PROLOG: Pada Minggu, 22/1/06 lalu kolom ini dimuat di Selisik Republika, 
berjudul 'Kecenderungan
Perbukuan 2006.' Kolom ini berusaha fokus mengamati kecenderungan yang mungkin 
berlangsung di
perbukuan Indonesia, berdasar berbagai informasi yang aku terima, baik dari 
obrolan, berita di
media massa dan milis, juga email dari kenalan. Tentu saja tulisan itu bukan 
ramalan dan bahkan
mungkin tidak otoritatif, sebab hanya memperhatikan dua kecenderungan saja. 
Fenomena buku anak,
buku-buku Islam, remaja (young adult), termasuk inovasi lain di dunia perbukuan 
sama sekali tak
disinggung. 

Yang mengejutkan, suplemen Ruang Baca (Koran Tempo) edisi Minggu, 22/1/06 
menurunkan headline
tentang buku fiksi (epik) fantasi karya penulis Indonesia, persis seperti yang 
aku tulis. Tentu
saja aku sangat senang membaca berita itu, apalagi ditulis secara panjang lebar 
dan lebih luas
cakupannya.

Posting ini adalah versi yang belum diedit; bila belum membaca di Republika, 
aku dengan senang
mengirimkan buat milis kita ini. Bila ada respons tentu bakal lebih asyik lagi, 
semoga respons itu
tambah memberi manfaat pada dunia perbukuan kita.

Selamat membaca. 

***

Kecenderungan Perbukuan 2006
----------------------------
>> Anwar Holid


ADA BEBERAPA hal yang terus jadi pikiran usai berbincang-bincang tentang 
industri perbukuan di
penerbit As-Syaamil pada Kamis, 19 Januari 2006 lalu. Salah satu yang kuat 
mengusik adalah
pertanyaan Halfino Berry, direktur penerbit tersebut. 'Memasuki 2006 ini 
kira-kira trend buku
Indonesia seperti apa?' 

Itu pertanyaan yang amat sulit dijawab, sebab pengetahuan saya sangat terbatas 
dan perhatian pun
hanya mencakup beberapa ranah. Ranah seperti kondisi pasar fiksi Islam, buku 
anak-anak, nyaris tak
saya ketahui rimbanya. Apa fenomena chick-lit dan teen-lit akan masih 
mendominasi pasar fiksi? Apa
genre suspense-thriller akan berhasil mencekam minat beli? Kira-kira genre apa 
yang kemungkinan
berhasil mengambil hati minat baca masyarakat baca? Tapi entah kenapa, justru 
ketika hendak
pulang, saya teringat sesuatu dan malah berusaha memperhatikan fenomena yang 
tengah terjadi.

Memasuki 2006, yang paling terasa justru kondisi real pasar yang amat lesu 
menyusul naiknya harga
BBM yang membuat sentimen pasar buruk, membuat psikologi calon pembeli jadi 
malas dan sangat
selektif. Kondisi sukar ini pernah dibahas khusus oleh Republika dan Kompas. 
Awalnya saya berharap
kondisi ini bisa dipecahkan oleh kehadiran toko buku berbasis komunitas; tapi 
ternyata mereka
punya persoalan klise. Akibatnya penerbit jadi sangat hati-hati; jujur memilih 
menerbitkan naskah
yang lebih mudah diserap, berpihak pada pasar. Seorang rekan senior bilang, 
'Penerbit harus segera
menerbitkan buku yang pro-pasar, yang dapat memancing gairah orang membeli dan 
membaca buku.'
Tentu kondisinya sudah darurat bila satu judul hanya bisa laku satu kopi dalam 
satu bulan, apalagi
bila bukunya sangat tebal---sebab pertaruhan modalnya besar.

Karena dalam kondisi buruk sekalipun kita diajari optimis, tentu berbagai 
strategi bisa dilakukan
semua stakeholder perbukuan, tujuannya jelas: memancing gairah orang membeli 
dan membaca. Cara
paling sederhana adalah dengan promosi, mengeluarkan 'manajemen issue' yang 
bisa memancing
kepenasaran masyarakat pada bacaan, termasuk kasak-kusuk di milis perbukuan 
yang jumlahnya banyak
dan anggotanya ribuan. Animo pembaca terhadap buku kerap dipengaruhi oleh 
diskusi yang ramai di
milis. Penerbit harus mampu meyakinkan bahwa memiliki buku, membeli, membacanya 
adalah sesuatu
yang bermanfaat. Sekalipun buku itu mutunya rendah, tapi bila pembaca mendapat 
manfaat, niscaya
mereka suka.

MENYARIKAN berbagai informasi, ada dua kecenderungan yang mungkin dengan kuat 
akan mewarnai
industri buku pada 2006 ini; pertama adalah trend khazanah dunia Timur (Asia); 
kedua, fiksi
fantasi terlihat bangun. 

Gejala pertama terlihat jelas dari buku yang menyoroti Asia, fiksi maupun 
nonfiksi. KPG
menghadirkan Norwegian Wood (Haruki Murakami) langsung dari edisi Jepang, GPU 
terus konsisten
memelihara ceruk ini, setelah Kisah Pi (Yann Martel) dan Angsa-Angsa Liar (Jung 
Chang), mereka
menerbitkan Putri Sang Tabib Patah Tulang (Amy Tan), novel tentang wanita yang 
berprofesi sebagai
'dokter buku' keturunan keluarga pembuat tinta di Cina, dan The Lone Samurai: 
Kehidupan Miyamoto
Musashi (William Scott Wilson). Setelah menerbitkan Jeritan Lirih (Kenzaburo 
Oe) Jalasutra kini
diberitakan tengah menyiapkan sebuah karya Kobo Abe. 

Qanita tampak begitu antusias menggarap pasar ini, diawali Samurai (Takashi 
Matsuoka), Saudagar
Buku dari Kabul (Asne Seierstad), Gandhi Cintaku (Sudhir Kakar), Ring (Koji 
Suzuki) yang
menyeramkan, kini Liu Hulan: Jaring-Jaring Bunga (Lisa See), dan berencana 
menerbitkan The Kite
Runner (Khaled Hosseini), novel orang Afghanistan pertama dalam bahasa Inggris, 
yang penjualannya
begitu luar biasa di Amerika Serikat, menduduki puncak berbagai versi 
best-seller sejak terbit
pada April 2004 lalu, terus bertahan hingga kini. Setelah disiapkan sejak 2004, 
Serambi berhasil
menerbitkan Kitab Salahuddin (The Book of Saladin) karya Tariq Ali, penulis 
Pakistan berhaluan
kiri. Buku ini adalah bagian dari tetralogi yang terdiri dari Shadows of 
Pomegranate Tree, The
Stone Women, dan A Sultan in Palermo. Kita boleh menanti keempat buku tersebut 
bisa terbit di
sepanjang 2006. 

Bentang menghadirkan City of Joy (Dominique Lapierre), novel yang bersetting di 
Anand Nagar,
sebuah sudut kumuh kota Calcutta; penerbit ini juga menghadirkan karya novelis 
terkemuka India
R.K. Narayan lewat Ramayana dan Mahabarata. Penerbit Matahati juga berhasil 
memikat pasar lewat
dua karya Lian Hearn, yaitu Across the Nightingale Floor dan Grass for Her 
Pillows.

Dengan sejumlah judul itu trend tentang Asia punya kecenderungan kuat terus 
berlanjut sampai 2006
berakhir, apalagi sebenarnya banyak buku tentang Asia yang belum digarap. Yang 
dinamakan buku
tentang Asia bisa mengarah pada tiga hal; pertama ditulis oleh penulis asli 
Asia yang tinggal di
Asia, kedua penulisnya keturunan Asia, ketiga subjeknya tentang Asia---meski 
tidak ditulis oleh
orang Asia. Keyakinan ini diperkuat oleh iktikad bahwa penerbit bersangkutan 
akan terus menguatkan
tekanan pasarnya.

TREND KEDUA yang patut diperhatikan ialah kemunculan genre fantasi karya 
penulis Indonesia. Kita
boleh mengira-ngira mengaitkan kemunculan ini bisa jadi dipicu oleh begitu 
terkenalnya novel
fantasi karya J.R.R. Tolkien (trilogi The Lord of the Rings, The Hobbit), C.S. 
Lewis (The
Chronicles of Narnia), Christopher Paolini (Eragon, Eldest), dan J.K. Rowling 
(serial Harry
Potter). Penulis yang meramaikan genre ini misalnya A.M.K. Narongkrang dengan 
novel Phoenix, Dalam
Mahkota Negeri Azura (Voila Books) yang konon juga direncanakan terbit serial 
sampai lima judul.
Stanley Timotius Kurnia, siswa kelas II SMU Pelita Harapan, menulis The 
Corruption (Grez
Publishing) dalam bahasa Inggris. W.D. Yoga menghasilkan Ledgard: Musuh dari 
Balik Kabut terbitan
Bentang. 

Apa gejala ini sanggup memberi 'perlawanan' cukup tangguh bagi masih 
bertahannya chick-lit dan
teen-lit dalam industri penerbitan, masih layak terus kita perhatikan. 
Mengingat khazanah bangsa
Indonesia sebenarnya kaya oleh kisah epik dan legenda, kita boleh optimis, 
siapa tahu muncul novel
yang menggali kisah asli dari kekayaan folklore Indonesia, alih-alih 
terinspirasi dari kisah
negeri antah-berantah.

Lebih dari semua itu, yang paling penting sekarang adalah cara membina pasar 
secara konsisten,
agar buku bisa diserap khalayak sebanyak-banyaknya. Pandu Ganesa, kepala suku 
PKMI (Paguyuban Karl
May Indonesia), melontarkan adagium sangat menantang, yaitu 'Buku baik adalah 
buku yang bisa
dibaca oleh orang usia 8 - 80 tahun.' Bagaimana cara menghasilkan buku yang 
begitu mampu diminati
semua usia? Rahasianya tentu ada di tangan penerbit masing-masing. Jelasnya, 
penerbit yang baik
biasanya memiliki visi, punya dedikasi dan komitmen, memperbaiki kinerja, 
memelihara pasar sambil
terus mengembangkan inovasi, luwes menghadapi kondisi sulit, termasuk berani 
berisiko. Ini tentu
pekerjaan rumah berat yang harus disikapi secara taktis oleh semua stakeholder 
industri perbukuan
Indonesia.[]


Kontak: [EMAIL PROTECTED] | Jalan Kapten Abdul Hamid, Panorama II No. 26 B, 
Bandung 40141 | (K)
2502261 | (R) 2037348 | (HP) 08156140621 

Never underestimate people. They do desire the cut of truth. 
Jangan meremehkan orang. Mereka sungguh ingin kebenaran sejati.

© Natalie Goldberg
----------------------------------------------------------------------
Esai, resensi, artikel, dan lebih banyak tulisan. Kunjungi dan dukung blog 
sederhana ini:

http://halamanganjil.blogspot.com

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke