PR. Wacana. Selasa, 20 Juni 2006
Orang Sunda Mencari Jati Diri
Oleh ANDREAS BINTORO 

SETELAH runtuhnya Kerajaan Sunda (1579), orang Sunda
selalu mengalami keprihatinan sepanjang perjalanan
sejarah. Sejak itu mereka dirundung malang akibat
desakan berbagai pengaruh yang silih berganti datang
dari luar secara fisik dan budaya dalam waktu relatif
singkat (kurang dari satu abad). Karena itu,
kebudayaan Sunda yang sebelumnya telah mapan,
mengalami gejolak terus-menerus sehingga bentuk dan
isinya selalu berubah.

Demikian besar desakan budaya luar itu sehingga
beberapa unsur budaya Sunda yang telah mapan (bahasa,
aksara, sastra, agama) terpinggirkan dan kemudian
digantikan wujud dan perannya oleh unsur-unsur budaya
baru (Edi S. Ekadjati 2004. Kebangkitan Kembali Orang
Sunda: Kasus Paguyuban Pasundan 1913-1918, halaman 70,
Bandung: Kiblat). Paguyuban Pasundan yang resmi
berdiri pada tanggal 20 Juli 1913 dapat dipandang
sebagai fondasi kebangkitan kembali orang Sunda itu.
Mengapa harus bangkit kembali? Apakah semula sudah
mati atau tidur lelap?

Pengurus Paguyuban Periode Pertama (20 Juli 1913-22
Februari 1914) ialah sebagai berikut: Presiden: Mas
Dayat Hidayat, Sekretaris: Raden Junjunan, Bendahara:
Raden Kusuma Sujana, Komisaris: Mas Iskandar, Karta di
Wiria, Sastra Budaya, Abubakar, Penasihat: Daeng
Kanduruan Ardiwinata (Edi S.Ekadjati, 2004:83).

Mereka berpendapat bahwa katertinggalan orang Sunda
dari kelompok etnis lain seperti: Jawa, Melayu dan
terlebih lagi Belanda/Eropa ialah karena faktor mental
dan tingkat pendidikan orang Sunda yang tidak
memperlihatkan kreativitas, dinamika, keuletan,
keberanian, dan etos kerja yang tinggi. Nilai-nilai
itulah yang hendak ditingkatkan, dibangkitkan kembali
atau ditanamkan oleh Paguyuban Pasundan.

Sesungguhnya Paguyuban Pasundan memang didirikan untuk
memperjuangkan kepentingan orang Sunda dan bukan untuk
menyaingi atau melawan Budi Utomo, namun harus diakui
bahwa orang Sunda yang menjadi anggota Budi Utomo pada
akhirnya keluar dan masuk menjadi anggota atau
pengurus Paguyuban Pasundan setelah Budi Utomo
kemudian menjadi Jawa sentris atau kejawa-jawaan.
Seandainya Budi Utomo diganti menjadi Budi Utama
agaknya kesan Jawanya tidak terlalu terlibat. R. Oto
Iskandar di Nata ialah tokoh Paguyuban Pasundan yang
pernah menjadi anggota dan pengurus cabang Budi Utomo
di Banjarnegara, Bandung, dan Pekalongan. Beliau
beristrikan perempuan Jawa. Untuk membangkitkan minat
akan bahasa Sunda dan agar lebih masuk ke hati, ada
baiknya alasan resmi pendirian Paguyuban Pasundan
dikutipkan seluruhnya. Begini bunyinya:

Doepi noe djadi loeleogoe njata wirehing ngemoetkeun
bangsa Soenda katjida pisan katilarna tina bab
kamadjengan koe bangsa sanes, soemawonten koe bangsa
Djawa mah, noe ti kapoengkoerna oge parantos tebih
pisan nilarna ka oerang Sunda, dalah koe oerang
Malajoe tos teu atjan sakoemaha lamina ngoedagna kana
kamadjengan, ajeuna oerang Soenda parantos kenging
disebatkeun kaselek, tawisna moerid di sakola Doktor
danget ieu oerang Soendana moeng aja 10, doepi oerang
Melajoe mah soemawonten oerang Djawa mah parantos
pirang-pirang. Njakitoe deui di sakola-sakola sanes
oerang Djawa sareng oerang Melajoe henteu kawon seurna
koe oerang Sunda. Anoe ka nagri Walanda mah oerang
Soenda kenging keneh dibilang, doepi oerang Malajoe
sok soemawonten noe kiat majar ongkosna, dalah noe
henteu oge tjek paripaos dibelaan keoli-koeli,
merloekeun ka nagri Walanda koe soehoed njiar
kapinteran. Menggah koe emoetan, oepami oerang Soenda
tjitjingna bae, daek-daek ka pajoena hajang njepeng
padamelan oge hese, kakawonkeun koe bangsa sanes.
Boektina ajeuna parantos sababaraha hidji oerang Djawa
sareng oerang Melajoe noe njepeng damel di tanah
Pasoendan, doepi oerang Soenda mah teu aja bae noe
tiasa djeneng di nagara deungeun (Wirasapoetra,
1916):4 dalam Edi S. Ekadjati, 2004:49-50).

Untuk memberi bobot ilmiah kepada tulisan populer ini,
saya melakukan penelitian singkat di sebuah
universitas yang tidak berdasarkan agama namun lebih
ke kemanusiaan yang universal dan Pancasila. Dari tiga
kelas yang berjumlah 94 orang, terdapat 45 orang Sunda
atau 47,8% dari jumlah mahasiswa. Seluruh mahasiswa
Sunda yang memang bersedia diberi kuesioner untuk
diisi di rumah mereka masing-masing. Pertanyaan yang
diajukan dan relevan dengan tulisan ini ialah: Apakah
Saudara sebagai anggota suku/kelompok etnis Sunda
sekarang ini merasa bangga? Apakah Saudara mengetahui
bahwa ada organisasi bernama Paguyuban Pasundan? Bila
mengetahui, tolong ceritakan tentang: kapan
didirikannya, siapa pengurusnya yang pertama dan yang
sekarang, apa tujuanya, apa kegiatannya, apa Saudara
mendukung cita-citanya itu. Bila Saudara mengamati, di
Jawa Barat ternyata sulit atau tidak dapat dijumpai
jalan yang bernama Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam
Wuruk. Harap Saudara kemukakan apa sebabnya. Apa yang
Saudara ketahui tentang Pasundan Bubat?

Bagaimana pendapat Saudara tentang keluhan sementara
orang Sunda bahwa mereka tertinggal dalam berbagai
bidang (ekonomi, bisnis, politik, militer, dan
sebagainya) ?

Pengolahan data kuesioner menunjukkan hasil sebagai
berikut: Sejumlah 43 mahasiswa lelaki dan perempuan
menyatakan bangga sebagai orang Sunda, 2 orang
mahasiswa menyatakan biasa-biasa saja. Tentang
keberadaan Paguyuban Pasundan, sejumlah 38 orang
menyatakan tidak tahu dan hanya 7 orang menyatakan
tahu. Tentang tidak adanya jalan di Jawa Barat yang
dinamai Gajah Mada atau Hayam Wuruk dan tentang
Pasundan Bubat diperoleh jawaban yang sama yaitu 42
mahasiswa menyatakan tidak tahu dan hanya 3 orang
menyatakan tahu. Tentang ketertinggalan orang Sunda di
berbagai bidang, jawabannya hampir berimbang, ada 25
orang mahasiswa menyatakan setuju akan adanya
kenyataan itu dan 20 orang menyatakan tidak setuju.
Begitulah beberapa contoh jawaban yang cukup menarik
untuk dikaji lebih lanjut.

Mahasiswa bernama MUR: Iya, saya mengetahui organisasi
Paguyuban Pasundan. Paguyuban Pasundan adalah suatu
kumpulan/himpunan yang bertujuan untuk memelihara,
melestarikan, dan mengembangkan kesenian dan adat
kebudayaan Sunda.

Menurut pendapat saya tidak benar bahwa orang Sunda
tertinggal dari suku lain dalam berbagai bidang karena
itu dilihat dari kepribadian masing-masing orang.
Mungkin saja orang Sunda tertinggal dari suku lain
karena kebudayaan menjadi faktor penghambat.

Mahasiswa bernama YG: Ya, saya mengetahui ada
organisasi bernama Paguyuban Pasundan yang merupakan
organisasi kelompok orang Sunda (perkumpulan orang
Sunda) yang mempunyai tujuan untuk melestarikan
kebudayaan Sunda. Sedangkan kapan didirikannya, siapa
pengurusnya dulu yang pertama dan sekarang, apa
kegiatanya, saya tidak mengetahuinya.

Menurut pendapat saya, orang Sunda tertinggal dari
suku lain dalam berbagai bidang karena kebanyakan
Orang Sunda kurang kebaraniannya, dengan kata-katanya
"Mang Teu Langkung Abdi Mah Ngiringan Wae", sehingga
orang Sunda kurang untuk melakukan sosialisasi dengan
suku lain, dan kurangnya keberanian untuk menunjukkan
kemampuan dan kelebihannya untuk bisa mendapatkan
kehidupan yang lebih layak dan baik.

Kedua mahasiswa MUR dan YG itu perempuan. Berikut ini
ungkapan GS seorang mahasiswa lelaki:

Paguyuban Pasundan didirikan pada tahun 1913. Pertama
kali oleh orang Sunda. Kegiatannya: Pendidikan
keagamaan dan kesenian. Tujuannya: 1. Menghasilkan
tenaga kerja yang murah tapi terdidik. 2. Memperdalam
ilmu dan penyebaran agama Islam. 3. Mempertahankan dan
melestarikan kebudayaan Sunda. Tidak banyak orang
Sunda yang tertinggal dalam bidang, contoh Sunda
terkenal dengan bidang keseniannya, di bidang ekonomi
dan pendidikan orang Sunda lumayan maju.

MKD mahasiswa perempuan:

Pendapat saya untuk sementara orang Sunda memang
sedikit tertinggal. Karena orang Sunda kurang ulet,
kurang rajin. Soalnya mereka kebanyakan gede ka era
dan mudah putus asa tapi pada dasarya ga semua orang
Sunda kayak gitu tergantung pada pribadinya
masing-masing.

IRA mahasiswa perempuan:

Ya, tentu saya sering mendengar tentang Paguyuban
Pasundan, namun untuk hal selebihnya saya kurang
mengetahuinya. Tetapi sedikitnya saya mengetahui
beberapa hal mengenai Paguyuban Pasundan. Pengurus
pertama Paguyuban adalah Bpk. Daeng Kandaruan dan
sekarang pengurusnya adalah H. Achmad Sape'i. Tafsiran
tentang pendapat para mahasiswa tersebut tentu dapat
sangat bervariasi. Sayang sekali para mahasiswa dalam
hal ini hanya 3 orang yang mengaku tahu tentang
Pasundan Bubat dan fakta tidak adanya Jalan Gajah Mada
dan Hayam Wuruk di Jawa Barat tidak memberi tanggapan
yang memadai. Bahkan pengetahuan mereka tentang hal
itu tidaklah akurat.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, saya menarik
kesimpulan sementara sebagai berikut: usaha Paguyuban
Pasundan untuk membangkitkan minat terhadap sejarah
etnis Sunda dan pengetahuan tentang kehidupan
masyarakat di Tanah Sunda belum memberikan hasil
seperti yang diharapkan. Akibatnya, pengetahuan
mahasiswa Sunda tentang budayanya dan sejarahnya masih
sangat minim. Sebagai konsekuensinya ada bahaya bahwa
generasi muda sekarang dan yang akan datang
berkemungkinan mengulangi kesalahan yang sama dan
tragedi yang sama (Pasundan Bubat, Dipati Ukur, Ima
Nagara, penjajahan Belanda).

Berdasarkan hasil penelitian itu, pengamatan luar dan
wawancara dengan orang Sunda di luar Paguyuban
Pasundan serta anggota Paguyuban Pasundan, dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa kurangnya daun, manusia yang
bersumber daya dan kegiatan hubungan masyarakat
menyebabkan Paguyuban Pasundan kurang dikenal. ***
Penulis, sosiolog tinggal di Bandung.
=======
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/20/1101.htm


=====
Situs: http://www.urang-sunda.or.id/
[Pupuh17, Wawacan, Roesdi Misnem, Al-Quran, Koropak]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Invest in renewable energy projects worldwide to combat global warming.
http://us.click.yahoo.com/fhDZaC/FPaOAA/E2hLAA/0EHolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke