> From: "yudi_irmawan" <ade...@gmail.com>
> Naha nu dijantenkeun tolok ukur Islam teh naon2 nu dipraktekeun ku
> urang Arab/Tim Teng / Turki atanapi naon? Naha mun nu aya di ditu teh
> otomatis sami sareng Islam kitu?

Kanggo babandingan, nyanggakeun warta tina Detik perkara hiburan TARI PERUT 
di restoran MUSLIM di Beijing China. Lamun maca warta ieu, meureun urang 
China awam nu non muslim, nyarangka kasenian urang Muslim teh tari perut?


Senin, 27/10/2008 13:58 WIB
Laporan dari Beijing
Melongok Tari Perut di China

Beijing - Tari perut yang selama ini identik dengan negeri Arab ternyata 
bisa ditemui di daratan China. Goyangan wanita cantik berwajah khas Timur 
Tengah melenggak-lenggokkan tubuhnya yang molek.

Pesona tari perut tersebut bisa kita jumpai di Xinjiang Muslim Restaurant 
yang terletak di pusat Kota Beijing, China. Saat detikcom dan beberapa 
wartawan asal Indonesia bertandang ke negeri Tirai Bambu sejak 22 Oktober 
lalu, hiburan khas negeri arab ini menjadi salah satu pilihan kami.

Sebenarnya mampir ke Xinjiang Muslim Restaurant bukan hanya melulu untuk 
menyaksikan goyangan tari perut. Namun lebih untuk mengisi perut yang sudah 
mulai keroncongan. Maklum, susah mencari makanan halal di negeri yang 
penduduk muslimnya minortitas.

Seperti restoran China pada umumnya, menu-menu yang disajikan tak jauh-jauh 
dari sea food, aneka sayuran dan sup. Bedanya, di restoran ini juga banyak 
disediakan menu khas Arab seperti aneka makanan yang berbahan dasar kambing.

Hidangan yang disajikan lumayan enak. Tapi kalau boleh memilih, rasanya kami 
lebih suka dengan masakan China yang banyak dijual di Indonesia.

Sambil menikmati hidangan, para pengunjung tak henti-hentinya menikmati 
goyangan perut sekitar lima gadis cantik yang bergoyang bergantian dengan 
alunan irama padang pasir. Sesekali, penyanyi tersebut mengajak salah satu 
pengunjung untuk naik panggung untuk menemani menari. Dan kebanyakan, para 
pengunjungnya adalah pria-wanita keturunan Arab. Mungkin mereka kangen 
dengan kampung halaman.

Tepuk tangan hadirin menggema saat salah seorang pengunjung keturunan Arab 
ikut bergoyang di atas panggung. Matanya yang nakal, terus memandang sang 
penari dengan sesekali mencoba untuk menempel. Sang penari pun menjauh, 
namun terus bergoyang.

Para gadis cantik yang mengisi tari perut ini menurut salah seorang 
pengunjung asal Indonesia yang enggan disebutkan namanya sebenarnya bukan 
asli wanita Arab.

Namun mereka adalah gadis China yang berbatasan dengan Mongolia yang memang 
terkenal cantik-cantik dan memiliki hidung mancung dan mata lebar. Tak kalah 
dengan gadis Arab pada umumnya.

Bedanya dengan di Indonesia, sang penari ternyata 'ogah' diberi saweran. 
Saat salah satu penonton mencoba memberi saweran, sang penari dengan sigab 
menolaknya dengan cara menjauh dari sang pemberi dan terus mengikuti irama 
lagu padang pasir.

Tak hanya memberi hiburan dengan tarian perut dan lagu-lagu Arab, sang 
penyanyi ternyata juga mahir menyayikan lagu-lagu barat. Meski tidak jelas 
pengucapan lagu barat tersebut, para pengunjung bule yang juga banyak mampir 
di restoran ini juga ikut manggut-manggut dengan lagu yang dinyanyikan.

Beberapa penyanyi pria juga sesekali menampilkan lagu-lagu Arab. Mungkin 
mereka ditampilkan untuk memberi variasi dalam menghibur penonton. Tidak 
melulu tarian perut.

Akhirnya, restoran yang biasa diisi oleh sekitar 100 pengunjung itu penuh 
dengan suasana multikulturalisme. Apalagi, kedatangan kami di restoran ini 
bertepatan dengan acara Asian Europe Meeting, sehingga banyak para peserta 
dari Negara-negara muslim mampir untuk menikmati hidangan dan hiburan yang 
disajikan.

"Hidangannya sih halal, tapi hiburannya tidak halal," ujar salah seorang 
wartawan asal Indonesia. (anw/irw) 

Kirim email ke