Abdi oge macana bari ambek...tega pisan...bangsa sendiri diperas......

Tito Suryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
cik teh Tia punten mun aya terasna posting deui ..naha aya relaisasi ti instansi nu wenang....
*macana ge bari ambek...beu bisa ku kitu nya.....mun benr teh...
----- Original Message -----
From: tia kecil
Sent: Saturday, December 24, 2005 11:24 AM
Subject: [Urang Sunda] Fwd: [FM] OOT: ?SAYA MALU DAN MENYESAL JADI WARGA NEGARA RI?

ti milist tatanggi.......

PENGURUSAN REKOM DEPNAKER

Nama Saya  : Rustam Andeskun Bin Yurnalis
Passport No : M 763721
Calling Visa No : 032005197658

Saya mendapat pengalaman cukup menyakitkan terhadap perlakuan bangsa
saya .  Didalam negeri tidak ada lapangan kerja.
Pergi keluar negeri saya dipersulit dan diperas.

Beda apa yang saya tahu dinegara Philipina, Pemerintah bersama
aparat, mereka di Bantu habis-habisan oleh Negara dianggap sebagai
pahlawan Devisa.


?SAYA MALU DAN MENYESAL JADI WARGA NEGARA RI?


Kronologisnya sbb :
Saya dapat calling visa tgl 09 November 2005 di kirim oleh majikan
ke Padang
Berangkat ke JKT naik Bus dan mengurus konfirmasi keberangkatan tgl
16 November  05 di Gulf Air. untuk berangkat 30 November 2005.
Dengan modal calling visa dan PTA (paid advance ticket) Gulf Air
memberikan ticket dan confirm keberangkatan kepada saya.

T gl 18 November 05 saya ke Bandara Sukarno Hatta jam 11 malam dengan
membawa : calling visa, ticket, kartu Depnaker Padang.  Bagian
ticketing tidak mau mengeluarkan boarding pass dan meminta saya
untuk menghadap ke Depnaker Bandara lantai-II.  Sebelumnya saya
dipanggil oleh SATPAM Bandara dan Polisi, meminta dan melihat
passport saya, dia menanyakan apakah anda teroris keluar negeri ?.
Saya jawab tidak,  dia lanjut tanya kenapa keluar negeri, saya jawab
hidup susah dinegeri sendiri. Anda  harus memiliki surat bebas
teroris. Saya taya dimana mengurusnya, urus didaerah masing-masing
Pada waktu jumpa saya dengan petugas Depnaker Bandara saya
dinyatakan tidak bisa berangkat dan diminta menghadap ke Depnaker
Ciracas Jakarta esok    Tgl  19 November 2005  saya pergi dan
menghadap Depnaker Ciracas, nama petugas TURIMAN (bgn registrasi).
Membeli materai RP 6000, isi formulir (surat pernyataan penduduk
lu ar negeri / urus perjanjian kerja sendiri) dan menyerahkan kembali
kebapak ke Turiman.
Oleh pak Turiman saya diminta mengahadap bapak HARIYANTO NIP :
160047115 (an. KASUBDIT PENYEDIAAN PENEMPATAN DAN KERJASAMA KAWASAN
II, KASI PENEMPATAN DAN KERJASAMA). Sebelum menghadap,  Satpam marah-
marah dan mencegat saya tidak dibolehkan menghadap pak HARIYANTO.
Namun saya berusaha masuk dan dan dapat menemui bapak Hariyanto pada
saat SATPAM lengah sibuk melayani calo-calo PJTKI karena saya
menyaksikan calo tsb memberikan uang RP 50.000 kepada SATPAM tsb.

Pada pertemuan bapak Hariyanto beliau minta surat agreement kerja
dan calling visa dan kartu Depnaker dari Padang.  Saya serahkankan
calling visa saja, selain itu saya tidak punya.  Walau saya telah
mencoba memohon agar Rekom Depnaker diberikan .  Tapi pak Hariyanto
tidak meberikan surat Rekom tsb.  Saya diusir keluar untuk mengurus
kontrak kerja dengan majikan di Qat ar dan meminta surat (kartu
kuning / surat pencari kerja Depnaker dari Padang.  Diluar diruang
informasi saya dipanggil SATPAM (Sugianto, telpon 081585248501)
bersama para calo-calo sekitar 6 orang, salah satu namanya IRWAN, no
telpon : 08176712652, katanya kalau mau selesai Rekom bayar RP
3.000.000 tanpa persyaratan surat REKOM Depnaker bisa keluar.
Karena saya tidak punya uang, saya tidak mampu membayar.

Saya kembali lagi ke Padang naik bus selama 4 hari (PP) dan kembali
ke JKT     Tgl 23 November 2005, di Padang saya berhutang sama
tetangga RP 1.500.000 Kemudian menghadap lagi ke bapak Turiman
Depnaker Ciracas dengan membawa agreement contrak yang baru saja di
fax dari Qatar dan kartu Depnaker Padang,   membeli lagi materai RP
6000 dan mengisi lagi formulir.  Oleh pak Turiman saya disuruh
menghadap bapak Hariyanto lagi.  Saya serahkan surat yang diminta
sebelumnya, namun  Rekom Depnak er juga tidak diberikan, diminta lagi
agar kontrak kerja di legalisir oleh KBRI di Qatar, juga surat
kontrak asli yang telah dilegalisir oleh KBRI Qatar.  Biaya saya
telah habis, sedang Rekom belum juga keluar.  Saya telah benar-banar
kesal keinginan membunuh dalam hati  muncul sambil keluar terus air
mata kekesalan saya, dan SATPAM (pakai topi haji) mencemooh saya dan
berkata serahkan saja RP 2.000.000 kedia urusan bisa selesai, aman
dan lancar.  Sedang saya tidak punya biaya sebesar yang diminta.

Tgl 26 November 2005 saya kembali lagi ke Padang untuk mencari uang
dan sambil menghilangkan rasa  kesal, sedih, sakit hari, marah.  Di
Padang saya jual emas orang tua (paun rupiah emas) laku RP
2.550.000.   Kembali lagi ke JKT kali yang ke III, menghadap lagi
pak Hariyanto dengan membawa surat copy kontrak kerja yang disahkan
oleh Labor Dept Qatar, kartu Depnaker Padang, calling visa.   Oleh
p ak Hariyanto juga tidak mau mengeluarkan  Rekom Depnaker.   Lantas
saya keluar, nampak sama pak Turiman saya dipanggil dan saya disuruh
menghadap kantor Depnaker Pusat Jln Gatot Subroto lantai-6
menghubungi bapak Triadi.   Saya kesana ketemu degan bapak Triadi,
saya serahkan semua surat yang saya miliki.  Jam 3.05 sore tgl 26
November 2005. Saya disuruh mnghadap kembali pak Triadi besok.  Pagi
tgl 27 November 05, pak Triadi tidak ditempat.  Saya menungu diruang
tunggu  selama 5 jam mulai 8.00 s/d 12 siang.  Jam 12. pak Traidi
datang disuruh saya photo copy seluruh surat-surat.  Saya serahkan
copy, saya disuruh pulang dan diminta datang lagi besok pagi.  Tgl
28 pagi jam 11 saya tiba dikantor Depnaker pusat jln gatot Subroto
menghadap lagi bapak Triadi. Saya disuruh menunggu karena surat-
surat banyak s/d jam 4.00 sore.  Saya disuruh pulang dan datang lagi
besok tgl 29 November 05. Tgl 29 datang lagi jam 9.00 pagi, disuruh
membayar / stor bank BRI Jln. Ampang sebesar 15 USD.  Naik ojeck ke
jln Ampang, dan bayar 15 USD. Jam 11.00 selesai pembayaran.  Kembali
lagi ke bapak Triadi lantai 6,  serahkan surat bukti pembayaran BRI
15 USD. Saya disuruh pulang karana atasannya yang menanda tangani
surat syarat-syarat Rekom sedang rapat.

Tgl 30 November 05 kembali ke Depnaker Gatot Subroto, tiba 10.00
pagi, jam 1.00   siang baru diberikan berkas surat (dalam amvelop
tertutup, tidak tahu apa isinya) disuruh bawa ke Depnaker Ciracas
untuk mendapatkan Rekom tsb.   Di kantor Depnaker Gatot Subroto
sangat terkesan saya petugas acuh tak acuh dan tidak mau melayani
urusan perorangan, kecuali PJTKI atau calo-calo.

Tgl 01 Desember 2005 saya kembali Depnaker Ciracas menghapap bapak
Turiman, isi lagi formulir dan beli lagi materai RP 6000 dan
membayar Jamsostek 40 USD dan menyerah amvelop tert utup ke pak
Turiman.  Surat formulir baru diserahkan kepada pak Hariyanto dan
menunggu s.d jam 6.00 sore.  Pada jam 6.00 sore ini baru saya
diberikan surat Rekom yang sebenarnya setelah urusan 12 hari
pengurusan.

Tgl 12 Desember 2005 berangkat ke Bandara Sukarno Hatta dengan
mambawa ticket, passport dan rekom Depanker.  Dibandara surat REKOM
Depnaker sama sekali tidak ditanyakan sampai saya saya tiba di
Qatar.


Doha-Qatar, 14 Desember 2005.

Assalamu alaikum waramatullahi wabarakatuh,

Kepada Yth:
1. Bapak Menteri Tenaga Kerja RI.
2. Bapak Menteri Sekretaris Kabinet RI.
3. Bapak Menteri Perhubungan RI
4. Bapak Ketua DPR RI
5. Bapak Komisi Tenaga Kerja DPR RI
6. Bapak Juru Bicara Presiden R.I
7. Bapak Duta Besar RI di Qatar

Tembusan:
1. Koran Kompas
2. Koran Tempo
3. Koran Media Indonesia.

Pertama-tama kami do?akan dari rantau-padang pasir Arab yang keras,
tandus ini, semog a bapak-bapak dalam keaadan lindungan dan rahmat
Allah SWT, amin.

Bapak-bapak yang terhormat,
Berikut ini kami lampirkan satu cerita nyata yang sangat menyedihkan
sekaligus menjengkelkan yang dialami oleh seorang teman, saudara
kami yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak punya hati nurani,
tidak bermoral, alias biadab  dari  Departemen Tenaga Kerja dan
Departmen Perhubungan Republik Indonesia Jakarta.

Dan sesuai pertemuan kami dengan Bpk. Duta Besar RI di mesjid Alkhor
Doha, Qatar pada bulan Ramadhan yang lalu, bahwa bilamana ada
pemerasan-pemerasan macam ini dimana jelas nama oknumnya,
jabatannya, tolong diinformasikan kepada beliau karena bapak Sudi
Silalahi telah berjanji untuk memecat yang bersangkutan.

Karena kejadian ini bukanlah yang pertama dialami oleh rekan-rekan
kami, dan banyak sudah pengalaman serupa, tapi baru sekaranglah kami
dapat menceritkan secara lengkap termasuk nama, nomor telepon dari
oknum-oknum yang terlibat.

Berangkat dari kenyataan inilah, agar bapak-bapak dapat
mepertimbangkan permohonkan kami sebagai berikut:
1. Mengambil tindakan tegas kepada oknum bersangkutan.
2. Meninjau kembali Peraturan tersebut serta mencabutnya jika
diperlukan
3. Menyediakan satu tempat di Bandara Cengkareng/Medan untuk
mengurus rekomendasi tersebut.
4. Mengembalikan semua uang yang dipungut secara paksa kepada kawan
kami tersebut.

Demikianlah surat ini kami buat dengan harapan mendapat perhatian
serius dari bapak-bapak, dan serta tidak lagi terulang kejadian yang
sama dimasa-masa yang akan datang.

Atas Nama,Tenaga Kerja Indonesia Sektor MIGAS di Qatar.

Wassalamualaikum W.W.








Yahoo! Shopping
Find Great Deals on Holiday Gifts at Yahoo! Shopping


Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke