Para wargi…hapunten abdi ngintun e-mail ngeunaan pupusna Bah Ali henteu lengkep…nu ngajantenkeun ‘ragu’/'tidak jelas' sapertos ka Mang Jamal sareng Apih Siddik (kawitna gaduh emutan nami Ali Sastramidjaya tos langkung dikenal ku sebatan Bah Ali)..sakali deui punten….abdi ngintun email jumaah..tgl 25 wengi…sateuacan dikurebkeun panginten.
Kumargi kitu...ieu kasanggakeun wartos ‘rada lengkep’na ti media ….manawi wae/bilih aya nu peryogi..engke panginten kang Oca…tiasa masihan wartos nu langkung lengkep …baktos. ------ Minggu, 27 September 2009 Ali Sastraamidjaja (74) Tokoh Kalender Sunda itu Telah Tiada CUACA cerah mengiringi tokoh Kala (Kalender) Sunda, Ali Sastraamidjaja (74), menuju tempat peristirahatannya yang terakhir. Abah Ali --demikian panggilan akrabnya-- dimakamkan di pemakaman keluarga, persis di depan rumahnya di Jln. Cidadap Girang No. 5 Kel. Ledeng, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Sabtu (26/9). Sejumlah tokoh Sunda, di antaranya Ibu Otih, Acil "Bimbo", Tedy Peradi, Roza Mintadireja, juga aktor Slamet Rahardjo Djarot beserta keluarga mengantar kepergian almarhum ke liang lahat. Tembang kidung Sunda yang dilantunkan Ibu Otih, menambah sunyi suasana di makam keluarga milik keluarga Abah Ali yang merupakan keturunan W.G. Jongklint Corink, seorang administratur teh Kertamanah (1904-1945). Abah Ali meninggal dunia di rumahnya, Jumat (25/9) pagi, akibat penyakit jantung yang dideritanya. Sampai akhir hayatnya, Abah Ali yang terus melakukan penelitian pada palintangan dan kalender Sunda, tidak pernah menikah. Menurut kerabat Abah Ali yang juga tim Kala Sunda, Roza Mintadiredja, penyakit yang diderita Abah Ali sudah lama. Bahkan pada H-3 sebelum Lebaran, Abah Ali mengalami sesak napas dan sempat dirawat di rumah sakit. "Setelah kondisinya baik, kamudian Abah Ali dibawa ke rumahnya. Namun, pada Jumat kemarin, Abah dipanggil Yang Mahakuasa," ujarnya. Roza menyebutkan, kepergian Bah Ali terbilang mendadak. Pasalnya, tidak satu pun anggota keluarga yang mengetahui Abah Ali sudah meninggal dunia pada Jumat pagi. "Abah Ali ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh anggota keluarganya, Jumat pagi," ujarnya. Abah Ali banyak meninggalkan warisan bagi masyarakat Sunda, yakni palintangan dan kalender Sunda. Bahkan, Abah Ali telah membuat dan mencetak kalender Sunda untuk 350 tahun ke depan. "Inilah yang menjadikan Bah Ali sangat dihormati para ahli astronomi dunia," ujarnya. Kepergian Bah Ali yang mendadak ini, jelas membuat banyak orang dan tokoh Sunda merasa kehilangan. Seperti Acil "Bimbo". Menurut pentolan grup Bimbo ini, Abah Ali merupakan tokoh pejuang kebudayaan Sunda. "Bah Ali-lah yang berhasil menemukan dan menggali kalender Sunda yang sudah lama hilang," ujarnya. Sayang, ungkap Acil, apa yang telah diangkat dan ditemukan Abah Ali tidak mendapat perhatian dan penghargaan dari masyarakat Sunda itu sendiri, termasuk para pejabatnya. "Kalender Sunda ini sangat dihargai masyarakat internasional, terutama oleh para ahli astronomi dunia. Tapi kenapa di negerinya sendiri tidak mendapat perhatian. Terbukti tidak ada pejabat yang datang pada pemakaman tokoh kalender Sunda tersebut," paparnya. Sementara itu, Slamet Raharjo Djarot menyebutkan, meninggalnya Bah Ali membuat kebudayaan Sunda menjadi pincang. (kiki kurnia/"GM")** http://www.klikgalamedia.com/indexnews.php?wartakode=20090927121523&idkolom=tatarbandung Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com