Masya Allah... naon deui iyeu teh...?????
Semburan Lumpur Setinggi Pohon Kelapa di Kalsel Laporan Wartawan Kompas M Syaifullah MARABAHAN, KOMPAS - Sumur bor yang baru dibikin sedalam 135 meter di depan rumah Ketut Tegal, warga Desa Kolam Kanan, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (22/11), pukul 16.00, tiba-tiba menyemburkan lumpur setinggi pohon kelapa. Peristiwa itu membuat warga setempat terpaksa mengungsi karena khawatir rumah mereka ikut ambles. Pemantauan Kompas pada Kamis (23/11) siang, ketinggian semburan lumpur tersebut sudah menurun. Semburan itu tinggal setinggi satu meter. Namun, yang mengkhwatirkan, lubang semburan lumpur yang tadinya seukuran pipa berdiameter 1,5 inci melebar menjadi dua hingga tiga meter persegi. Akibat semburan tersebut belum berhenti, sebagian warga ikut cemas khawatir lubang semburan lumpur itu terus meluas. Bahkan, rumah Ketut Tegal oleh puluhan warga transmigrasi asal Bali dibongkar karena khawatir ambles. Sebagian halaman rumah Ketut dan satu rumah lagi milik warga lainnya digenangi lumpur setinggi mata kaki. Desa yang dihuni 20 keluarga eks transmigrasi asal Bali, sekitar tujuh kilometer dari Marabahan, ibukota Kabupaten Barito Kuala atau sekitar 47 kilometer dari Banjarmasin itu kini mendadak ramai didatangi warga dari berbagai daerah. Mereka ke sana ingin melihat kejadian alam tersebut. Bupati Barito Kuala Eddy Sukarma juga meninjau lokasi semburan lumpur tersebut. Sementara lokasi semburan sekitar 20 meter persegi diamankan dengan tali pembatas oleh petugas polisi setempat. Camat Barambai Taufik Hidayat, mengatakan pada saat kejadian banyak warga mengungsi ke tempat yang lebih aman karena ketinggian semburan lumpur sempat pencapai puluhan meter. Namun, saat ini yang masih diungsikan lima keluarga. Ini karena lokasi rumah mereka sangat dekat dengan semburan lumpur tersebut. Sementara satuan koordinas pelaksana penanggulangan bencana mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum untuk mengantisipasi semburan lumpur tersebut kemungkinan berlangsung lama. Keterangan dari Nyoman Suke (34), anak Ketut Tegal dan Kade Kundri (30) isteri Nyoman Suke diketahui semburan lumpur terjadi sekitar setengah jam setelah empat pekerja bor sumur di depan rumah mereka selesai memasukkan pipa sedalam sekitar 135 meter. Pemasangan sumur bor dilakukan karena empat bulan terakhir mereka kesulitan air bersih. Sementara air parit di daerah tidak layak diminum karena asam. "Saat peristiwa itu terjadi kami ketakutan mendengan gemuruh dan ledakan. Kami langsung mengungsi karena ketinggian semburan lumpur sudah di atas rumah," kata Kade Kundri. Empat pekerja sumur bor yakni Mustakim, Suprapto, Amir dan Eko beruntung secepatnya menyingkir karena tidak hanya semburan lumpur, tetapi 36 pipa plastik paralon ukuran ¾ inci yang digunakan mengeluarkan lumbur dalam pipa juga ikut keluar. Selain itu pada malam hari, lubang semburan makin besar sehingga satu mesin penyedot air juga ikut tenggelam dalam lumpur tersebut. Keempat pekerja tersebut kini diminta keterangan oleh Kepolisian Resor Bartio Kuala di Marabahan. "Kami sudah tujuh tahun sebagai penggali sumur bor, namun baru kali beremu semburan lumpur," kata Suparto. Tajuddin Noor, Kepala Sub Dinas Perwilayahan pada Dinas Pertambangan Kalsel, kepada wartawan, saat ini penyebabnya belum diketahui persis karena masih diteliti. Dari lokasi semburan, kedalaman lubang sumur yang digali 135 meter. Semburan lumpur juga tidak menghasilkan volume yang besar. Dari sejak terjadi pertama kali sampai Kamis siang, volume lumpur hampir sama. Bahkan, yang banyak keluar hanya air. Menurut Tajuddin, diperkirakan semburan lumpur ini tidak membahayakan. Berbeda dengan semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang sumbernya dari kedalam 3.000 meter dan volume lumpur terus bertambah. Namun, untuk mengatasi kekhawatiran, sebaiknya warga dekat lokasi lumpur mengungsi sementara waktu. Desa Kolam Kanan saat ini dihuni sekitar 20 keluarga. Mereka adalah warga asal Bali yang pada tahun 1971 ikut program transmigrasi ke daerah ini.