Target Pencapaian IPM Jabar 2010 Segera Direvisi

BANDUNG, (PR).-
Target Indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 80 diperkirakan tidak
akan tercapai pada tahun 2010. Angka tersebut akan direvisi dalam
grand design ekonomi yang akan diluncurkan pada September mendatang.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Jabar, Deny Juanda, saat ditemui di Bandung, beberapa waktu
lalu. Menurut Deny, tidak tercapainya target tersebut karena proyeksi
angka terlalu tinggi.

Ia mengatakan, dalam analisis akademik pada tahun 2001 IPM Jawa Barat
pada tahun 2010 sebenarnya hanya 76. "Tapi kalau 76, itu secara
klasifikasi dunia masih kelas menengah, kita ingin derajat yang tinggi
yang batas minimalnya 80," ujarnya.

Menurut Deny, keputusan IPM 80 sebetulnya lebih bersifat keputusan
politik yang dicantumkan DPRD bukan akademis. "Jadi, sekarang sekalian
kita tinjau kembali melalui penyusunan grand design ekonomi," ujarnya.

Pengamat ekonomi Unpad, Kodrat Wibowo mengatakan bahwa pemerintah
Provinsi Jabar perlu menetapkan target pencapaian IPM yang lebih
realistis. "Sebenarnya target di atas rata-rata nasional saja itu
sudah cukup baik," ujarnya, Selasa (8/7).

Berdasarkan data Bappeda Jabar, pada2006 IPM Jabar mencapai 70,3 dan
berada pada urutan ke-14. Angka tersebut masih di atas IPM nasional
yang mencapai 70,1. Angka IPM tertinggi dicapai oleh DKI Jakarta yaitu
76,3.

Berdasarkan komponen IPM, indeks kesehatan sudah melebih target pada
tahun 2006 yaitu 70,67 dari dari target 69,80.

Namun, target tersebut tidak tercapai pada komponen pendidikan dan
daya beli. Pada tahun 2006, komponen pendidikan ditargetkan mencapai
82,80, tetapi realisasinya hanya mencapai 79,84. Realisasi komponen
daya beli menunjukkan angka yang cukup jauh dari target yang ingin
dicapai. Pada tahun 2006, indeks daya beli ditargetkan 74,20, namun
pencapaiannya hanya 60,34.

Menurut Kodrat, tercapainya target kesehatan menunjukkan kinerja Dinas
Kesehatan yang cukup baik. Untuk sektor pendidikan, menurut Kodrat,
target pencapaian IPM masih sulit selama masih berkutat dengan
pemerataan pendidikan. "Untuk Jabar tengah memang sudah bagus, tapi
tidak dengan daerah lainnya," tuturnya.

Ia mengatakan, hal itu diperparah dengan rata-rata pendidikan di Jabar
yang baru mencapai tujuh tahun. "Padahal, taraf wajib belajar nasional
sudah mencapai sembilan tahun," ujarnya. (CA-185)***

Citation: 
http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id/prprint.php?mib=beritadetail&id=21956

Kirim email ke