Aya oge anu nga waler nya, Dupi kang Ukay Pedes na caket teu sareng
Karamat Kuta Gandok, Leres daerah Utara mah teu aya perubahan anu
signifikan, mung eta bae Rengas dengklok bakal jadi kota Kabupaten.

 

 

  _____  

From: Ukay Karyadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 22, 2007 11:16 AM
To: urangsunda@yahoogroups.com
Subject: Re: [Urang Sunda] Karawang<<<<kota kenangan....

 

Waduh pedes mah lembur kuring. Dibanding suasana taun 1999, Kiwari teu
aya parubahan anu signifikan, paling-paling wargina seeur any jadi TKW
ka saudi.

 

Kab Karawang bagian kidul (daerah industri) sareng bagian kaler (daerah
pertanian) timpangna masih karaos pisan. Padahal lamun para pamimpina
cerdas mah masalah eta tiasa diatasi. Maenya, lumbung padi nasional tapi
rakyatna loba anu miskin. 


leli nurleli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

        melihat perjalanan panjang kota karawang....eh naha jadi bhs
indonesia punten ah...

        abdi janten emut waktos kapengker....waktos pribados ngabakti di
tanah karawang sekitar tahun 1996 sampai 1999.....kalelersan pribados di
tempatkeun di kacamatan pedes...caket sareng rengas dengklok....selama 3
tahun abdi ulung biung di desa eta....dikecamatan eta....waktos eta mah
masih seueur...pasawahan....suasana desa masih sangat kental....

        hanya 3 tahun saya ditempatkan disana tapi rasanya saya sudah
menjadi bagian dari masyarakat tersebut...suka duka...pengalaman di
demo...karyawan....wah...semua jadi kenangan yg tak terlupakan...setiap
malam selalu ada masalah yg melanda masyarakat disana....upami aya
anggota milis ini anu sok ka puskesmas kecamatan Pedes...pang nitip keun
salama wae ti pribados....kanggo karyawan..puskesmas na...

        jadi sedih...tur sono....anu sono ka lembur.......
        
        "Marwan Faizal A. Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

                 

                Sekilas perjalanan Kabupaten Karawang dari waktu ke
waktu.

                
                Kapan terbentuknya daratan di daerah Kabupaten Karawang
dan kapan orang pertama kali menetap di daerah ini tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Yang jelas adalah bahwa Jawa dan Indonesia
(dalam nama lain Colandia, Kun - lun, Dvipantara, Zabag, Bhar Al - Jawa)
sudah di kenal oleh orang-orang India (Asia Selatan), Timur Tengah,
Eropa dan China sejak sekitar 2000 tahun yang lalu. Bahkan di Jawa,
berdasar tulisan dari India, sudah ada beberapa negara/kerajaan.

                
                Pada awal abad ke 4 TU (sekitar 1600 tahun yang lalu),
berdasarkan prasasti dan catatan dari China, di Indonesia sudah beberapa
negara di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan catatan dari China
ada negara Kan-toli (di Sumatera) dan di Jawa ada negara Ho - lo -
tan/To - lo - mo (Taruma). Berdasarkan prasasti, ada negara/kerajaan
miliknya raja Mulawarman di Kalimantan Timur (di Kutai) dan negara
Taruma miliknya raja Purnawarman di Jawa  Barat (di Jakarta dan
sekitarnya). Masih berdasarkan catatan dari China, di Jawa juga ada
negara Cho - po (Jawa). 

                
                Pada abad ke 4 TU hingga awal abad ke 7 TU, menurut
catatan China, terdapat 2 (dua) negara besar di Indonesia, yaitu
Kan-to-li (di Sumatera) dan Ho-lo-tan (To-lo-mo, Taruma) di Jawa.

                Negara Ho-lo-tan/To-lo-mo (Taruma) yang pusatnya di
sebelah barat Sungai Citarum/Karawang sangat mungkin juga berkuasa di
daerah Kabupaten Karawang (sebelah timur kali Citarum/Karawang).

                
                Pada awal paroh pertama abad ke 7 TU, Negara Kan-To-li
di Sumatera telah digantikan/ diteruskan oleh negara Mo - lo - you
(Malayu, di Jambi), Shi-lI-fot-shi (Sriwijaya, di Palembang) dan To -
lang dan Poh - wang(Tulang Bawang, di Lampung). Pada akhir abad ke 7 TU
negara/kerajaan Shi-li-fo-shi (Sriwijaya) sudah menaklukan dan memasukan
Mo-lo-you (Melayu), To-lang dan Poh-wang (Tulang Bawang). Shriwijaya
juga menaklukan Bangka-Belitung dan menaklukan Kedah (di seberang Selat
Malaka di Semenanjung Malaysia) dan To-lo-mo (Taruma, di seberang
tenggara Laut Jawa di Jawa). Boleh dikatakan juga bahwa saat ini pun
daerah Kabupaten Karawang ikut masuk dalam wilayah jajahan Shriwijaya.
Tetapi Bhumi Jawa di Jawa Tengah (di bawah raja-raja Dinasti Syailendra)
menolak bergabung dengan Shriwijaya.

                
                Pada awal abad ke 8 TU, raja Sanjaya (salah satu
pangeran dari Dinasti Shailendra) telah menyatukan kembali
kerajaan/negara Jawa milik kakak ibunya. Seperti raja-raja Sriwijaya,
Sanjaya berusaha menyatukan Jawa dan Indonesia. Berdasarkan catatan dari
China, para penggantinya meneruskan usaha ini bahkan melanjutkan
penyatuan/penaklukan ke Daratan Asia Tenggara (Khmer di Kamboja dan
Champa di Vietnam Tengah). Para Penggantinya mulai memakai gelar Shri
Maharaja (The King of kings) dan keturunan dari penggantinya menjadi
raja di Suwarna (Shriwijaya, Sumatera) dan di Angkor (Kamboja). Dan
seperti Dinasti Shailendra di Jawa, para keturunan/cabang Dinasti
Shailendra di Sumatera dan Kamboja juga banyak membangun
bangunan-bangunan yang indah. Pada saat ini boleh dikatakan bahwa daerah
Kabupaten Karawang juga termasuk dalam wilayah para Maharaja Shailendra
Jawa. 

                
                Pada pertengahan akhir abad ke-9 TU, "persatuan" negara
Dinasti Shailendra ini (Jawa dan Indonesia) sudah tidak utuh lagi.
Angkor (Kamboja) sudah menyatakan merdeka. Demikian juga dengan Suwarna
(Sumatera/Shriwijaya) dan Kedah (Semenanjung Malaysia). Jawa sendiri
juga dalam beberapa tahun mengalami "chaos", dan Maharaja Balitung dan
penggantinya untuk beberapa saat berhasil memulihkan kerajaan. Pada saat
ini boleh dikatakan, bahwa daerah Kabupaten Karawang masih tetap menjadi
bagian dari Dinasti Shailendra di Jawa.

                
                Pada awal abad ke 10 TU, negara/kerajaan Shriwijaya
(Sribuza, San-fot-tsi) sudah bangkit kembali dan berhasil menguasai
kembali Kedah (di Semenanjung Malaysia) serta kemudian juga Jambi di
kuasai kembali. Sementara itu, Dinasti Shailendra digantikan/diteruskan
oleh Dinasti Ishana dan memindahkan pusat kekuasaannya di Jawa Timur
bagian barat. Di Jawa Barat, di sebelah barat sungai Citarum/Karawang,
Rahyang Juru Pangambat berhasil memulihkan kembali haji/kepangeranan
Sunda. Sangat mungkin tadinya daerah Sunda adalah kepangeranan/vasal
dalam negara Taruma.

                
                Pada akhir abad ke 10 TU, Maharaja Teguh Darmawangsa
berhasil menyatukan Jawa, dan berdasarkan informasi dari China meluakan
wilayahnya ke San-fot-tsi (Shriwijaya/Sumatera). Dari prasati diketahui
bahwa kerajaannya/negaranya hancur akibat serangan dari haji/gubernur
Wura Wari (Jawa Tengah bagian barat). Pada tahun-tahun ini bisa
diperkirakan bahwa daerah Kabupaten Karawang pun masuk dalam wilayah
Maharaja Teguh Dharmawangsa. 

                
                Pada awal abad ke 11 TU, Maharaja Airlangga berhasil
memulihkan kembali wilayah kerajaan mertuanya dan dalam prasatinya
menyebutkan banyak daerah (asal para pedagang) di seluruh Indonesia,
Asia Tenggara, India (Asia Selatan) dan China. Pada saat yang sama
kerajaan Shriwijaya dan daerah-daerah bawahan/jajahannya sedang
mengalami serangan-serangan secara besar-besaran dari
Kerajaan/Kekaisaran Cola (Tamil Nadu, India Selatan). Sementara itu,
Jayabhupati, haji/gubernur Sunda (sebelah barat sungai Citarum/Karawang)
sangat mungkin tetap setia pada Maharaja Airlangga. Daerah Kabupaten
Karawang pun pada saat ini sangat mungkin tetap setia kepada Maharaja
Airlangga.

                
                Pada akhir abad ke 11 TU, negara-negara Indonesia sedang
mengalami kelemahan/kekalutan. Di Jawa, persaingan para raja pengganti
Maharaja Airlangga menjadikan Jawa dalam masa kegelapan. Di Sumatera,
akibat serangan besar-besaran dari Negara Cola (Tamil, India Selatan)
hingga masa ini mengakibatkan Kerajaan Shriwijaya menjadi tak berdaya.

                
                Pada awal abad ke 12 TU, raja-raja Dinasti Ishana di
Daha-Kediri berhasil menyatukan Jawa. Dan selanjutnya Maharaja Jayabhaya
berhasil menyatukan Indonesia. Pada saat ini boleh dikatakan, bahwa
daerah Kabupaten Karawang juga ikut masuk dalam wilayah Maharaja
Jayabhaya.
                
                Pada akhir abad ke 12 TU, para pengganti Jayabhaya
mengalami penurunan kekuatan dan berdasarkan catatan dari China wilayah
dari Su-ki-tan di Jawa terfokus daerah-daerah Indonesia Timur. Sedang di
wilayah bagian barat Indonesia, negara-negara di Indonesia bagian barat
menjadi bagian/jajahan dari San-fot-tsi (Melayu? yang telah bangkit
kembali). Berdasarkan catatan ini, Sun-to (Sunda, daerah yang banyak
bajak lautnya) dan Palembang ikut menjadi wilayah/jajahan dari
San-fot-tsi.

                
                Pada awal abad ke 13 TU, Dinasti Rajasa telah
menggantikan/meneruskan Dinasti Ishana di Jawa dan berpusat di Jawa
Timur bagian timur. Sejak awal Dinasti ini telah menguasai Jawa dan
pulau-pulau lain. 

                
                Pada separoh akhir abad ke 13, Maharaja Kertanegara
berhasil menyatukan Indonesia, dan juga Malaysia dan Brunei. Dan negara
Jawa dan Indonesia berhadapan dengan Kekaisaran Mongolia Raya yang juga
telah menguasai negara-negara daratan Asia Tenggara. Pada saat ini boleh
dikatakan daerah Kabupaten Karawang juga termasuk dalam Kekaisaran
Maharaja Kertanegara.

                
                Pada abad ke 14 TU, boleh dikatan seluruh Indonesia dan
juga Malaysia serta Brunai dan Filipina Selatan boleh dikatan menjadi
wilayah/jajahan dan pengaruh para Maharaja Dinasti Rajasa di Majapahit.
Dan daerah Kabupaten Karawangpun demikian juga.

                
                Pada awal abad ke 15 TU, "persatuan" Indonesia-Majapahit
sudah tidak ada lagi. Malaka (Semenanjung Malaysia) dan Brunai
(Kalimantan Utara) sudah merdeka dan meminta perlindungan ke China dari
ancaman Siam (Thailand) dan Vietnam serta Sulu (Filipina). Palembang pun
mulai sering melakukan pemberontakan.

                
                Pada pertengahan abad ke 15 TU, terjadi anarki di
Majapahit. Palembang lebih sering berontak. Dan di Sunda, Prabu Wastu
(Wastu Kancana) berhasil menguasai seluruh Jawa Barat. Pada saat ini
boleh dikatakan, daerah Kabupaten Karawang pun ikut dalam wilayah Prabhu
Wastu. Di Indonesia Timur mulai timbul Negara - negara baru.

                
                Pada akhir abad ke 15 TU, Dinasti Demak-Pajang telah
menggantikan Dinasti Rajasa dan berpusat di Jawa Tengah. Wilayahnya
selain di Jawa Tengah, juga termasuk beberapa daerah di Jawa Barat
(Cirebon), Jawa Timur (Gresik), Sumatera (Palembang dan Jambi) dan
Kalimantan (daerah barat daya) dan pulau-pulau lain. Pada saat yang
sama, negara Pajajaran didirikan di daerah Bogor dan daerah Kabupaten
Karawang termasuk di dalam wilayah Pajajaran. 

                
                Pada awal abad ke 16 TU, wilayah Sultan-sultan Dinasti
Demak-Pajang di Jawa melebar ke barat (pantai utara dan pedalaman Jawa
Barat)) dan timur (Pantai Utara, Madura dan pedalaman Jawa Timur). Pada
saat ini wilayah Kabupaten Karawang juga termasuk dalam wilayah
Sultan-sultan Demak. Di Kalimantan dan Indonesia timur pengaruh Demak
juga ada/terasa. 

                
                Pada akhir abad ke 16 TU, terjadi kerusuhan dan raja
Pajang memindahkan pusat kerajaan. Daerah pesisir utara Jawa Barat
dibagi menjadi wilayah Banten (di barat) dan wilayah Cirebon (di timur).
Sementara daerah Jakarta menjadi wilayah Banten, sangat mungkin daerah
Kabupaten Karawang menjadi wilayah Cirebon. Akhirnya Dinasti
Demak-Pajang di gantikan oleh Dinasti Mataram dan sejak awal ingin
menguasai seluruh Jawa dan Indonesia serta menyerang Banten lewat laut.

                
                Pada awal abad ke 17 TU, Sultan/Susuhunan Mataram sudah
menguasai hampir seluruh Jawa dan beberapa daerah lain di Indonesia
(luar Jawa). Sementara itu VOC sudah mulai berpusat di Batavia
(Jakarta). Daerah Kabupaten Karawang dan sekitarnya menjadi wilayah yang
sangat penting bagi Dinasti Mataram. Tumenggung Singoranu (salah satu
Pate Sultan Agung) sangat mungkin juga sering mengunjungi daerah ini,
selain Ciasem (Subang Utara). Demikian juga para pejabat lainnya. Pada
saat ini daerah Kabupaten Karawang ikut dalam wilayah/propinsi Pesisir
(Utara) Barat yang berpusat di Tegal.

                
                Pada akhir abad ke 17 TU, Sunan Amangkurat Agung sudah
sejak awal menganggap bahwa VOC adalah vazal/bawahan bagi dirinya dan
para penggantinya. Daerah kabupaten Karawang tetap menjadi daerah yang
penting bagi Dinasti Mataram. Banyak orang-orang dari Karawang ikut
membangun Kraton Susuhunan di Plered (Bantul, Yogyakarta). Pangeran
Martasana, pejabat pesisir (utara) timur sering mengunjungi daerah ini.
Demikian juga lainnya. Saat inipun daerah Kabupaten Karawang ikut dalam
wilayah Pesisir Barat. Perjanjian antara Amangkurat II (Sunan) dan VOC
(vasal Sunan) mengatakan bahwa daerah Karawang diserahkan (disewahkan,
dikelola) oleh VOC.

                
                Pada awal abad 18 TU. Daerah Kabupaten Karawang dan
sekitarnya tetap dikelola oleh VOC (secara teori vasal Sunan di
Kartasura). 

                
                Pada akhir abad 18 TU. Daerah Kabupaten Karawang dan
sekitarnya tetap dikelola oleh VOC (secara teori vasal Sunan/Sultan di
Surakarta dan Yogyakarta). Pada saat ini VOC mengalami kebangkrutan, dan
sering meminjam uang dan tentara ke para Sultan/Sunan dan semakin
terpisah dari Belanda/Eropa. Pada tahun 1800 VOC ditutup (tutup buku
untuk selamanya). 

                
                Pada awal abad 19 TU. Gubernur Jenderal Daendels
memutuskan/menghentikan hubungan "teoritis" Sunan/Sultan - Vazal dengan
para Sunan/Sultan dan "merdeka penuh". Daerah Karawang sejak saat ini
menjadi wilayah Daendels. Letnan Gubernur Jenderal Raffles (orang
Inggris) mengikuti jejak Daendels, dan mengklaim dirinyalah yang
benar-benar penerus para Maharaja di Majapahit dan penguasa
Nusantara/Indonesia, bukan Sultan/Sunan di Yogya dan Surakarta. Demikian
juga dengan Pemerintah Hindia-Belanda (1816-1942), mengikuti jejak
Daendels dan Rafles, mereka benar-benar tidak mau lagi mengakui
kemerdekaan para Sunan/Sultan dan memasukkan mereka dan wilayah mereka
sebagai bagian dari Hindia-Belanda.

                
                Pada akhir abad 19 TU, Daerah Kabupaten Karawang tetap
menjadi wilayah Hindia - Belanda (masuk dalam Propinsi/Karesidenan
Batavia) dan sebagai salah satu penghasil sumber hasil bumi. 

                
                Pada awal abad 20 TU. Daerah Kabupaten Karawang tetap
menjadi wilayah Hindia - Belanda (masuk dalam Karesidenan Batavia). Saat
di bentuk West Jawa Province (Propinsi Jawa Barat-nya Hindia Belanda,
1926), Karesidenan dan Kabupaten tadi ikut masuk dalam propinsi
tersebut. Pada masa pendudukkan Jepang, Daerah Kabupaten Karawang ini
juga ikut diduduki. Pada masa Perang Revolusi Kemerdekaan Indonesia,
daerah ini menjadi daerah yang sangat penting. Saat menjelang
proklamasi, calon Presiden Indonesia yang pertama ada di Rengasdengklok
(sebelah utara Karawang).

                
                Pada akhir abad ke 20 TU, Daerah ini (Kabupaten
Karawang) merupakan daerah penting bagi Indonesia, karena dekat dengan
pusat pemerintahan Indonesia. Di jaman orde Baru (1966 - 1998), daerah
selatan dari Kabupaten Karawang menjadi daerah industri yang penting.
Banyak industri ada di daerah ini seperti : Pupuk Kujang, Texmaco,
Timor, Bukit Indah, Kota Delta? Dan lain - lain. Demikian juga dengan
perumahan-perumahan modern untuk para boss, pegawai/pekerja, baik
pemerintahan maupun swasta. Daerah Tengah dan Utara, seperti daerak
Kabupaten Bekasi bagian utara Utara dan timur laut dan Kabupaten Subang,
tetap dalam ketertinggalan dan miskin. Miskin penduduknya dan juga
miskin infrastrukturnya. 

                
                Pada awal abad ke 21 TU, Kabupaten Karawang memiliki
Otonomi Daerah, seperti Kabupaten - kabupaten dan Kota - kota lain di
Indonesia. Seperti Kabupaten - kabupaten di sebelahnya, penduduknya
adalah masyarakat yang multi kultur (plural), baik dilihat dari
asal-usul, etnik, budaya, bahasa, agama, pendidikkan, kekayaan dan
tingkat pendapatan. Diperlukan demokrasi, kebebasan dan toleransi yang
sungguh-sungguh untuk melindungi dan menjamin keamanan/memberi rasa aman
(untuk hak dan kewajiban) dari masyarakat yang beragam ini.

                  

         

        
  _____  


        Building a website is a piece of cake. 
        Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.
<http://us.rd.yahoo.com/evt=48251/*http:/smallbusiness.yahoo.com/webhost
ing/?p=PASSPORTPLUS>  

         

          Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join
Yahoo!'s user panel and lay it on us.
http://us.rd.yahoo.com/evt=48516/*http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo
_panel_invite.asp?a=7 hot CTA = Join Yahoo!'s user panel  

<<image001.gif>>

Reply via email to