Inna lillahi wa inna illaihi rojiun....
  Mugi-mugi Allah SWT. namp sadaya amal ibadahna, iman islam, ngahapunten 
sadaya kelepatan sareng dosa-dosana.....
  Kisunda kaleungitan deui hiji kusumahna anu rancage dina kasundaanana..
  mugi-mugi Allah SWT enggal-enggal nurunkeun deui gegentosna .....
  Amiiinnnn.... ya Allah ya robbal alamiinnn...
   
  ssw

Yudi Irmawan [EMAIL PROTECTED]
  Leres Kang Mh, ieu wartosna di Detik
InnaliLlaahi wainna ilayhiraji'un
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/18/time/145544/idnews/542385/idkanal/10
Budayawan Ayatrohaedi Tutup Usia
Maman Samoedera Harapan - detikcom
Jakarta - Budayawan, sastrawan, linguis, sekaligus arkeolog Indonesia, 
Ayatrohaedi (67) tutup usia, Sabtu (18/2/2006) pukul 11.30 WIB di Sukabumi, 
Jawa Barat. 
  Tokoh yang akrab dipanggil Mang Ayat ini
beberapa bulan terakhir ini memang dikabarkan sakit.
Bahkan selama beberapa hari sempat dirawat di RS Cikini Jakarta.
Renacananya jenazah akan disemayamkan ke rumah duka di Jalan
Kalimantan, Depok Utara sore ini.
Menurut salah seorang putrinya, Diah, jenazah akan dimakamkan Minggu(19/2/2006) 
selepas salat Dhuhur. Mang Ayat meninggalkan seorang istri, tiga orang anak, 
dan dua orang cucu.

Lahir di Jatiwangi, Majalengka pada 5 Desember 1939, Ayatrohaedi dikenal 
sebagai seorang sastrawan Indonesia yang banyak menghasilkan karya dalam bahasa 
Indonesia maupun bahasa Sunda.

Mang Ayat adalah lulusan Fakultas Sastra tahun 1959, Jurusan Ilmu Purbakala dan 
Sejarah Kuna Indonesia (sekarang Arkeologi). Setelah
lulus tahun 1964, ia bekerja di Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di 
Mojokerto.

Pernah menjadi pengajar di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung 
selama lima tahun, kemudian tahun 1972 kembali ke Fakultas Sastra UI.

Pada tahun 1978 Mang Ayat meraih gelar doktor dari UI dengan
mengajukan disertasi berjudul Bahasa Sunda di Daerah Cirebon: Sebuah Kajian 
Lokabasa. Menurut promotornya Prof Dr Amran Halim, disertasi ini merupakan 
disertasi pertama mengenai dialektologi di Asia Tenggara.

Adik sastrawan dan pemerhati kebudayaan sunda, Ajip Rosidi, ini juga pernah 
menjabat sebagai Ketua Jurusan Arkeologi (1983-1987), Pembantu
Dekan Bidang Akademik (1999-2000), dan Pembantu Rektor Institut Kesenian 
Jakarta (IKJ) selama lima tahun (1989-1994). Ayatrohaedi juga
banyak terlibat dalam kegiatan di bidang kebahasaan, kesusastraan, kesejarahan, 
kebudayaan dan kepurbakalaan.

Ayatrohaedi mulai menulis karya sastra (puisi, prosa) dalam bahasa sunda tahun 
1955 dan dalam bahasa Indonesia 1956. Hingga saat ini karyanya yang telah 
terbit antara lain Hujan Munggaran (1960), Kabogoh Tere (1967), Pamapag (1972). 
Karyanya dalam bahasa Indonesia antara lain Panji Segala Raja (1974), Pabila 
dan di Mana (1976), Senandung
Ombak (terjemahan, 1976), dan Kacamata Sang Singa (terjemahan, 1977).

Karya non-fiksi antara lain Bahasa Sunda di Daerah Cirebon: Sebuah Kajian 
Lokabasa (disertasi 1978, diterbitkan 1985), Dialektologi:
Sebuah Pengantar (1979, 1981), Tatabahasa Sunda (terjemahan karya DK 
Ardiwinata, 1985), Tatabahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda (terjemahan karya J 
Kats dan R Suriadiraja, 1986). (umi)






[Non-text portions of this message have been removed]



Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to