Punten akh lepat Pangkatna Pak Adang, sanes Kombes tapi anu leres KOMJEN (Komisaris Jendral). Hatur nuhun
 
Verry.F

iwa cyber <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Tepang sareng Pa Adang di DPR,...ah, ngobrol paduduaan deui weee....tah ieu salah saurang conto pajabat urang sudan nu someah hade ka semah.....

iwa
KudjangPutra
Wakapolri Kombes Pol Drs Adang Daradjatun
Abdi : Program-program apa saja yang akan Polri canangkan menyambut Hari Bhayangkara ke-60 ini?
Adang : Untuk diketahui bahwa 1 Juli ini Kapolri telah menggarisbawahi tentang pentingnya perbahan paradigma Polri. Seperti kita ketahui bahwa paradigma Polri untuk bisa lebih dekat bersama masyarakat dalam menangani masalah-masalah keamanan itu sangat penting.Oleh karena itu kalau Anda lihat apa tema 1 Juli ini adalah ‘Polisi sebagai Mitra Masyarakat’, nah, apa maksudnya? Selama ini orang kan selalu bilang polisi harus melindungi dan mengayomi masyarakat. Tapi kok kenyataannya masih banyak polisi yang galak sama masyarakat atau masih apalah. Karena itu Kapolri ingin agar kita bisa lebih dekat dengan masyarakat. Antara lain diwujudkan dengan mengadakan acara di tingkat Polsek. Kita ingin ada dua hal yang mendasar dalam hubungan ini, bahwa masyarakat diharapkan bisa mengerti polisi dan polisi pun bisa mengerti apa keinginan dari masyarakat. Ini penting! Oleh karena itu kita harus bermitra dan makin mendekat. Kenapa kita hadir 1 Juli di Polsek-polsek, itu semata-mata karena Polri lebih ingin menyatakan komitmennya bahwa kami pun merupakan bagian dari masyarakat.
Abdi : Selain kunjungan ke tiap Polsek tadi, cara apa lagi yang ditempuh Polri agar makin dekat dengan masyarakat?
Adang : Caranya bisa berbagai macam. Dalam artian, ada tiga hal kalau kita lihat tentang tiga pilar reformasi Polri tentang perubahan struktur, kultur dan instrumen. Instrumen artinya aturan-aturan yang sekiranya masih menghambat harus kita ubah. Mungkin kalau dulu ada aturan yang mengatur tentang pendidikan polisi yang lebih bersifat kekerasan, sudah saatnya untuk diubah melalui pendidikan yang lebih bersifat sosial, lebih halus, seperti itu. Lalu berbicara struktur, struktur organisasi yang bagaimana sih yang bagus untuk Polri yang bisa diterima oleh masyarakat. Misalnya pos-pos polisi diperbanyak, ini agar polisi bisa lebih dekat dengan masyarakat. Bagaimana halnya dengan kultur? Buku-buku di polisi yang selama ini mungkin lebih mengarah dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana melakukan suatu tindakan secara keras, cara memeriksa orang atau tersangka dengan keras atau tidak pernah senyum sama sekali, sekarang sudah saatnya memberikan pendidikan bagaimana caranya senyum ke orang, bagaimana cara polisi menyapa masyarakat, bagaimana caranya polisi memeriksa seseorang dengan tenang. Tapi kan untuk membuat perubahan ke arah itu bukan merupakan cara yang gampang. Ini sangat memerlukan suatu kebersamaan dari seluruh komponen bangsa dan bukan lagi sekadar tugas polisi. Sudah menjadi tanggung jawab bangsa. Jadi, kalau ditanya apa saja yang sudah dilakukan, prinsip tentang reformasi Polri di pilar instrument, struktur, dan kulturnya, itu merupakan bagian dari menuju polisi yang lebih profesional.
Abdi : Salah satu cara untuk melakukan reformasi di tubuh Polri tadi mungkin melalui pemanfaatan TI?
Adang : Oh iya, jelas. Soal TI kami sangat concern dan hingga saat ini saya lihat kemampuan TI Polri sudah cukup memadai. Kalau kita lihat saat ini Polri sedang membangun bagaimana sistem online dalam arti pelayanannya, telekomunikasinya, sistem informasinya. Lebih-lebih dengan kemampuan atau keterampilan personil Polri dalam konteks TI sekarang ini sudah lumayan banyak anggota yang menguasainya. Kita bisa lihat sendiri sekarang kasus pemalsuan atau pembobolan kartu kredit atau carding, judi online atau apapun nama kasusnya yang terkait dengan TI, kemampuan cyber crime Polri saat ini sudah cukup tinggi. Buktinya kita sudah bisa menangkap para pelaku kejahatan itu. Polri tidak memandang kasus-kasus semacam tadi, ah, itu kan urusan besok, tidak. Ini urusan yang sudah di depan mata, gitu loh. Kita harus meningkatkan kemampuan Polri dalam hal TI dan itu sudah dilakukan. Kita melakukan pendidikan di Amerika, Inggris, Jepang, Singapura, Thailand, kita kirim personil kita untuk dilatih atau mendapat pendidikan di sana. Itu juga merupakan bagian dari upaya Polri untuk bisa menangani kasus-kasus cyber crime. Dan kalau pun memang kita misalnya kurang mampu dalam menangani satu kasus terkait TI, tentu kita akan meminta bantuan dari para tenaga ahli, baik yang dari dalam maupun luar negeri. Kalau misalkan ada kasus-kasus terkait telekomunikasi, ya kita minta bantuan saksi ahli dari Telkom. Itu juga merupakan bagian dari kita untuk membangun diri. Tapi yang jelas pendidikan dan latihan Polri terus dilakukan agar kita semakin profesional.
Abdi : Seperti pendidikan di PTIK itu, apa ada kurikulum TI nya?
Adang : Ada, meski di PTIK itu kurikulumnya lebih difokuskan kepada ilmu pengetahuan atau science. Tapi begitu dia selesai pendidikannya di  PTIK, dia bisa terus ikut pendidikan lanjutan seperti pendidikan TI itu.
Abdi : Kitu wae Pa, cekap, hatur nuhun,….
Adang : Manga..mangga,…sawangsulna…
iwa



Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better.


How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low PC-to-Phone call rates. __._,_.___

Komunitas Urang Sunda -->
http://www.Urang-Sunda.or.id





SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke