Baraya ieu aya resensi buku "Sungai dari Firdaus" tarjamahan ti buku
"River Out of Eden; A Darwinian View of Life", karangan Richard Dawkins.
Nyanggakeun :

Ketika Manusia dan Bakteri Hidup Bersaudara
Koran Tempo 30 April 2006

Apakah Anda percaya seluruh makhluk hidup berasal dari leluhur tunggal?
Suatu konsep yang berarti bahwa semua jenis makhluk hidup, mulai dari
bakteri bersel satu hingga homo sapiens alias manusia, adalah bersaudara.
Konsep ini dipercaya Darwin dan para pengikutnya bahwa dari sudut pandang
molekuler semua hewan merupakan kerabat yang cukup dekat.

Buku berjudul asli River Out of Eden; A Darwinian View of Life, yang
terjemahannya renyah dibaca ini, ingin menjelaskan bahwa semua jenis
makhluk hidup mampu menggunakan materi di sekitarnya untuk membuat salinan
yang persis sama dengan dirinya, termasuk salinan kesalahan-kesalahan
kecil yang bisa terjadi dalam proses penyalinan.

Yang terjadi kemudian, menurut penulis buku ini, adalah seleksi Darwinan
(Darwinian selection) dan sedikit asumsi. Tetapi teori Darwin tidak hanya
memiliki kemampuan yang sangat hebat untuk menjelaskan. Bahwa penjelasan
itu dilakukan secara bersahaja, benar-benar mencerminkan keanggunan yang
perkasa, suatu keindahan puitis yang melebihi dongeng-dongeng penciptaan
paling memukau sekalipun.

Sang penulis buku, Richard Dawkins, adalah seorang ilmuwan dari
Universitas Oxford pengikut setia teori Darwin. Dalam setiap bukunya ia
selalu mencoba menguraikan dan menjajaki kekuatan teori Darwin, salah
satunya adalah konsep di atas. Pembaca buku ini dihadapkan pada pemaparan
yang cukup menarik tentang bagaimana suatu gen diturunkan dari generasi ke
generasi.

Bagaimana gen-gen itu bukan saja saling bekerja sama, tapi juga saling
bersaing secara sehat untuk memberikan yang terbaik bagi generasi
penerusnya. Makhluk hidup yang mampu bertahan hidup adalah yang serba
unggul. Makhluk yang sukses menjadi leluhur. Semua itu tak lepas dari
peran lingkungan yang turut memengaruhi, apakah suatu gen dapat terus
bertahan atau tidak.

Sungai Firdaus adalah bahasa yang digunakan Dawkins untuk menyebut DNA.
Sungai Firdaus, menurutnya, adalah sungai pembawa informasi genetik ang
mengalir lintas masa. Sungai DNA atau sungai gen ia sebut juga sebagai
sungai digital karena memuat sandi-sandi genetik yang bersifat digital
atau bersifat angka. Setiap sel dalam tubuh mengandung aksara DNA yang
dapat disalin selama bergenerasi-generasi (karena bersifat digital).

Salinan itu akan sama dengan aslinyakecuali terjadi kesalahan cetak karena
proses mutasi, yang leh seleksi alam bisa dimusnahkan atau justru
dilestarikan. Sungai gen suatu saat akan berpisah dan bercabang-cabang
membentuk spesies baru akibat terjadi keterpisahan secara geografis.

Artinya, ciri yang menandai suatu spesies adalah semua anggota spesies itu
punya sungai gen yang sama. Lebih lanjut, Dawkins menjelaskan tentang apa
yang terjadi pada suatu sel. Bagaimana pengaruh gen-gen yang ada dalam sel
menyebabkan sel tersebut bereplikasi kemudian berdiferensiasi sehingga
muncul istilah keragaman sel.

Keragaman sel ini sangat terprogram dan dapat diprediksi secara rinci.
Berbeda dengan keragaman spesies yang merupakan hasil pengaruh geografis
dan tidak dapat diprediksi. Dalam bab kedua buku ini, alur penjelasan
Dawkins menjadi lebih menarik karena pada bab inilah dikemukakan bahwa DNA
dapat digunakan untuk merekonstruksi sejarah leluhur asalkan seks tidak
ikut campur di dalamnya.

Pada bab ini kita akan mendapat gambaran mengapa Dawkins meyakini bahwa
makhluk hidup berasal dari leluhur tunggal. Ia menjelaskan dengan cukup
gamblang bahwa seks dapat menjadi penghalang dalam penelusuran sejarah
leluhur karena informasi (baca: DNA) yang dibawanya adalah gabungan dari
pita-pita DNA ayah dan ibu yang sebelumnya telah terobek-robek.

Dengan berpegang pada istilah Siti Hawa-nya Mitokondria (Mitochondrial
Eve), Dawkins memaparkan sejauh mana kita harus mundur ke masa silam untuk
mendapatkan leluhur bersama umat manusia. Teori paling terkenal yang
dikemukakan Lynn Margulis dari Universitas Massachusetts adalah “dalam
sejarah evolusioner purba, mitokondria merupakan bakteri, memiliki DNA
sendiri, tidak tercemar tetapi tidak kebal terhadap mutasi.”

Kita tahu, mitokondria ada pada setiap sel yang membangun tubuh kita.
Jadi, berdasarkan teori ini, selsel tubuh kita ibarat taman tertutup
berisi bakteri. Pada saat ini teori tersebut sudah diamini oleh kebanyakan
ahli biologi dunia karena hampir bisa dipastikan benar.

Fakta selanjutnya adalah bahwa DNA mitokondria berasal hanya dari ibu
karena sperma terlalu kecil untuk dapat memuat lebih dari beberapa
mitokondria. Sperma hanya mampu menyediakan energi untuk menggerakkan
ekornya ketika berenang menuju sel telur, dan sejumlah kecil mitokondria
terbuang bersama ekor itu saat kepala sperma diserap sel telur ketika
pembuahan terjadi.

Hal inilah yang membuat Dawkins memilih istilah Siti Hawa Mitokondria,
yang menurutnya, lebih puitis daripada Siti Hawa-nya Kitab Suci. Bab demi
bab dalam buku ini saling berkaitan. Bab awal mempersiapkan pembaca untuk
memahami pandangan bahwa asas manfaat sejati kehidupan yang dimaksimalkan
dalam alam adalah kelestarian DNA.

Hal ini erat kaitannya dengan proses seleksi alam ala Darwin. Bab-bab
selanjutnya lebih banyak berisi penjelasan lebih luas dari hal-hal yang
telah dibahas pada bab sebelumnya. Gaya bertutur Dawkins penuh dengan
metafora. Contoh kasus dan penjelasan panjang lebar mengenai satu hal yang
dikemukakan sepertinya membuat pembacanya ikut larut dalam ritme yang
diciptakannya sehingga kita akan mengerti dengan sendirinya pada setiap
akhir bab.

Bagi sebagian orang, saat membaca buku yang terbagi menjadi lima bab dan
disertai dengan bacaan-bacaan yang disarankan ini, mungkin akan mengalami
sedikit sendatan karena penerjemah banyak menggunakan istilah hasil
terjemahan yang kurang dikenal oleh awam. Tetapi hal itu bukan merupakan
kendala untuk tidak membacanya sampai akhir bab.

Sebagai saran, pembaca buku ini sebaiknya telah memiliki dasar pengetahuan
mengenai ilmu genetika misalnya prosesproses seperti mitosis dan meiosis.
Ini akan memudahkan kita mengikuti alur ciptaan Dawkins dan selanjutnya
akan membawa ke dalam suatu pemahaman terhadap konsep Darwin mengenai
teori evolusi, yang oleh sebagian orang banyak ditentang.

Bukan tanpa alasan jika buku ini dapat meneguhkan dan memperdalam iman
umat beragama.


Rakhmad Adi Rodiyat

Pembaca buku sains, Mahasiswa ITS Surabaya Bersaudara

Kirim email ke