuh tak acuh," katanya. Afdal menilai, semua itu karena pengelola 
stasiun televisi sudah terjerat arus kapitalisme dan paham mate-rialistis. 
Ide-ide mencerdaskan bangsa yang dulu melatarbelakangi pendirian stasiun 
televisi jadi terlanggar oleh dorongan meraup keuntungan.

"Stasiun TV malah cenderung mengeksploitasi kebodohan rakyat, tanpa 
berupaya mengimbanginya dengan tayangan yang membangun budaya 
berpikir logis. Kalau acara yang membodohkan terus diulang, maka tingkat 
kebodohan masyarakat akan berlipat ganda,? katanya.


Media Islam?

Sebenarnya, tayangan yang merusak itu bukan hanya monopoli televusi. 
Media cetak, bahkan yang mengusung nama dan label Islam-pun 
menampilkan cerita-cerita rnistik berbau syirik sebagai sajian utama. Saat 
ini setidaknya ada lima media (majalah berukuran kecil) yang "menjual" tema 
ini walau mereka membungkusnya dengan sajian dakwah Islamiyah.

Media seperti ini sungguh digandrungi masyarakat, khususnya umat Islam. 
Konon, oplah majalah-majalah jenis itu sudah menyentuh tiras 1 juta 
eksemplar setiap kali terbit. Luar biasa.

Sebagai contoh, salah satu dari majalah-majalah ini pernah menurunkan 
artikel berjudul : Kubur Meledak" Janazah Terpental Keluar Karena 
Terlantarkah Anak Yatim. Riwayat ini sangat eksploitatif. Dikisahkan, 
peristiwa ini terjadi tahun,1950 di sebelah barat Tangerang,Banten. Seorang 
kaya raya bernama Salim, selama hidupnya berperilaku zalim, kikir, dan 
sering menganiaya keponakannya yang yatim. Setelah Salim wafat tradisi 
orang Betawi, keluarga ini membayar orang untuk tahlil dan membaca Quran 
selama tujuh hari tujuh malam di atas kuburnya. Pada hari ketujuh, janazah 
Salim meledak dan terlontar dari dalam tanah ke permukaan, mengeluarkan 
asap, juga bau busuk. Semua orang tunggang langgang melarikan diri. 
Sejumlah orang diwawancarai majalah ini, dan mengaku sebagai saksi 
peristiwa gaib itu. Semua ini jelas-jelas omong-kosong dan hanya 
mengaduk-ngaduk minat keranjingan masyarakat akan klenik dan dunia 
mistik

Sebagai orang yang mengimani Al Quran, perlu kiranya menyimak pesan-
pesan Kitab Suci itu, bahwa masalah gaib itu hanyalah menjadi wilayah Allah.

Rasulullah saja mengaku tidak memiliki otoritas menerangkannya kecuali 
hal-hal (gaib) yang sudah diWahyukan Allah dan kemudian menjadi teks Al 
Quran

"Katakanlah: "Aku tidak menyatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan 
Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak 
mengatakan kepadamu bahwa, aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti, 
kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang 
yang buta dengan orang yang melihat?"Maka apakah kamu tidak memikirkan 
(nya)?". (Al An?aam : 50)

"...Dan pada sisi-sisi Allah-ahl, kunci-kunci semua yang gaib; Tak ada yang 
mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan 
di lautan, dan tiada seheiai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahui 
dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang

basah atau yang kenng, melainkan tertulis, dalam kitab yang nyata 
(LauhMahfuz)?. (Al An'aam : 59).

Amanahonline

-----------------------
Tayangan Mistik Sangat Menghawatirkan 

Media massa, terutama media elektronik tampak berlomba menyajikan 
tayangan mistik. Hampir di seluruh stasiun televisi menayangkan mistik. 

Bila hal ini dibiarkan, jelas akan me-nuntun masyarakat kepada kepercayaan 
takhayul yang sangat bertentangan dengan agama. Tayangan mistik, 
disajikan dengan kemasan yang sangat menarik, tak heran tayangan mistik 
banyak digemari masya-rakat berbagai kalangan, dari mulai kalangan anak-
anak, ABG, orang dewasa sampai orang tua. Tayangan mistik yang bisa 
dinikmati oleh seluruh kalangan, seperti Tuyul dan Mbak Yul, atau Jinnie Oh 
Jinnie, serta Jin dan Jun. 

Mistik, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun WJS Poerwa-
darminta, semakna dengan Tasawuf atau Suluk,yang diartikan, ?Jalan ke 
arah kesem-purnaan batin.? 

Namun dalam bahasa Inggris, ?Mistake?, diartikan ?kesalahan atau 
kekeliruan? Bila digabungkan arti mistik dalam bahasa Indonesia dengan arti 
mistake dalam bahasa Inggris, artinya bisa sama dengan tahayul, yaitu 
kalimat yang diambil dari bahasa Arab, Takhayyul, yang diartikan dalam 
Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ?Hanya khayal belaka, sesuatu yang 
hanya diangan-angan saja sebenarnya tidak ada?, seperti kepercayaan 
kepada dewa-dewa, hantu-hantu. 

Atau ?kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada, sebenarnya tidak ada, 
atau sesuatu yang dianggap sakti, sebenarnya tidak?. Arti ini mungkin lebih 
tepat, sebab memang tujuan penayangan mistik menjurus pada takhayul. 

Bila kita perhatikan tayangan mistik di media televisi, kita patut khawatir,

karena masyarakat Indonesia yang mayoritas ummat Islam, sepertinya 
digiring kepada kepercayaan yang menyesatkan. Dan yang lebih 
mengkhawatirkan lagi, tayangan mistik ini justru disiarkan Televisi Pen-
didikan Indonesia (TPI) yang seharusnya mendidik masyarakat dengan 
tayangan yang baik dan benar. 

Tayangan mistik di TPI sangat luar biasa, porsinya lebih banyak. Bisa
dilihat 
dari jadwal acaranya,hampir tiap hari TPI menampilkan tayangan mistik dan 
waktunya pun dimulai siang hari pukul 13.00, ditayangkan ?Siang Mencekam, 
Tumbal Darah Perempuan.? 

Tayangan tersebut dilanjutkan lagi pukul 14.00 sore harinya disambung 
dengan ?Tuyul dan Mbak Yul? pukul 18.30, lalu ?Gentayangan, Uka-uka? 
yang ditayangkan pukul 21.00 yang kemudian dilanjutkan lagi pukul 21.32, 
karena terpotong dengan ?Lintas Persitiwa? itu semua ditayangkan setiap 
hari Selasa, hari Rabu ditayangkan ?Tali Pocong? hari Sabtu ?Kolor Ijo?. 
Sementara hari Seninnya, ditayangkan ?Boneka Dajjal?. Sebelumnya TPI juga 
menayangkan ?Jin dan Jun.? 

Di RCTI ada tayangan ?Silet? pada siang hari (11.30), setiap hari Selasa, 
yang men-ceritakan perjalanan ke tempat-tempat ?angker?, dan kadang-
kadang dipandu oleh paranormal. Lalu pada malam harinya ditayangkan, Jaka 
Tingkir, Jaka Tarub, Jaka Umbaran, Angling Darma, dan Jelangkung, 
semuanya berbentuk sinetron. 

Di Indosiar ada tayangan Nyi Roro Kidul dan Dendam Nyi Pelet, di Trans TV 
ada tayangan Ekspedisi Alam Gaib (misteri) pada siang hari (12.30), 
dilanjutkan tayangan yang sama pukul 22.00 Ekspedisi Alam Gaib (misteri), 
judul yang sama ini juga ditayangkan pula d TV 7 siang hari (12.30), dan 
Dunia Lain. 

Di SCTV ditayangkan ?Gala Misteri? dan sinetron Di Sini Ada Syetan, yang 
tampaknya tayangan ini diperuntukkan bagi ABG. Di ANTV ada tayangan 
?Pesugihan?, dan ?Percaya nggak Percaya?. 

Semua tayangan mistik itu menjurus pada takhayul. Apalagi yang berjudul 
Ekspedisi Alam Gaib, nuansa takhayulnya sangat kental, dan tidak ada upaya 
yang memberi petunjuk bahwa tayangan tersebut tidak benar, hanya 
khayalan, dan tidak perlu dipercaya. Malah sebaliknya, pemirsa diyakinkan 
bahwa adegan-adegan yang terjadi dalam ?Pengalaman Ghaib? itu bukan 
rekayasa. 

Di Lativi bahkan ditayangkan acara mistik siang hari 12.30 dengan judul 
yang cukup serem, ?Tim Pemburu Hantu.? 

Krunya terdiri atas tiga orang, ber-pakaian putih-putih bersorban seperti 
pakaian yang layaknya dikenakan kiai dalam film. Dari ketiga Pemburu Hantu 
itu ada yang melengkapi pakaiannya dengan tasbeh yang cukup besar di 
lehernya, seperti yang biasa dikenakan para biksu di kuil. 

Bila diperhatikan, modus operandi Si Pemburu Hantu itu persis seperti 
kegiatan ?mengusir roh Jahat? dalam film Kung Fu Cina, atau film vampir. 
Hanya dalam ?menangkap roh jahat? dalam film Cina menggunakan tempat 
khusus, semacam gentong, dan mantera penangkalnya ditulis dengan huruf 
Cina pada kain atau kertas berwarna kuning dengan tinta hitam yang 
diikatkan pada tutup gentong setelah roh jahat itu masuk ke dalam gentong. 

Namun bila mantera itu lepas, roh jahat pun bisa keluar. Roh jahat perlu 
ditangkap, karena selalu mengganggu ketentraman hidup manusia. 
Demikianlah bentuk takhayul Cina. Kita tidak usil kepada mereka, karena 
itulah kepercayaan mereka, kepercayaan penganut agama non-muslim. 

Sebelum tayangan mistik marak di televisi, banyak majalah yang khusus 
menampilkan berita tentang mistik. Sebut saja di antaranya Majalah Mistik, 
Mantera, Misteri, Zona Misteri (ZoM), Wahana Mistis (MW), Tabloid Dunia 
Gaib, tabloid Posmo, tabloid Aneka Misteri, dan tabloid Fenomena Mistik. 
Sedangkan koran yang rajin memuat berita takhayul di antaranya Buana 
Minggu, Pos Kota, dan Galamedia yang dimuat dalam kolom Kisah (setiap 
hari), dan Kisah Misteri di Galamedia Minggu. 

Berita-berita mistik, mampu mendongkrak oplah. Majalah Misteri, misalnya, 
sejak terbitnya tahun 1979, hingga saat ini oplahnya telah mencapai 120.000 
eksemplar. Seperti diakui Wakil Pemimpin Redaksinya, LS Ahmad, 
majalahnya berisi investigasi supranatural dan dianggap sebagai pelopor 
media mistik. 

Media mistik memang banyak digemari. Majalah yang terbitnya belum lama 
saja, misalnya Mantera, terbit tahun 2001, oplahnya telah mencapai 12.000, 
lalu majalah Wahana Mistis yang terbit bulan Juli 2000 oplahnya 50.000 eks, 
tabloid Aneka Misteri yang juga terbit pada tahun 2001, oplahnya 60.000 eks.


Yang sangat fantastik dalam segi oplah adalah Tabloid Posmo, seperti diakui 
Pemimpin Redaksinya, Zubairi Indro bahwa tabloidnya yang terbit sejak 
1999, oplahnya 250.000 eks. Bahkan pada tahun 2000 oplahnya menembus 
angka 400.000 eksemplar. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran tabloid 
bermoto ?Metafisika dan Pengobatan Alternatif? ini, kata Zubairi, bisa 
diterima. 

Sementara tabloid Dunia Gaib pimpinan Imung Pujarnako adalah tabloid 
?Supranatural Terpopuler?. Terbit karena termotivasi dari kesuksesan 
Kismis (Kisah Misteri), Misteri Gunung Merapi dan acara-acara klenik di 
audio visual yang ratingya termasuk tinggi. Dunia Gaib mengakui telah 
mengekor bisnis yang acuannya ke media elektronik bukan ke media cetak. 
Seperti X-File, Kismis dan Twilight Zone. 

Di samping itu, untuk menarik para pembaca, media mistik pun tidak segan-
segan membumbui dengan gambar-gambar porno. Seperti yang pernah 
ditampilkan tabloid Fenomena Mistik, dalam sampul dengan tabloid yang 
bermoto ?Kisah nyata dan solusi?, itu menampilkan foro wanita cantik yang 
nyaris tak berbusana. 

Tayangan atau pemberitaan mistik, sebenarnya mendapat sorotan dari 
Dewan Pers. Namun tampaknya Dewan Pers tidak bisa berbuat banyak. 
Bahkan tidak pernah membahasnya, seperti diakui salah seorang Ketua 
Dewan Pers, Atmakusumah Astraatmadja. Walau secara pribadi ia mengaku 
tidak mempercayai takhayul, karena takhayul jelas bermasalah, namun ia 
mengakui bahwa mistik-mistik itu hanya menanggapi realitas kepercayaan di 
masyarakat yang mungkin sudah terjadi sejak puluhan, bahkan ratusan tahun 
di Indonesia. Dulu, kata dia, terbitan masalah mistik sangat terbatas,
bahkan 
medianya tidak begitu dikenal. Tetapi sekarang, masalah mistik atau 
perdukunan malah marak di televisi. 

?Saya pribadi tidak mempunyai keper-cayaan dalam mistik dan takhayul 
katanya kepada ?. Katanya kepada Jurnal Media Watch Habibie Center 
beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, mistik atau takhayul bukanlah karya jurnalistik. Bila suatu 
tulisan atau feature menunjukkan keyaki-nan si penulisnya terhadap 
peristiwa-peristiwa yang tidak nyata, itu jelas bukan karya jusnalistik, dan

juga bukan bagian dari pers. Kecuali hanya berita saja. Misal-nya, suatu 
kelompok masyarakat tertentu yang mempercayai keajaiban takhayul atau 
mistik, itu masih disebut karya jurnalistik, asal arahnya hanya pemberitaan 
saja. Artinya wartawan yang menulisnya tidak memberi kesan percaya pada 
cerita itu. Pers yang baik dan profesional, bila men-ceritakan hal-hal
mistik 
atau takhayul, biasanya ditandai dengan skeptisisme atau tanda tanya besar. 

Cerita takhayul jelas bermasalah, karena tidak mengajak pembaca untuk 
rasional, tetapi mendorongnya untuk irrasional. Karya jurnalistik, idealnya 
mengajak orang untuk berfikir secara luas dan rasional. 

?Bukankah demikian yang diharapkan oleh para pelopor pers dan 
jurnalistik?? Katanya dengan nada tanya (YB/dari berbagai sumber).

*) Sumber Majalah RisalahNo.4 Th 42 Juli 2004 ?Rubrik : Kajian Utama? 
Anda ingin menjadi da'i sejuta email??
Kirimkan artikel ini ke saudara2 anda.





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h9gqp67/M=320369.6903865.7846595.3022212/D=groups/S=1705013556:TM/Y=YAHOO/EXP=1124073631/A=2896110/R=0/SIG=1107idj9u/*http://www.thanksandgiving.com
">Help save the life of a child. Support St. Jude Children¿s Research 
Hospital</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke