Geuning mani sararepi ieu teh? Supaya haneuteun, ieu aya lalakon Wan Abud, urang Arab Saudi jeung Deuis nu urang Karawang. Cenah mah lalakon maranehna teh jadi kacapangan ("buah-bibir") ....
Ketika Istri Jadi "Guide" GALAMEDIA MINGGU, 02 SEPTEMBER 2007 SIAPA orangnya yang tidak cemburu jika melihat istri berduaan di kamar hotel dengan lelaki lain. Pantas jika Sr (24) mendadak emosi karena sopir angkot asal Desa Palumbonsari, Kab. Karawang itu melihat istrinya dibawa ke hotel. Kemudian Sr menghajar teman kencan istrinya hingga berdarah-darah. Awal ceritanya begini. Suatu hari kata sahibul carios, seorang warga asal Arab Saudi tengah luntang-lantung ke Karawang. Wisatawan ini tidak ngartieun bahasa Indonesia, apalagi Sunda. Namanya panggil saja Wan Abud (40). Dia minta bantuan orang Karawang sebagai guide atau penunjuk jalan. Kebetulan muncul Deuis (20), nama samaran wanita asal Karawang, Dia memang mahir berbahasa Arab sebab dulunya pernah jadi tenaga kerja wanita (TKW). Singkat cerita, Deuis sanggup jadi penunjuk jalan sekaligus jadi penerjemah bahasa. Si Wan Abud tentu saja atoheun, ia pun menjanjikan fulus yang jumlahnya lumayan sebagai uang lelah kepada Deuis selaku pemandu wisata amatir Wan Abud. Saking gembiranya si Deuis tidak bebeja kepada Sr selalu suaminya, dia mah der saja bepergian berduaan dengan si Tuan Arab Wan Abud. Tetapi karena merasa berdosa, Deuis minta izin pada Sr. Karena niatnya baik, Sr mengizinkan karena Deuis janji, katanya si Wan Abud akanngasih fulus atau duit yang lumayan besar. Bahkan katanya akan diitung harian, janjinya Rp 50.000 sehari. Tentu duit gede dibanding nyopiran angkot mah. Kerjanya mudah, pergi pagi pulang sore. Itu berlangsung setiap hari. Namun belakangan Sr jadi curiga karena Deuis sering pergi pulang petang. Sr mencoba menyelidiki. Tenyata menurut keterangan beberapa teman-temannya, Deuis bukan sekadar penerjemah bahasa Arab, melainkan juga merangkap sebagai batur bobo. Beberapa temannya juga mengatakan, mereka kerap melihat Deuis berduaan dengan Wan Abud di beberapa hotel. Sr tadinya menganggap berita itu gosip belaka. Tetapi ia mulai curiga, sebab istrinya sejak pagi hingga tengah malam tidak juga embol-embol atau muncul ke rumahnya. Sr berusaha mencari ke sana kemari. Seorang temannya mengatakan, ia melihat Deuis dan si Tuan Arab Wan Abud masuk ke sebuah hotel di pusat Kota Karawang. Berbekal isu tak sedap, Sr begegas menuju hotel yang dimaksud. Seorang karyawan hotel rupanya melindungi, ia bilang tidak ada orang Arab yang check-in. Tetapi Sr tidak percaya, ia mengecek. Sr yakin istrinya dan si turis itu ada di kamar nomor 231 sesuai petunjuk temannya. Ia pun langsung menggedor pintu kamar tersebut. Tetapi dari dalam kamar tidak ada sahutan. Baru setelah kaca jendela ditinju hingga berantakan, pintu pun terbuka. Begitu melihat di atas kasur kamar itu sang istri tampak tengah telentang tanpa busana, Sr mengamuk. Wan Abud yang berdiri di depan pintu langsung dihajar. Yang dihajar melawan hingga keduanya terlibat duel sengit. Perkelahian baru berhenti setelah Sr memiting Wan Abud dan meninjunya berkali-kali hingga Tuan Arab itu berdarah-darah. Jerit kesakitan dan kegaduhan membuat penghuni hotel lain berda- tangan. Wan Abud tidak terima perlakuan Sr. Malam itu juga ia melapor ke Polres Karawang. Sebaliknya Sr pun mengadukan Wan Abud dan istrinya ke polisi. Bagaimana selanjutnya? Hingga kini cerita yang memang terjadi belum lama ini belum diketahui. Yang pasti cerita ini sampai sekarang menjadi buah bibir. (kang maman)