*Oleh Ihsan Tandjung*

Setiap muslim pasti menginginkan dirinya kelak di akhirat memperoleh rahmat
dan ampunan Allah *subhaanahu wa ta'aala* sehingga ia berhak dimasukkan ke
dalam surga penuh kenikmatan dan dijauhkan dari neraka penuh kesengsaraan.
Tidak mungkin ada seorang muslim, bahkan seorang manusia beragama apapun,
yang dengan sukarela menyatakan dirinya enggan masuk surga alias ingin masuk
neraka. Ini mustahil. *Namun ternyata dalam suatu kesempatan Rasulullah
Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam menginformasikan adanya orang yang
tidak ingin masuk surga alias memilih neraka sebagai tempat tinggal
abadinya.
*

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ
الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى (البخاري)

*Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah
shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Semua ummatku akan masuk surga,
kecuali orang yang enggan (tidak mau)." Para sahabat bertanya: "Siapa orang
yang tidak mau itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Siapa yang taat
kepadaku ia masuk surga, dan siapa yang durhaka kepadaku, berarti ia sungguh
tidak mau." (HR Bukhary 22/248)*

Dari hadits di atas kita dapat simpulkan dua hal:
*Pertama*, menurut Nabi Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam* ternyata ada
manusia yang bakal masuk surga dan ada yang enggan alias tidak mau masuk
surga.

*Kedua*, berdasarkan keterangan Rasulullah *shollallahu 'alaih wa
sallam*pengertian orang yang bakal masuk surga adalah orang yang taat
kepada
Rasulullah *shollallahu 'alaih wa sallam*. Sedangkan pengertian orang yang
tidak mau masuk surga adalah mereka yang durhaka kepada Nabi Muhammad
*shollallahu
'alaih wa sallam*.

Jadi, siapapun dia, beragama apapun dia, termasuk mengaku muslim sekalipun,
namun *jika ia tidak mau taat alias durhaka kepada Nabi Muhammad shollallahu
'alaih wa sallam, berarti ia telah memproklamirkan dirinya sebagai orang
yang enggan masuk surga*. Ia telah menunjukkan bahwa dirinya lebih memilih
neraka sebagai tempat tinggal abadinya di akhirat.

Seorang muslim sejati adalah orang yang memahami bahwa ketaatannya kepada
Rasulullah *shollallahu 'alaih wa sallam* merupakan syarat sekaligus
indikasi dirinya mentaati Allah *subhaanahu wa ta'aala*.

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا
أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

*"Barangsiapa yang menta`ati Rasul, sesungguhnya ia telah menta`ati Allah.
Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta`atan itu), maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS AnNisa 80)*

Dan sebaliknya, barangsiapa yang mendurhakai Rasulullah *shollallahu 'alaih
wa sallam *berarti ia mendurhakai Allah subhaanahu wa ta'aala. Maka dalam
kaitan dengan ini, berarti orang yang tidak mau mengimani lalu mentaati Nabi
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam* berarti ia telah mendurhakai Nabi
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam*. Dan hal itu berarti bahwa ia enggan
masuk surga. Ia memilih neraka sebagai tempat kembalinya di akhirat kelak. *Wa
na'udzu billaahi min dzaalika.*

Berdasarkan pemahaman mendasar inilah kita *ummat Islam menyebut orang yang
tidak mau mengikrarkan dua kalimat syahadat sebagai orang kafir* alias orang
yang mengingkari keesaan Allah *subhaanahu wa ta'aala* serta kenabian Nabi
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam*. Apapun keyakinan dan agamanya,
selagi ia mengingkari kenabian Rasulullah Muhammad *shollallahu 'alaih wa
sallam* berarti ia durhaka kepada Nabi Muhammad *shollallahu 'alaih wa
sallam*. Berarti ia enggan masuk surga. Bahkan sekalipun ia mengaku muslim,
mengaku bersyahadatain, namun bila sesungguhnya ia mengingkari kenabian Nabi
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam* berarti ia telah durhaka kepada Nabi
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam*.

Tanpa kecuali, hal ini berlaku kepada kelompok yang dewasa ini sedang ribut
dipermasalahkan ummat Islam, yakni orang-orang Ahmadiyah. Sekalipun mereka
meng-claim diri sebagai muslim, namun karena mereka meyakini adanya Nabi
lain sesudah Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam berarti mereka telah
mendurhakai Rasulullah *shollallahu 'alaih wa sallam*. Bahkan mereka telah
mendurhakai Allah *subhaanahu wa ta'aala*. Sebab di dalam Al-Qur'an
jelas-jelas Allah *subhaanahu wa ta'aala* berfirman bahwa Nabi
Muhammad *shollallahu
'alaih wa sallam* merupakan penutup rangkaian Nabi-Nabi utusan Allah, namun
mereka dengan lancangnya mengimani –baik terang-terangan maupun
sembunyi-sembunyi- adanya Nabi lain dengan ajaran lain sesudah Rasulullah
Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam.
*

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

*"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al-Ahzab 40)*

Mereka meyakini bahwa Nabi palsu bernama Mirza Ghulam Ahmad merupakan
seorang Nabi yang diutus Allah *subhaanahu wa ta'aala* sesudah Nabi Muhammad
*shollallahu 'alaih wa sallam*. Padahal di antara ajaran yang disebarkannya
adalah penghapusan kewajiban *berjihad fi sabilillah*, terutama tidak
perlunya ummat Islam berjihad melawan penjajah Inggris di India pada masa
itu. Pantaslah ketika pemerintah Pakistan akhirnya menerbitkan undang-undang
yang menetapkan kelompok Ahmadiyah sebagai orang-orang di luar Islam alias *
kafir* maka merekapun memindahkan markas mereka ke negeri yang memang
membidani kelahiran kelompok tersebut, yakni Inggris. Saat ini markas pusat
Ahmadiyah berada di London, ibukota negeri induk semangnya yakni Inggris.

*Sangat kita sayangkan bahwa di negeri berpenduduk muslim terbesar sedunia,
pemerintah Indonesia tidak mendudukkan perkara ini pada tempat semestinya*.
Sehingga SKB yang diterbitkan berkenaan dengan Ahmadiyah tidak tegas berupa
pembubaran kelompok sesat dan menyesatkan ini, bahkan tidak jelas
memposisikan mereka sebagai kelompok orang-orang di luar Islam alias *kafir.
* Hal ini sesungguhnya merupakan suatu kezaliman bagi ummat Islam umumnya,
bahkan bagi orang-orang Ahmadiyah itu sendiri pada khususnya. Mengapa?
Karena SKB ini telah menyebabkan orang-orang Ahmadiyah –terutama kalangan
awam ajaran Ahmadiyahnya- menyangka bahwa diri mereka muslim padahal
jelas-jelas ajaran dasar mereka mendurhakai Kenabian Rasulullah
Muhammad *shollallahu
'alaih wa sallam*

Kirim email ke