Inalilahiwainalilahirojiun....

UYAN Suryana bin Dodo Sukardi atau kerap disapa Kang Yan Asmi De’Bodor,
Senin (29/3) dini hari mengembuskan napas terakhirnya. Pelawak asal
Sukabumi itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Syamsudin Kota Sukabumi. Pelawak yang menderita penyakit lever kronis
sejak lama itu sempat tidak sadarkan diri pada Minggu (28/3) sore,
sebelum dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan medis.



Selain menderita lever, Yan Asmi juga menderita vertigo. Karena
penyakit yang dideritanya, personel De`Bodor itu harus dirawat selama
sebulan. Saat mendapat penanganan medis di ruangan unit gawat darurat
(UGD), kondisi Yan Asmi terus menurun hingga mengembuskan napas
terakhirnya. Yan Asmi sempat bertahan dengan memperoleh penanganan
medis selama delapan jam di ruangan UGD.



”Papa sempat dilarikan ke rumah sakit setelah azan Magrib dalam kondisi
tidak sadarkan diri. Tim dokter langsung menangani kesehatannya yang
terus menurun. Walaupun para dokter  telah berusaha maksimal,  Allah
SWT berkehendak lain. Papa meninggalkan kami semua untuk
selama-lamanya. Papa mengembuskan napasnya Senin dini hari dalam usia
51 tahun,” kata anak ketiga Yan Asmi,  Para Adhi Darma kepada ”PR”,
Senin (29/3).



Pelawak yang satu ini selain konsisten dalam profesinya bersama dua
rekannya, Abah Us Us dan Mang Kusye, juga  kerap terlibat dalam
berbagai kegiatan sosial dan lingkungan hidup. Karena kecintaan
terhadap lingkungan hidup, Yan Asmi sempat mendirikan sebuah organisasi
yang peduli terhadap lingkungan, yang diberi nama Penduduk Peduli
Lingkungan (Pepeling) yang langsung diketuainya. Karena jasanya
terhadap lingkungan, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di
Jakarta sempat memberikan penghargaan kepada pelawak asal Sukabumi itu.



Penghargaan tersebut diberikan pada 1997  lalu oleh KLH atas nama
pemerintah Republik Indonesia kepadanya.  ”Papa selalu menekankan
kepada kami semua untuk mencintai lingkungan. Minimal  yang ada di
sekitar lingkungan rumah,” katanya.



Program lingkungan



Begitu juga konsistensi terhadap sejumlah program  lingkungan masih
terus membara dalam hatinya. Setelah dirawat di rumah sakit karena
vertigo, Yan Asmi kembali meluncurkan berbagai program terkait dengan
lingkungan hidup. Dia sama sekali tidak menghiraukan kondisi kesehatan
yang terus menurun. Bahkan, beberapa pekan sebelum mengembuskan napas
terakhirnya, cita-cita untuk mendukung program lingkungan hidup
tersebut telah direalisasikan. Salah satunya ingin memberdayakan
lingkungan hidup dengan melibatkan keberadaan pesantren.



Kepergian Yan Asmi tidak hanya dirasakan istrinya, Ny. Eli Yulia (49)
dan kelima anaknya. Bupati Sukabumi Sukmawijaya dan Wakil  Bupati
Marwan Hammami terlihat membaur dengan warga untuk melepas
kepergiannya. Sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman warga di
Pemakaman Nyangkowek, jenazahnya disalatkan di Masjid Al-Hurriyah yang
berada di depan rumahnya.



”Ada satu cita-cita yang belum direalisasikannya, yakni ingin
mendirikan satu organisasi yang anggotanya terdiri atas para seniman
asal  Sukabumi. Kehadiran organisasi tersebut dinilainya sangat
penting, karena banyak seniman asal daerah yang berhasil di luar daerah
dapat diberdayakan untuk membangun Sukabumi,” kata salah seorang
seniman daerah, Mang Kusnadi.



Rekan segrup Yan Asmi di De’Bodor, Abah Us Us, tak bisa melupakan
cerita kecocokannya dengan almarhum yang seolah-olah terbangun sejak
Yan Asmi belum lahir. ”Almarhum dulu pernah cerita, sang ibu yang
sedang mengandungnya dan bukan sengaja menunda-nunda ke rumah sakit
untuk melahirkan. Alasannya, karena tak mau ketinggalan menyaksikan
film saya ’Gembira Ria’ di televisi. Baru keesokan harinya Yan lahir
dan nyatanya saat menjelang dewasa justru menjadi rekan segrup,” tutur
Abah Us Us.    (Ahmad Rayadie/Riesty Yusnilaningsih/”PR”)*** 

sumber: pikiran-rakyat.com









Hadi Darajat 
Art Director
 
P. +62 251 4767120 ( FLEXI )
M. +62 8157120873 
E. hadees...@yahoo.com 
Blog: http://jeihanrekagrafis.blogspot.com/



Fresh Think About Creativity  

 


      

Reply via email to