Jumaahan kamari di Jakarata..pak Ustadz Drs. Achmad Yani...sacara sumanget pisan (ber-api2..naon Sundana ?)..yen ngeus waktuna MUI kudu ngaluarkeun Fatwa...yen ngaroko teh goreng..cenah..pagawean anu teu perlu !!! Sok ..lah..pairan....
On 6/30/08, Dadi Kurniadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Upami kuring ngamairan....kira2 moal di gebes ku kuncen kitu...? > > Trauma lah, bisi matak rame siga FPI/..... > > Mangga wae mairan ku para ahli na...terutama nu sok ngaroko....! > > --- On *Mon, 6/30/08, oman abdurahman <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > From: oman abdurahman <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [Urang Sunda] Fwd: [jabotabek] OOT - Cuci Otak agar ABG > Merokok - Satu Orang Dijatah Seribu Batang > To: urangsunda@yahoogroups.com > Date: Monday, June 30, 2008, 4:25 AM > > Hebat kang Irpan, produktif jeung wanian. Dina mangsa milist geus > sababaraha poe ieu sempi jempling, tiiseun ceuk si Jay tea mah, Kang > Irpan tulaten posting, ti mimiti jejer babakan Linux nepi ka soal > roko, produktif. Wanian? posting soal roko. Geura, sakeudeung deui > baris rame ku nu mairan. Mun teu rame, hartina sarerea geus satuju > perluna ngawatesan ngaroko, utamana ka generasi muda, heuheu. > > manAR > > On Mon, Jun 30, 2008 at 3:17 PM, irpan rispandi <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > teuing saha anu bego bin belegug teu boga uteuk teh, > > - nu ngaroko > > - pamarentah > > - ABG ololeho > > > > tanya kennappa... > > > > ---------- Forwarded message ---------- > > From: PRAsetyo, BUdhi <[EMAIL PROTECTED]> > > Date: 2008/6/30 > > Subject: [jabotabek] OOT - Cuci Otak agar ABG Merokok - Satu Orang Dijatah > > Seribu Batang > > To: undisclosed-recipients > > > > > > > > 30/06/2008 11:21 WIB > > Cuci Otak agar ABG Merokok - Satu Orang Dijatah Seribu Batang > > Ronald Tanamas – detikcom > > > > Jakarta - "Bukan basa-basi" dan "Gak Ada Loe Ga Rame" > sudah tidak asing lagi > > bagi masyarakat. Kalimat itu sering terlihat dan terdengar melalui > sejumlah > > media. Tanpa dimunculkan bentuknya, masyarakat sudah tahu kalau kalimat > > tersebut merupakan iklan sebuah produk rokok. > > > > Iklan ini kemudian tersosialisasi secara luas di kalangan masyarakat. > > Sementara pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Pieter G Manopo, pengajar > > Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) melihat > fenomena > > ini merupakan bentuk ketidakpedulian pemerintah terhadap generasi muda. > > > > "Ini adalah potret bencana maksimal yang dialami masyarakat > Indonesia. > > Sementara negara tidak peduli," tegas Pieter. > > > > Penetrasi yag dilakukan produsen rokok, imbuh Pieter, merupakan bentuk > > eksploitasi secara sistematis zat adiktif demi tujuan ekonomi. Sayangnya, > > perlindungan hukum bagi anak dan remaja sebagai korban maupun calon > perokok > > jangka panjang sangat lemah. > > > > Pria yang berasal dari Maluku ini berharap, pemerintah proaktif memutus > mata > > rantai perokok di kalangan remaja. Hal itu bisa dilakukan dengan cara > > merekonstruksi kurikulum sekolah sehingga materi pelajaran olahraga tidak > > hanya berisi permainan dan pertandingan tetapi juga hidup sehat. > > > > Selain itu, ruang gerak jaringan distribusi rokok juga perlu dibatasi > > sehingga bisa mempersempit ruang geraknya. Setidaknya dibuat peraturan > > penjual rokok harus berlisensi. > > > > "Kalau cara ini tidak dilakukan pemerintah, maka akan terjadi crime > by > > omission yang dilakukan oleh negara terhadap rakyatnya sendiri. Misalnya, > > pemberian BLT sebesar Rp 100 ribu per bulan, tetapi dalam sehari penerima > > BLT paling tidak merokok 11 batang. Bila per batang rokok seharga Rp 500 > dan > > dikalikan 30 hari. Maka dana BLT akan habis buat beli rokok," tandas > Pieter. > > > > Sebenarnya pemerintah telah membuat aturan untuk membatasi rokok. Sebut > saja > > Peraturan Pemerintah (PP) No 81/1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi > Kesehatan > > dan Pengaturan Tata Cara Iklan yang diatur PP Nomor 38/2000. > > > > Tapi tetap saja tidak berpengaruh terhadap peningkatan jumlah perokok. > > Sekalipun peringatan pemerintah selalu dimunculkan dalam setiap iklan > rokok, > > tapi materi iklannya jauh lebih menarik dari peringatan tersebut. > > > > Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Widyastuti Soerojo sangat > > menyesalkan kondisi tersebut. Pasalnya, hal ini dianggapnya bisa merusak > > generasi muda jika mereka sudah merokok sejak dini. > > > > Ia kemudian menuding pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa terhadap > > langkah-langkah produsen rokok. "Kalau industri rokok di China, > Thailand dan > > Filipina industri rokok dimonopoli pemerintah. Sedangkan di Indonesia > > pemerintah justru disetir produsen rokok," jelasnya. > > > > Salah satu bentuk ketidakberdayan pemerintah maupun politisi terhadap > cukong > > rokok dalam pembahasan RUU tentang rokok di DPR. Sekalipun aturan itu > telah > > disetujui 259 anggota DPR, tapi tetap tidak masuk dalam urgensi > > international. > > > > Widyastuti menduga, hilangnya taring Undang-Undang soal rokok lantaran ada > > kekuatan besar yang bermain sehingga mampu mempengaruhi suara 259 anggota > > dewan. Di sisi lain, pemerintah justru meluncurkan roadmap industri rokok > di > > Indonesia. > > > > Akibatnya produksi rokok nasional semakin tanjam peningkatannya. Bila > tahun > > 2001 produksi rokok sebanyak 182 milliar batang. Pada tahun 2007 > produksinya > > meningkat mencapai 220-240 miliar batang. Jika masyarakat Indonesia ada > 220 > > juta jiwa, maka setiap orang mendapatkan seribu batang. "Tanpa > kemauan > > politik dari pemerintah maka regulasi tentang rokok pasti tidak akan > > terjadi," kata Widyastuti kepada detikcom > > > > Sementara pemerintah punya alasan sendiri mengapa begitu hati-hati dalam > > melakukan pengekangan terhadap penetrasi industri rokok kepada masyarakat. > > Alasannya, industri rokok sangat memainkan perananan dalam perekonomian > > nasional. > > > > Setidaknya, industri rokok telah menyerap sekitar 600.000 orang tenaga > kerja > > melalui 3.200 perusahaan rokok yang tersebar di Indonesia. Angka itu belum > > mencakup para petani atau pekerja di sektor perdagangan tembakau. > > > > "Kalau kita kurangi, pengelola atau perkebunan tembakau dan cengkeh > akan > > terkena dampak. Begitupun dengan para pekerja di pabrik-pabrik rokok. > Mereka > > bisa terancam menganggur," terang Menteri Perindustrian Fahmi Idris > kepada > > detikcom. > > > > Kondisi inilah yang membuat sejumlah aturan pemerintah terhadap rokok > > menjadi serba tanggung. ( ron / ddg ) > > > >http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/30/time/112107/idnews/964759/idkanal/10 > > > > > > > > > > ------------------------------------ > > Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id > <http://www.urang-sunda.or.id/> > Yahoo! Groups Links > > > > > >