Dari Teman...

________________________________

From:Heppy ANDANG
Sent: Friday, February 06, 2009 9:49 AM
To: 
Subject: FW: Renungan Jum'at
 
 
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka 
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli / ( 
Pekerjaan ) . Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
(QS. Al-Jumu'ah 9)
  
ngerinya uey !
padahal ini suatu HAL yang PASTI kita semua alami
sholat !
sholat!  
 
Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara 
sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya 
kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian 
sendiri”.(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan). 

Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita 
berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah 
ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". 
Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk 
membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali 
Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang 
kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan 
dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di 
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, 
mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa 
sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". 
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu 
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS 
An-Nisa 4:78)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka 
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan 
kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan 
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu’ah, 62:8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari 
Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam 
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan 
diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana 
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, 
Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila 
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 
(QS, Al-Munafiqun, 63:11) 


Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut

Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga 
ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh 
duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat 
diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . 
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang 
dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan 
sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang 
menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut 
menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang 
sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat 
nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga 
kaki”.

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang 
sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan 
satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran 
sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka 
dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai 
manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh 
tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas 
sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan 
tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika 
kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal 
Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari 
negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses 
sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), 
seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat 
rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang 
selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul 
maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. 
Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.


Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan 
Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang 
zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai 
seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua 
mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat 
menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun 
pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan 
memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku 
kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat 
Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah 
menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik 
paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh 
(yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita 
ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah 
yang terbuat dari timah keras..

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh 
dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi 
sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan 
kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. 

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim 
(berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul 
dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu 
dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.(QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat 
lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); 
"Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat 
menjawab): " Ada , sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu 
kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. 
Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.(QS, An-Nahl, 
16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua 
Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga 
Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa 
hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir 
menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. 
Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang 
sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. 

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh 
mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut 
mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, 
“Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah 
diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau 
di neraka”. 
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di 
neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan 
siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!


Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa 
Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi 
yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan 
oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". 
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan 
sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat 
bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, 
mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala 
apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang 
yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para 
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke 
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 
30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang 
akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, 
wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa 
menunggumu”.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam 
jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang 
dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, 
di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, 
dan seterusnya.
Amin !

(Sumber Tulisan Oleh : NN, dikumpulkan dari berbagai sumber)  
.



      

Reply via email to