Aya beja "pikareuwaseun" keur kaum lalaki, cenah elmuwan inggris geus hasil 
nyieun "Sperma jijieunan" (sperma buatan). Alah kumaha atuh nya "masa depan" 
kaum lalaki ari model kieu mah? 


Ilmuwan Berhasil Ciptakan Sperma Buatan

Kamis, 9 Juli 2009 | 10:58 WIB

KOMPAS.com — Pesatnya penelitian sel punca memasuki babak baru. Ilmuwan asal 
Inggris mengklaim berhasil menciptakan sperma manusia dari sel punca embrionik 
(embryonic stem cells) yang pertama di dunia. Lewat temuan ini diharapkan bisa 
membantu pria infertil untuk memiliki anak biologis.

Lewat penelitian selama 10 tahun, para ilmuwan mengembangkan pengetahuan dasar 
bagaimana sperma berkembang untuk mendesain terapi yang memungkinkan pria 
kurang subur bisa memiliki anak. Hal tersebut diungkapkan peneliti Karim 
Nayernia dari Universitas Newcastel, Inggris, yang sebelumnya berhasil 
menghasilkan bayi tikus dari sperma buatan dengan teknik serupa.

Hasil riset gabungan antara ilmuwan dari Newcastle dan the NorthEast England 
Stem Cell Institute tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Stem 
Cells and Development. 

Sejauh ini sel punca merupakan hasil riset dasar bidang biologi yang membawa 
terobosan besar di bidang kedokteran. Sel punca adalah sel terdiferensiaasi 
yang bisa memperbanyak diri untuk menghasilkan sel punca lain. 

Secara teoritis sel punca bisa menjadi beragam sel dalam tubuh, seperti sel 
jantung, sel otak, pankreas, atau pembuluh darah. 

Masih ragu

Beberapa ahli lain menyatakan belum yakin dengan sel sperma ciptaan Nayernia 
dan timnya. Menurut para pengkritik, sel sperma yang diciptakan tersebut 
abnormal.

"Dari paper Profesor Nayernia yang saya baca, saya tidak yakin sperma yang 
berasal dari sel punca embrionik itu bisa akurat disebut sebagai spermatozoa," 
kata Allan Pacey, dosen senior dalam bidang andrologi dari Universitas 
Sheffield, Inggris.

Dalam pernyataannya, Pacey mengungkapkan, sperma ciptaan Nayernia tersebut 
tidak punya ukuran, bentuk, gerakan, serta fungsi seperti sperma asli. 

Senada dengan Pacey, Azim Surani, profesor bidang physiologi dan reproduksi 
dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa sperma yang diciptakan tim ahli 
dari Newcastle tersebut masih jauh dari sel sperma yang sebenarnya. 

Meski Nayernia mengatakan sel sperma ciptaannya menunjukkan semua karateristik 
sperma, tetapi para kritikus mengatakan ciptaan itu hanya membuka cakrawala 
baru dalam penelitian yang sifatnya masih dini dan belum bisa dipakai untuk 
membuahi sel telur.

Menurut Nayernia, saat ini hukum pemerintah Inggris masih melarang 
diciptakannya embrio dari hasil sperma buatan laboratorium. Padahal, 
menurutnya, alasan utama pembuatan sperma ini adalah untuk mencari tahu 
penyebab infertilitas, bukan untuk membuahi sel telur. 

Pihaknya berharap ada pelonggaran hukum untuk mengijinkan para ilmuwan mencoba 
sel sperma ini agar bisa menghasilkan terapi yang efektif untuk mengobati 
infertilitas.



Kirim email ke