jelema parebut dahareun jeung mobil!!!

WASHINGTON, RABU - Rencana pengembangan ethanol sebagai bahan bakar alternatif 
ternyata melahirkan kekhawatiran tersendiri. Dengan bahan baku tanaman 
budidaya, maka harga bahan makanan diyakini akan terus merangkak naik. Dan 
puncaknya, manusia akan bersaing dengan kendaraan bermotor untuk mendapatkan 
"makanan".

Saat ini saja, ketika produksi ethanol belum terlalu berkembang, harga gandum 
telah menyentuh rekor baru di AS. Padahal, produksi bahan bakar ramah 
lingkungan ini masih lebih banyak menggunakan jagung yang dilebur dengan 
bensin. Di sisi lain, kalangan petani telah berharap akan mendapatkan 
peningkatan  pendapatan hingga 30 persen pada musim panen tahun depan, bulan 
untuk orientasi pangan, melainkan bahan baku ethanol.

Sebagai ilustrasi, sebuah mobil jenis SUV dengan 25 galon ethanol (95 liter) 
mengonsumsi sekira 254 kg gandum, atau setara dengan konsumsi rata-rata satu 
orang dalam setahun.  “Kita semua akan melihat pemberontakan konsumen di negara 
ini," kata Lester Brown, Presiden dari Institut Kebijakan Bumi, dalam Global 
Agriculture and Biofuel Summit, di Washington, Selasa (Rabu wib).

Dampak lainnya, ungkap Brown, harga daging unggas seperti ayam dan bebek, 
daging sapi, daging babi pun akan terkatrol, sama halnya dengan produk susu. 
Pasalnya, jagung merupakan makanan utama bagi ternak. “Buktinya, tempat 
penyimpanan kami dipenuhi dengan jagung," kata Brown.

Ia menyebutkan, saat ini pakan ternak kini telah mengalami peningkatan harga 
hingga 40 persen. Tekanan harga akibat pengembangan ethanol ini dipastikan 
bertambah buruk dengan lolosnya sebuah Undang-undang Energi bulan lalu. Di 
dalamnya disebutkan bahwa produksi ethanol akan ditingkatkan dari sembilan 
miliar galon, menjadi 36 miliar galon pada 2022. “Apa yang terjadi adalah, 
manusia akan bersaing dengan mobil untuk mendapatkan bahan makanan," kata Brown.

Sementara itu, Asosiasi Pembaruan Bahan Bakar, sebuah kelompok yang tengah 
mengupayakan pelabaran produksi ethanol sebagai bahan bakar alternatif 
menyatakan, pemakaian jagung ataupun produk pangan sebagai bahan baku tidak 
mendatangkan dampak yang besar atas harga eceran makanan.

Asosiasi ini mengungkapkan, berdasarkan data pemerintah, dalam setiap dollar 
yang dikeluarkan tenaga kerja untuk kebutuhan makan, rata-rata sebesar 38 sen 
dialokasikan untuk bungkus, transportasi, bahan bakar dan iklan, sementara 24 
sen untuk keuntungan. Hanya 19 sen yang merupakan alokasi bahan baku makanan. 
Sebaliknya, pengembangan bahan bakar ini justru membantu mengatasi penumpukan 
bahan baku yang kerap terjadi. Stok tahun lalu misalnya, untuk persediaan stok 
selama 70 hari, hanya diserap sebanyak 53 hari.  (REUTERS/GLO)
_________________________________________________________________
Easily manage multiple email accounts with Windows Live Mail!
http://www.get.live.com/wl/all


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke