Popon Segera "Road Show" untuk "Ngadongeng"

GURU mata pelajaran kesenian, SMA Negeri I Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Ny.
Popon Fatonah, sama sekali tidak menduga, akan menjadi juara pertama *
ngadongeng* dalam Bahasa Sunda, se-Jawa Barat. Ketika namanya diumumkan
sebagai juara, Popon tidak bergegas ke panggung, karena antara percaya dan
tidak. Namun setelah banyak orang yang menyalaminya, ia sadar bahwa
kemenangan itu bukan sebuah mimpi.

"Saya terharu, dan bangga bisa menjadi juara lomba *ngadongeng* dalam bahasa
Sunda se-Jabar. Karena semua itu sama sekali tidak pernah saya bayangkan,"
kata Popon saat ditemui "PR", Senin (26/2) di sekolahnya.

Bagi Popon, menyampaikan dongeng atau cerita merupakan kebiasaannya setiap
malam untuk mengantarkan tidur bagi tiga anaknya. Dengan mendongeng, Popon
merasa memiliki hubungan emosional yang lebih dekat antara dirinya dengan
tiga anaknya. Dari dongeng, ia memberikan banyak pesan yang dibungkus dalam
dinamika dan ragam cerita.

Dari kebiasaan itu, dengan sendirinya ia melakukan sosialisasi berbahasa
yang baik, serta tata krama kepada anaknya. Cara yang dilakukan sekaligus
menggambarkan, bahwa kebaikan akan selalu menang. "Kadang cerita dongeng
untuk anak-anak ini, hasil karangan saya sendiri. Yang paling penting bisa
membangun imajinasi anak, menarik serta menyampaikan pesan yang baik. Saya
merasa selama ini bahagia sekali, karena hubungan dengan anak-anak begitu
harmonis buah dari kebiasaan memberikan dongeng itu," katanya.

Nilai positif lain, kalau tradisi mendongeng masih dibangun adalah adanya
dorongan yang besar untuk membaca buku sejarah, kisah-kisah orang besar.
Dari berbagai bacaan itu, ia kemudian mengubahnya menjadi bahan cerita seru
yang diekspresikan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.

Tapi, kebiasaan memberikan dongeng yang selama ini dilakukan, hanya sebatas
untuk pendidikan di rumah atau keluarga. Waktu itu Popon tidak pernah ikut
lomba *ngandongeng*, baik di Ciamis maupun tempat lainnya. Makanya, ketika
ada lomba *ngadongeng basa Sunda* untuk ibu-ibu rumah tangga berusia 20-40
tahun, yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemrov Jabar,
Kamis (15/2), ia tidak menargetkan apa pun.

"Saya hanya ikut lomba. Cerita yang saya angkat yaitu Ciung Wanara.
Ternyata, cara saya menyampaikan dongeng ini, dinilai baik. Padahal, saya
tidak punya pengalaman lomba mendongeng. Pengalaman saya pernah melatih
dongeng untuk anak-anak SMP di Panawangan, Kabupaten Ciamis. Memang waktu
itu, anak-anak tampil sebagai juara dua untuk lingkungan pelajar di Jabar.
Tapi saya sendiri baru pertama kali ikut dan akhirnya menang," kata
perempuan kelahiran 3 Fe-

bruari 1968 ini.

Popon mengakui bahwa saat ini sudah tak banyak lagi orang tua memberikan
dongeng kepada anak-anaknya, baik karena kesibukan orang tua itu sendiri,
maupun karena maraknya tontonan di televisi. Tapi ia merasa yakin bahwa
melalui dongeng dari orang tua ke anak, banyak manfaat yang dirasakan.

Popon sendiri selain sebagai guru di SMAN Baregbeg, dikenal aktif di teater
yang ada di Ciamis. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan seni di Tatar
Galuh Ciamis. Lulusan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Galuh ini, sudah 12 tahun berprofesi sebagai guru. Awalnya, ia mengajar di
SMPN Panumbangan, lalu sejak setahun lalu pindah ke SMAN Baregbeg, untuk
mengajar mata pelajaran kesenian.

Kini setelah tampil sebagai juara mendongeng, Popon akan berkampanye
melakukan *road show ngadongeng* ke sekolah-sekolah. "Ini untuk menumbuhkan
lagi budaya *ngadongeng*," katanya. Karena tanpil sebagai juara itu pula,
kini Popon sering disebut "Ratu Dongeng".

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Wawan Arieffin mengatakan, dirinya
sangat gembira dengan kemenangan Popon. Itu menunjukkan bahwa masih ada guru
yang bisa menjadi pioner dalam mempertahankan tradisi yang hampir punah di
tengah masyarakat.

"Waktu dulu, dongeng merupakan pengantar tidur bagi anak-anak, selain
perekat hubungan dalam keluarga. Tapi tradisi itu sekarang hampir punah, dan
beruntung ada guru di Ciamis yang tampil hingga jadi juara," katanya.
(Undang Sudrajat/"PR")***

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/022007/28/0702.htm

Kirim email ke