wargi sadaya, 

punten bade forward, cariosan ti rerencangan, carita sasapedahan ti tasik dugi 
ka sisi laut pangandaran, rame oge yeuh keur ngabuburit...

salam baktos
Wardi
-----------

dari kota santri sampai ke tepi laut pangandaran ( cerita perjalan bersepeda )

“Suasana di kota santri , asyik senangkan hati
Tiap pagi dan sore hari, muda mudi berbusana rapi
Menyandang kitab suci, pulang pergi mengaji”

Alunan lagu tersebut menghantar kita saat sampai di kota Tasikmalaya, salah 
satu daerah di Jawa barat yg banyak terdapat pesantren (sekolah agama). Berada 
di daerah tasikmalaya, khususnya saat melewati daerah pesantren kita akan 
merasakan suasana yang khas, dimana terihat banyak santri berjalan beriring 
hendak pergi mengaji, santri pria dengan sarung dan pecinya, santri wanita 
dengan kerudung putih dan baju panjang nya sungguh indah.  Terasa kontras 
sekali dengan pengalaman saya di kawasan industri pulogadung dulu, dimana lain 
lagi suasananya, kalau sore hari banyak juga  berjalan beriringan pulang kerja, 
gadis2 dari pabrik garment yg berjalan terburu2 dengan wajah gelisah, hendak 
mengejar biskota untuk pulang ke rumah sempitnya.

Sebelum bulan Ramadhan , saya dan teman2 pesepeda dari Bandung selatan, 
mengadakan perjalanan bersepeda, yang cukup jauh juga. Kota Tasikmalaya, 
menjadi tempat awal perjalanan bersepeda, dengan tujuan akhir pantai 
pangandaran, pantai selatan jawa barat. Turut serta pula 6 orang expatriat bule 
di Bandung yg hobi naik sepeda juga, total ada sekitar 40 orang pesepeda yang 
ikut dalam perjalanan tersebut.

Dari kota Tasikmalaya kita melewati jalur selatan yang agak sepi, namun mendaki 
pebukitan daerah Cikatomas. Jalur yang kita lalui ialah, dari kota Tasik ke 
arah selatan  – manonjaya - salopa terus ke kota kecamatan Cikatomas. Berlanjut 
sampai ke Cimerak kemudian berbelok lagi ke arah timur lewat Cijulang – Parigi 
menyusuri jalan lintas pantai sampai ke Pangandaran. Total jarak sekitar 120 
Km, kita berangkat jam 7 pagi, sampai ke Pangandaran sekitar jam 5 sore, 
perjalanan panjang yang cukup melelahkan, namun banyak hikmah berharga 
sepanjang perjalanan.

Pagi itu cukup dingin, mentari bersinar temaram, karena awan cukup kelam, 
gerimis pun sedikit turun. Kita berangkat dari depan sebuah hotel, tempat 
menginap, melewati jalanan kota yg mulai ramai. Terlewati pula beberapa 
pesantren / sekolah agama yg tampak ramai santrinya jalan beriringan.   
Setelah melewati daerah yg cukup ramai, kita sampai di batas kota yg mulai sepi 
dan jalanan mulai berbatu. Sekitar setengah jam perjalanan kita sampai ke 
sebuah kota kecil di selatan Tasik, namanya Manonjaya, Setelah melewati rel 
kereta api jalur ke jogja-surabaya, kita akan bertemu dengan sebuah pesantren 
besar, Miftahul Huda namanya, yang didirikan oleh KH Khoer Afandi, ulama besar 
dan juga pejuang kemerdekaan.

Melihat gerbangnya saya jadi teringat akan sebuah kenangan manis  disana, 
karena dulu saya pernah berada di sana. Saat jaman sma dan kuliah, di waktu 
libur saya sering juga pergi ke pesantren, antara lain pesantren Miftahul Huda 
ini. Berada di pesantren kita akan merasakan sebuah suasanan dunia pendidikan 
yang menentramkan batin, khas sekali suasananya, bila dibandingkan suasana 
sekolah umum. Sekolah2 umum apalagi yang berlatar belakang eksakta / teknik 
seperti yg saya alami di ITB, memang membuat otak ini tajam, namun hati dan 
rasa jiwa akan kosong. Di Pesantren lah saya menemukan kondisi yg bisa mengisi 
kekosongan batin tersebut.

Kiyai / ustadz pesantren yang kharismatik terasa begitu dekatnya, dan tentram 
hati menyimaknya saat belajar, kiyai serasa jadi orang tua bagi para santri. 
Beda sekali dengan guru atau dosen di sekolah umum, yg serasa ada jarak dengan 
kita, seringkali kita malah jemu mendengarkan nya saat mengajar.
Kompleks pesantren biasanya cukup luas, karena selain tempat belajar, disana 
juga tersedia asrama 
(kobong bahasa sundanya), jadi santri tinggal dan belajar di kompleks tersebut. 
Asrama putra dan putri dipisahkan lokasinya , biasanya dibatasi oleh rumah 
kiyai atau para ustadz pengajar, Barulah di mesjid atau saat di kelas ada 
pelajaran bersama, mereka akan bertemu.

Di pesantren ini pulalah dulu saya sempat terpesona dengan seorang gadis santri 
yang cantik, kecantikan alami yg tak perlu pulasan make up atau salon 
kecantikan, selain cantik ia juga pintar dan baik hati. Di kota besar saya 
seringnya bertemu dengan gadis yg biasanya jadi angkuh karena karena kecantikan 
nya. 

Sekali waktu saya sering mencuri pandang bila ia pergi mengaji dengan langkah 
anggun nya, dengan kerudung putih dan jilbab panjang nya yang walau dari bahan 
yg sederhana, namun tampak begitu serasi. Kalau bertemu ia akan tersenyum malu, 
kemudian menundukkan pandangan nya. Bila bicara ia akan berbicara dengan suara 
yg lembut bagai orang berbisik, menggunakan bahasa sunda halus. Bila membaca al 
qur’an atau sholawatan, sungguh merdu suaranya, mendengarnya jantung pun 
berdegup keras karena nya. Ia tak hanya cantik secara fisik, namun lebih lagi 
pada kecantikan jiwa dan perilakunya, inner beauty, istilah orang kota. Dan 
saya merasakan adanya  sebuah kecantikan religius, karena ia begitu soleh dan 
taat beribadah. Bila dibandingkan dengan cewek2 kota besar yg saya temui baik 
saat sma, kuliah, gadis kantoran di Jakarta atau cewek mall dg rok pendek 
sekalipun, mereka semua tak ada apa2 nya.

Butiran gerimis pagi yang menimpa wajah, menyadarkan saya akan lamunan masa 
lalu tersebut. Jalanan mulai sepi , karena telah melewati batas kota, jalanan 
mulai menanjak, mengarah ke daerah Salopa, yang berada di daerah pegunungan  
selatan Tasikmalaya
--------------
baca selengkapnya ;
http://hdmessa.wordpress.com/2007/09/23/dari-kota-santri-sampai-pantai-pangandaran/


       
____________________________________________________________________________________
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out. 
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545433


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke