Waktu adalah Jiwa Dunia
-----------------------
>> Anwar Holid

Hidup adalah secangkir teh; makin sepenuh hati kita meminum, makin cepatlah 
kita mencapai
ampasnya.
---James Barrie, penulis Peter Pan


RENUNGKANLAH pada saat kita bahagia, renungkanlah pada saat kita sedih; apa 
yang terjadi dalam
hidup kita? Ketika bahagia, waktu begitu cepat berlalu; sementara ketika sedih, 
waktu terasa
begitu lama bergulir, seolah-olah tak mau berakhir, sampai suatu saat ada 
sesuatu, atau seseorang,
mengingatkan diri kita lagi: semua itu akan berlalu.

Katakanlah kita sakit hati, baik oleh seseorang atau keadaan. Pada saat 
kejadian kita sulit
menerima kenyataan itu, menyalahkan diri dan orang lain, termasuk keadaan. Tapi 
seiring waktu
berlalu, suasana jiwa yang berubah, kondisi yang berlainan, tanpa terasa 
disembuhkan oleh waktu.
Kita jadi maklum, bisa menerima peristiwa tersebut, berusaha mengambil 
pelajaran dari sana, atau
bahkan menertawakan kebodohan saat itu. Benar yang ditulis Seneca (5 SM-65 M): 
Waktu menyembuhkan
hal yang tidak dapat dilakukan oleh akal. 
        
Waktu mengubah keadaan: mulai dari cuaca, kehidupan sosial, politik, ekonomi, 
mode, semangat
zaman, seluruh peristiwa baik yang telah diperkirakan maupun mustahil terjadi, 
termasuk jiwa
orang. Kalau kecewa melakukan atau gagal mendapat sesuatu, kita kerap 
dinasihati begini:
Barangkali memang belum waktunya; terimalah dengan tabah. Kalau sudah waktunya, 
kita tak kuasa
melakukan apa-apa.
        
Waktu dipersepsi berbeda-beda dari zaman ke zaman. Jika dahulu orangtua 
menasihati agar kita sabar
menunggu sesuatu sampai saatnya tiba, jangan tergesa-gesa; di zaman kapitalisme 
mutakhir ini kita
tahu bahwa waktu adalah uang. Kalau bisa segala-galanya berlangsung cepat, agar 
dalam waktu
singkat bisa dapat sebanyak-banyaknya. Prinsip ini terus-menerus dilawan oleh 
mereka yang ingin
menghargai waktu apa adanya, bahwa segala sesuatu harus terjadi bila memang 
dikehendaki oleh
takdir, diizinkan oleh keadaan. Mereka khawatir bila individu sampai tercerabut 
dari waktu maupun
keadaan, sampai akhirnya terasing atau teralienasi dari realitas maupun 
lingkungan sosial. 
        
Di stiker mobil angkutan kota kerap terbaca versi parodinya: ‘Anda butuh waktu, 
kami butuh uang.’
Maka sopir angkot sering ugal-ugalan dan tergesa-gesa, karena mereka mengejar 
setoran, sementara
penumpangnya sejak awal telah merasa terdesak oleh sempitnya waktu. Orang jadi 
merasa wajar bila
menjalankan segala sesuatu dengan tergesa-gesa, padahal sebenarnya semua orang 
tahu: waktu tak
menunggu siapa pun, waktu tak menunggu seorang pun.

KITA HANYA bisa memaknai waktu sekarang (persis saat kini), bukan masa lalu 
sebab telah ada dalam
kenangan, bukan pula masa depan karena masih dalam angan-angan. Yang sedang 
terjadi selalu ada
dalam masa kini, tak peduli berapa lama. Itu sebabnya kita selalu bilang masa 
lalu tak perlu jadi
ancaman, sementara masa depan jangan sampai dikhawatirkan.
        
Konsep waktu memungkinkan kita memberi tanda pada kehidupan: peringatan, janji, 
rutinitas,
prioritas, sejarah, revolusi, evolusi, cita-cita, kematian, kehidupan. 
Peringatan, misalnya
memperingati peristiwa tertentu atau ulang tahun, memberi kesadaran bahwa 
manusia telah melakukan
sesuatu dalam jangka waktu tertentu: mencapai apa dia, telah melakukan apa saja 
dalam hidupnya,
apa yang dia dapat dari sana.
        
Waktu melahirkan kesadaran akan hidup: ada sesuatu yang terus bertambah tua, 
sampai suatu ketika
akhirnya mati. Tapi waktu tetap ada, entah kapan akan berhenti. Barangkali dia 
abadi. Karena
mungkin abadi itulah, sudah ada (diciptakan) sebelum manusia sadar atas 
kehadirannya,
manusia---baik fisikawan, filosof, astronom---masih terus berdebat tentang apa 
sebenarnya waktu.
Namun satu hal pasti, waktu terus bergerak; andai dia berhenti, sesaat saja, 
segalanya akan
berhenti dan setelah itu tak akan ada waktu lagi. 
        
Apakah waktu itu mengalir, hilang, atau berlalu? Yang sesungguhnya terjadi 
malah manusia tambah
tua, anak-anak tumbuh jadi remaja, orang dewasa beruban dan keriput; keadaan 
terus berubah, segala
sesuatu justru berlalu, Bumi terus berputar, sementara waktu terus ada. Dia 
satu-satunya yang
tetap, bertahan, ada. Seluruh peristiwa terjadi dalam ruang dan waktu, mau yang 
besar-besaran,
melibatkan banyak sekali orang dan faktor, maupun yang dilakukan diam-diam 
tanpa ketahuan seorang
pun. 
        
Meski kadang-kadang berulang---makanya ada sejarah, evolusi, masa lalu, masa 
depan, orang
terkenang kejayaan masa silam atau berhasrat menyelamatkan masa 
depan---fenomena waktu berbeda dan
berubah secara konstan. Pagi ini, meski terasa sama dengan pagi kemarin, 
kejadiannya berbeda,
keadaannya telah ganti, peristiwa-peristiwa yang dihadapi lain lagi, bahkan 
tanggal definitifnya
pun telah berubah. Meski dalam periode tertentu waktu berulang---hari, minggu, 
bulan, musim---kita
tahu dia tidaklah berulang persis seperti prasangka kita. 

Satu hal pasti, kita yakin, selama ada waktu, segalanya masih mungkin terjadi; 
hanya saja kita
sendiri yang bisa merasakan apa kesempatan tersebut masih terbuka lebar atau 
sudah sempit dan
nyaris tertutup.

ADANYA waktu memungkinkan manusia memikirkan segala hal relevan: merencanakan, 
memprediksi,
menangguhkan, mendahulukan; pada saat bersamaan tahu kemungkinan berhasil dan 
bisa menerima
kegagalan. Karena berencana, manusia belajar menentukan prioritas; apa yang 
penting, mendesak,
harus didahulukan, atau ditunda. 
        
Sebenarnya manusia diajari agar benar-benar awas terhadap keadaan, hati-hati 
terhadap setiap
peristiwa, agar mereka bisa maksimal menikmatinya; tujuannya agar manusia 
senantiasa sadar bahwa
yang paling penting dalam hidup adalah menghargai saat kini, apa pun 
kondisinya. Pepatah Cina
dengan tepat menjelaskan itu: Anggur hari ini aku minum hari ini; derita esok 
aku tanggung besok.
Tegas Seneca: hiduplah sekarang, sebab segala yang akan terjadi adalah milik 
wilayah tak menentu.
        
Manusia memang belajar dari waktu; ironiknya, mereka kerap alpa, suka 
mengulang-ulang kesalahan,
persis pernyataan Hegel (1837): Yang diajarkan oleh pengalaman dan sejarah 
adalah bahwa orang dan
pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah, atau bertindak berdasar 
pada pelajaran
yang mungkin diambil dari sana. Kebenaran atas pernyataan ini jelas: bila di 
sisi ideal manusia
berusaha mencapai peradaban setinggi-tingginya, menciptakan tanda kemanusiaan 
seagung mungkin, di
sisi lain manusia masih gagal meninggalkan sifat barbarnya: perang, mencaplok 
milik orang lain,
tiran, egoistik. Sangat sulit menemukan seorang individu genius yang mampu 
melampaui massa yang
cenderung bodoh, bermental lemah, pengecut, beraninya keroyokan.
        
Barangkali itu sebabnya kenapa waktu diberikan nyaris tanpa batas kepada 
manusia, sejak manusia
perlahan-lahan berusaha memaknai dan mendefinisikan 'waktu' sesuai argumen 
masing-masing, hingga
kini dia belum berhenti---setidak-tidaknya masa berakhirnya masih ditunda, 
ditangguhkan,
dipelihara menjadi misteri.

APA di awal tahun ini kamu bikin resolusi? Mencanangkan janji-janji? Kamu yakin 
 akan mampu
melaksanakan salah satunya? Jawabannya mungkin tidak. Kalau tidak ditepati, 
kenapa harus bikin
janji? Janji amat mudah dilanggar. Tapi kalau yakin bahwa dengan 
melaksanakannya hidup bakal lebih
baik, lebih berarti, setiap saat, dengan segala perubahannya, barangkali memang 
saatnya dilakukan,
semampu kamu.[]

>> Anwar Holid, eksponen TEXTOUR Rumah Buku Bandung.

NOTE: Sedikit versi lain tulisan ini dimuat di Pikiran Rakyat, suplemen Kampus, 
29 Desember 2005,
dengan judul 'Waktu yang Berganti.' Aku berterima kasih pada Kang Ipe Pempasa 
yang memberi
kesempatan menulis di sana. Bab 'Time' di dalam The Little Book of Philosophy 
karya André
Comte-Sponville sangat layak disarankan; buku ini tersedia di Rumah Buku.
________________________
Kontak:
Jalan Kapten Abdul Hamid, 
Panorama II No. 26 B 
Bandung 40141 
Telepon: (022) 2502261
HP: 08156-140621 
Email: [EMAIL PROTECTED]


Never underestimate people. They do desire the cut of truth. 
Jangan meremehkan orang. Mereka sungguh ingin kebenaran sejati.

© Natalie Goldberg
----------------------------------------------------------------------
Esai, resensi, artikel, dan lebih banyak tulisan. Kunjungi dan dukung blog 
sederhana ini:

http://halamanganjil.blogspot.com


        
                
__________________________________ 
Yahoo! for Good - Make a difference this year. 
http://brand.yahoo.com/cybergivingweek2005/




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/0EHolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke