Semangat Mewujudkan Mimpi dan Harapan
-------------------------------------
--Anwar Holid

Maryamah Karpov
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang, 2009
Halaman: 504 hal.
ISBN: 978-979-1227-45-2


Mimpi dan harapan hanya berbeda sedikit saja. Bahkan pada satu titik, keduanya 
bertemu. Salah satu arti mimpi ialah sesuatu yang diharapkan, diidam-idamkan, 
atau begitu ambisius dinginkan oleh seseorang, biasanya sesuatu yang sulit 
dicapai atau dilepaskan dari keadaan sekarang. Ada satu peribahasa Filipina 
mengenai harapan, bunyinya seperti ini: keberanian merupakan buah dari harapan. 

Bahkan sebagian orang beranggapan hanya orang beranilah yang biasanya bisa 
mewujudkan harapan. Atau kalaupun gagal mendapatkan mimpi dan harapan itu, dia 
telah mencoba dengan gagah, ksatria, dan habis-habisan. Bila demikian, 
orang-orang pun tetap respek pada dirinya. Mereka berhenti melihat kegagalan 
orang bersangkutan, malah menoleh pada keberanian dan keteguhan dirinya. Itulah 
buah harapan, buah dari keyakinan orang dalam mewujudkan mimpi-mimpinya. 

Maryamah Karpov (Bentang, 504 hal.), pamungkas tetralogi Laskar Pelangi karya 
Andrea Hirata, memiliki subjudul "Mimpi-mimpi Lintang." Sejumlah pembaca 
Maryamah Karpov, terutama yang begitu fanatik pada tiga novel sebelumnya, 
menilai subjudul tersebut sebenarnya lebih pantas menjadi judul utama dan 
justru dengan sangat tepat mewakili semangat novel bungsu itu. Sebab dengan 
mimpi dan harapan itulah Ikal beserta sejumlah tokoh lain dalam novel ini 
mengarungi kehidupan, mempertaruhkan keyakinan, berusaha mewujudkannya, satu 
demi satu. Wajar bila ada seseorang berkomentar, "Semangat, keberanian bermimpi 
dan mewujudkan mimpi paling gila sekalipun merupakan inti novel ini."

Memang ada banyak harapan dan mimpi dalam Maryamah Karpov. Harapan paling hebat 
yang muncul di awal-awal novel ini ialah harapan Ketua Karmun untuk memajukan 
masyarakat dan kampungnya. Caranya sederhana saja: dengan menerima seorang 
dokter gigi berpraktik di sana. Namun ternyata harapan itu tak semudah 
dugaannya. Masyarakat, terutama karena masih terhalang oleh berbagai anggapan 
sempit dan pandangan keliru, menolak usaha itu. Bahkan Ikal, yang kemudian 
diharap-harapkan jadi contoh karena nota bene sangat terdidik, karena trauma 
dan alasan tertentu, sulit memberi contoh betapa penting perubahan itu bagi 
kampungnya di masa depan. Ketua Karmun membujuk dengan berbagai cara untuk 
mewujudkan harapannya, tapi berkali-kali dia gagal.

Harapan--yang juga merupakan tema utama Laskar Pelangi--dulu pernah diucapkan 
Andrea Hirata dalam wawancara dengan harian Pikiran Rakyat, sektiar 3 tahun 
lalu. Dia bilang, "Agar orang jangan mudah berputus asa. Belajarlah dengan 
betul. Itu sebenarnya pesan utama saya. Klasik sebenarnya, tapi dengan 
bercontoh dari Laskar Pelangi, kesulitan apa pun terutama dalam masalah 
pendidikan, bisa diatasi. Buktinya, anggota Laskar Pelangi bisa survive. 
Pokoknya don't give up."

Maka di ujung tetralogi ini, Andrea melanjutkan berbagai harapan; harapan Ikal 
bertemu A Ling, harapan Ketua Karmun meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, 
harapan Kalimut mengubah nasib dengan mau berisiko menyeberangi lautan menuju 
Singapura. Harapan dan drama yang dibawa dalam petualangan bersama Mimpi-mimpi 
Lintang.

***

Harapan menghidupkan energi orang-orang, membuat mereka terus aktif, mencari 
banyak alternatif, pantang menyerah, mengalahkan berbagai energi negatif yang 
mencoba meruntuhkan moral. Meski mereka juga gelap atas apa yang bakal terjadi 
di masa depan, mereka enggan mundur, malah terus mencari peluang. Barangkali, 
dalam kasus ini, optimisme Ketua Karmun sungguh pantas di kedepankan. Dengan 
berbagai cara dia gagal membujuk Tancap bin Seliman agar beribat ke dokter gigi 
Budi Ardiaz, namun senantiasa gagal. Namun, di puncak kegagalan upaya yang juga 
persis di puncak rasa sakit gigi Tancap bin Seliman, Ketua Karmun akhirnya 
malah menunjukkan belas kasihan demi menolong rakyatnya yang kesakitan.

Mimpi dan harapan itulah yang menjaga sejumlah tokoh dalam Maryamah Karpov 
berhasil mengatasi kesulitan. Meski bagi Ikal sendiri kisah itu berakhir pilu, 
toh dia sebelumnya sempat mengalami masa-masa madu. Mungkin inilah kekuatan 
sebuah novel yang ditingkahi dengan kejadian-kejadian hiperbolik, ironik, 
fantastik, dan humor. Pembaca dibuai oleh mimpi-mimpi yang awalnya 
menghanyutkan, lantas diseret oleh peristiwa dramatik, musykil, namun ujungnya 
ternyata menghempaskan harapan pembaca itu sendiri. Barangkali, itulah kekhasan 
sebuah novel yang disebut-sebut sejumlah orang istimewa berkat "cara 
berceritanya luar biasa."

Mimpi seperti apa yang malah membuat pemimpinya bersemangat dan bisa terus 
berharap? Itulah mimpi yang membuat pelakunya hidup. Kata sebuah pepatah, "jika 
ingin mimpimu jadi kenyataan, jangan sampai kamu tidur." Kenapa? Karena dengan 
begitu orang tersebut akan berusaha dan mencari cara agar mimpinya terwujud, 
sebab untuk mewujudkan itu perlu dorongan, strategi, energi, dan konsistensi. 
Ada keyakinan bahwa bila mimpi dilekatkan erat-erat di depan kepala, dipasang 
persis di depan mata, mimpi itu bakal terwujud.

Maryamah Karpov memperlihatkan bagaimana para karakter di dalamnya mewujudkan 
impian. Mimpi paling ambisius dalam novel itu tentu mimpi Ikal, protagonis 
novel ini, yang memanfaatkan peluang atau tanda-tanda sekecil apa pun demi 
menemukan pujaan hatinya. Dia melakukan apa pun dan mengorbankan segala-galanya 
demi mempertaruhkan keyakinannya. Ikal bahkan boleh dibilang secara hiperbolik 
melakukan hal-hal di luar nalar orang normal terpelajar, ketika dia bahkan rela 
meloakkan jam tangan, tape recorder, kalkulator, koleksi uang kuno dan prangko, 
jas almamater, baju, celana, sepatu, termasuk plakat penghargaan akademik demi 
membiayai pembuatan perahu yang dia wujudkan dengan bantuan kawan-kawan Laskar 
Pelangi.

Mimpi membuai, harapan menghidupkannya. Kita kerap rela membaca dan 
memperhatikan mimpi yang mempesona, yang memberi kelegaan setelah 
mendapatkannya. Buktinya ada banyak kisah--baik buku dan film--yang awalnya 
bermula dari mimpi, atau gabungan antara dunia mimpi dan nyata. Tapi jelas ada 
beda antara mimpi melenakan yang kerap berserakan jatuh sekadar jadi 
bunga-bunga kehidupan dengan mimpi yang begitu kuat, menggetarkan, nyata, 
sampai ia harus berusaha diwujudkan, apa pun bayarannya. Ia pantas menjadi 
kenyataan. Itulah mimpi yang berharga dan bermanfaat.[]

ANWAR HOLID, eksponen TEXTOUR, Rumah Buku Bandung. Bekerja sebagai editor & 
penulis freelance.

KONTAK: war...@yahoo.com | (022) 2037348 | Panorama II No. 26 B, Bandung 40141

Copyright © 2009 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

Informasi lebih banyak:
http://www.mizan.com
http://www.klub-sastra-bentang.blogspot.com



      

Reply via email to