Kuring bingung....

Lebah mana gratis na.... ti heula adi ipar ka SD di kompleks menta formulir,
ceuk cenah biaya daftarna 500 rebu.

Tadi isuk ti eta SD, daftar ngan dibuka unggal poe Salasa jeung Rebo ti jam
10 nepi ka jam 12. Bingungna deui kudu di tes maca heula

Harrr ....

budhi
kopo permai

2008/6/9 mh <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Gubernur Janjikan Pendidikan Gratis
> Minggu, 08 Juni 2008 , 19:02:00
>
> MAJALENGKA, (PRLM) - Gubernur Jabar terpilih Ahmad Heryawan mengaku
> akan memaksakan anggaran pendidikan 20% yang kini baru 13%. Dengan
> begitu, pendidikan gratis bagi semua tingkatan bisa terlaksana. Dia
> juga berjanji akan membuat ikatan dinas untuk program pertanian dan
> kesehatan. Dia katakan itu di Gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM)
> Majalengka saat berkunjung ke Majalengka, Sabtu (7/6).
>
> Menurutnya, jika tidak dipaksakan program pendidikan gratis tidak akan
> pernah tercapai dan akan tetap membebani masyarakat. Makanya salah
> satu jalan yang bisa dipaksakan peningkatan anggaran baik APBD
> Provinsi maupun APBD Kabupaten. "Kita akan coba melakukan komunikasi
> dengan dewan agar bersedia menyetujui anggaran pendidikan 20 %."
> Ungkap Ahmad Heryawan.
>
> Sedangkan untuk peningkatan taraf hidup petani, pihaknya akan berupaya
> memberikan beasiswa bagi anak-anak di pedesaan untuk mengikuti
> pendidikan pertanian hingga mereka menjadi sarjana pertanian. Hasilnya
> diminta untuk dikembangkan di daerah asal dan dia juga nantinya harus
> mendidik masyarakat petani, bagaimana cara bertani modern dengan
> penghasilan yang lebih baik. Selama ini para petani di daerah masih
> mengandalkan pertanian tradisional sehingga hasilnya pun tidak
> memuaskan.
>
> "Anak yang mendapatkan beasiswa tidak boleh tinggal di luar daerahnya,
> namun usai sekolah dia harus kembali ke kampung halamannya untuk
> mengolah lahan dan membimbing petani setempat," ungkap.Heryawan, yang
> mengaku tidak akan melakukan konversi lahan pertanian untuk dijadikan
> lahan industri.
>
> Dengan sistem pertanian modern, diharapkan anak-anak muda yang sudah
> enggan mencari penghidupan dari bertani akan mulai menyukai tani.
> "Saat sebagian besar masyarakat hidup dari bertani. Namun, belakangan
> hidup menjadi petani tidak disukai anak muda. Masyakat lebih memilih
> lapangan kerja di bidang industri manufaktur, sehingga warga semakin
> enggan untuk menjadi petani," ungkap Heryawan.
>
> Demikian juga pola yang akan diterapkan di bidang kesehatan. Ke depan
> pihaknya akan berusaha menyekolahkan anak-anak di daerah untuk sekolah
> di bidang kesehatan. Setelah lulus mereka harus kembali ke daerah
> untuk melayani kesehatan di daerah asalnya. Bila mungkin mereka juga
> tidak kawin dengan orang luar daerah, namun kawin dengan warga
> setempat sehingga nantinya tidak perlu tinggal di daerah
> lain..(C-31/A-37))***
>
> citation: http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=16873
>  
>



-- 
Budhi Setiawan
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
web: http://budhisetiawan.net/

Kirim email ke