UUD 1945 Huruf Arab Pegon untuk Tarik Minat Baca Santri Pencetakan UUD 1945 dalam huruf Arab pegon dimaksudkan untuk menarik minat baca para santri sehingga mereka juga mau membaca peraturan tertinggi Negara Replublik Indonesia itu. Apalagi lulusan pesantren biasanya mampu menyebarkan ilmunya kepada masyarakat luas, ungkap Ketua Mahkamah Konstiusi (MK)Jimly Asshiddiqie di Buntet Pesantren Cirebon, Minggu (11/9).
"Masyarakat pasantren cenderung interes terhadap tulisan Arab pegon, maka kami terbitkan UUD 1945 yang memakai tulisan tersebut, agar dapat lebih mengakrabkannya, karena sekarang ini sudah tidak ada lagi doktrinasi UUD 1945 seperti pada jaman Orde Baru, melewati BP-7," katanya kepada wartawan usai menjadi pembicara dalam acara "Sosialisasi Peranan Mahkamah Konsitusi dalam sistem Ketatanegaraan Replublik Indonesia" Ia lalu menjelaskan, dengan mempelajari UUD 1945 yang sudah mengalami empat kali amandemen maka masyarakat pasantren menyadari hak dan kewajiban sebagai warga negara sebab selama ini mereka dituntut kewajibannya oleh negara, tetapi cenderung tidak mengetahui haknya sebagai warga negara. "Jika terjadi keseimbangan pemahaman akan hak dan kewajiban maka diharapkan mereka dapat berpartisipasi dalam bernegara sesuai aturan tertinggi yang berlaku itu," katanya. Menurut dia, masyarakat pesantren dianggap mampu mempunyai peran menyebarkan persespi yang benar tentang konstitusi yang sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk pertamanya karena banyak lulusan pesantren yang menjadi dai dan tokoh panutan di daerah asalnya . "Kami sosialisasikan UUD 1945, targetnya kepada seluruh masyarakat Indonesia, karena mungkin tidak bisa di jangkau semuanya oleh petugas Makamah Konstitusi, maka kami melibatkan tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat yang berpengaruh untuk ikut serta mensosialisaikan," katanya. Ia mengungkapkan, selama ini baru dua pasantren yang sudah melaksanakan sosialisasi yaitu Pesantren di Pasuruan, Jawa Timur, dan Buntet Pesantren di Cirebon. Selain berkaitan dengan pemahaman atas konstitusi, pemakaian huruf Arab Pegon menurut Jimly Asshiddiqie, juga berguna untuk melestarikan produksi budaya lokal karena huruf Pegon itu saduran dari aksara Arab, namun arti bahasanya Melayu. "Di negara jiran itu sendiri masyarakatnya tidak mengerti akan arti tulisan ini, dan tulisan ini disebut Arab Jawi," katanya. Selain berhuruf Arab Pegon, UUD 1945 juga dicetak dalam bahasa daerah, seperti bahasa Jawa dan Bali, agar masyarakat pedalaman yang belum paham benar bahasa Indonesia bisa lebih memahami UUD 1945. Sumber: Kompas, 12 September 2005 http://www.kompas.com/utama/news/0509/12/033939_.htm ===== Situs: http://www.urang-sunda.or.id/ [Pupuh17, Wawacan, Roesdi Misnem, Al-Quran, Koropak] __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/