Kenging maok tina tempointeraktif. 

Nyanggakeun,MGT
===============
    
Cakakak Majalah Humor Bahasa Sunda

    Pendiri: Taufik Faturohman

    Dewan Seuri (Dewan Tertawa): Kang Ibing, Acil Bimbo, Asep Sunandar Sunarya

    Harga Rp 12.500 Tebal 80 halaman

    Cetakan awal 20 ribu eksemplar

Sahroni kian sumringah hari-hari ini. Pegawai kantor urusan haji di
Mekah ini kedatangan “sahabat” baru bernama majalah humor Cakakak, yang
akan menyambanginya setiap bulan. Terbang ribuan kilometer dari Tanah
Air, Cakakak sanggup membuat Sahroni tertawa bergelinjang. Sekejap
saja, rasa penat, stres, bosan, atau kangen kampung halaman terobati.
“Cocok sebagai pelipur lara,” kata pria asli Tasikmalaya, Jawa Barat,
yang sudah 17 tahun bekerja di Arab Saudi ini.
Sahroni tidak senang sendiri. Penikmat humor bahasa Sunda-maaf,
hanya untuk yang paham bahasa Sunda-yang lain pun merasa bungah.
Bermacam banyolan segar ala Cakakak kembali hadir di antara mereka
sejak 10 Mei lalu. Majalah setebal 80 halaman ini pernah berjaya pada
pertengahan 1987. Dulu oplahnya mencapai 16 ribu eksemplar per bulan.
Sayang, Cakakak hanya bertahan delapan edisi lantaran dianggap media
massa bodong tanpa SIUPP (surat izin usaha penerbitan pers), yang masih
berlaku pada zaman itu. Pendiri sekaligus girang nampuyak alias
pemimpin redaksi, Taufik Faturohman, bersama pentolan Cakakak lain,
seperti Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata alias Kang Ibing, Acil
Bimbo, dan dalang Asep Sunandar Sunarya dikenai wajib lapor ke polisi.
Lucunya, tutur Taufik sambil tertawa, “Polisinya juga suka baca
Cakakak.”
Awalnya Taufik tidak terpikir membangkitkan kembali Cakakak. Ide
menerbitkan lagi mengemuka pada Maret 2010 melalui obrolan ringan di
situs jejaring sosial, blog, dan dukungan berbagai komunitas humor
Sunda. Jumlahnya mencapai 60 ribu orang Indonesia, termasuk yang di
Jepang, Arab Saudi, Amerika, Eropa, dan Australia. Pasar tersebut belum
termasuk 27 juta pengguna aktif bahasa Sunda yang tersebar di Jawa
Barat. “Tujuan kami melestarikan budaya Sunda,” kata Acil Bimbo.
Kehadiran Cakakak, menurut Taufik, ditujukan untuk meningkatkan
minat baca generasi muda dalam melestarikan budaya bangsa. Pentolan
Komunitas Sulap di Bandung ini khawatir akan penelitian Perserikatan
Bangsa-Bangsa, yang menyebutkan dalam seminggu satu bahasa daerah di
dunia musnah. Di Indonesia, 169 dari 742 bahasa daerah terancam punah
lantaran jumlah penuturnya kurang dari 500 orang. Khusus Jawa Barat,
dari 42 juta penduduk cuma 27 juta yang berbahasa Sunda. Sehingga,
menurut Taufik, Cakakak tidak semata hanya membuat masyarakat tertawa.
“Humor bahasa Sunda dalam Cakakak harus baik dan benar,” kata tokoh
yang dikenal sebagai juragan heureuy (humor) ini.
Taufik optimistis Cakakak mampu menarik minat pembacanya yang
tersebar di berbagai belahan dunia. “Masyarakat butuh humor,” katanya.
Lebih-lebih mayoritas media yang ada sekarang ini menonjolkan berita
berbau konflik. “Masyarakat sudah jenuh,” ujarnya.
Jadi, lebih baik menyimak pertanyaan Cakakak. Buatlah karangan 5.000
kata yang setiap kata dimulai dengan huruf �M’. Mampukah Anda?
Jawabannya gampang saja: Maman mikir-mikir meuli mobil. Meuli moal,
meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal,
meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal,
meuli moal, meuli moal, meuli moal, meuli moal…. Maksudnya “Maman
berpikir untuk membeli mobil. Beli tidak, beli tidak…,” seterusnya
sampai kata dengan awal M itu berjumlah banyak, lalu geura sok etang
(coba silakan dihitung), apa sudah 5.000 kata?
Rudy Prasetyo, Anwar Siswadi (Bandung)
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/05/31/MD/mbm.20100531.MD133652.id.html

Maman Gantra

Jalan Salemba Tengah 51,

Jakarta 10440.

0812-940-5441


      

Kirim email ke