http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/08/opini/1877768.htm


 
Seabad Reformasi Islam 

Oleh: Zuhairi Misrawi



Muktamar Ke-45 Muhammadiyah (3-8 Juli) di Malang memiliki makna penting bagi 
wajah keberagamaan di masa datang. Tidak hanya itu, muktamar kali ini juga 
bertepatan dengan seabad wafatnya tokoh reformasi Islam, Muhammad 'Abduh 
(1849-1905).

Di tengah besarnya ekspektasi publik terhadap perjalanan Muhammadiyah di masa 
datang, selain aspek kepemimpinan dalam tubuh organisasi yang berbasis Muslim 
kota ini, ada baiknya bila menghidupkan kembali dan meramaikan pentingnya 
reformasi Islam sebagaimana pernah dilontarkan Muhammad 'Abduh seabad yang lalu.

Modernisasi Islam

Membincangkan modernisasi Islam tidak bisa melupakan jasa besar Muhammad 
'Abduh. Ulama dan pemikir progresif asal Mesir ini telah menginspirasi hampir 
sebagian besar dunia Islam, tak terkecuali Indonesia, untuk melakukan reformasi 
total keagamaan.

Reformasi keagamaan yang digagas 'Abduh dicanangkan dalam dua hal. Pertama, 
reformasi pemikiran. 'Abduh hidup di akhir dinasti Ottoman, akhir pemerintahan 
Islam. Masa itu ditandai dengan fakta mandeknya pemikiran keagamaan dan 
hilangnya rasionalitas. Hampir di seluruh belantika negeri Islam menghadapi 
pelbagai persoalan maharumit, baik internal seperti pertarungan politik dan 
perebutan kekuasaan, maupun eksternal seperti imperialisme dari negara-negara 
Eropa.

'Abduh memandang, akar persoalan dari seluruh masalah adalah matinya pemikiran 
keagamaan, yang berakibat pada hilangnya nalar progresif, rasional, dan 
emansipatoris. Karena itu, ia memandang perlunya membangkitkan kembali ijtihad 
dalam rangka memahami Islam sebagai agama ilmu, kebudayaan, dan peradaban 
umumnya.

Tentang pentingnya ijtihad, 'Abduh diinspirasi oleh gurunya, Jamaluddin 
al-Afghani. Ijtihad sebagai langkah yang paling mungkin untuk melakukan 
perubahan dari dalam. Bahkan ia menolak masuk ranah politik karena baginya, 
politik sama dengan "setan". Kata-katanya yang populer, "Ya Tuhan, saya 
berlindung dari setan dan politik."

Sejak itulah 'Abduh menghindari hal-hal yang berbau politik dan kembali ke 
ranah pemikiran keagamaan dengan melakukan dekonstruksi terhadap teologi dan 
kebudayaan Islam. Kedua bukunya, Risalat al-Tawhid dan Al-Islam bayn al-'ilm wa 
al-Madaniyyah, merupakan tonggak penting bagi upaya menggali rasionalitas dalam 
Islam sebagaimana dulu digagas kalangan Mu'tazilah. Sementara buku kedua 
menggarisbawahi pentingnya memahami Islam sebagai agama ilmu dan kebudayaan.

'Abduh yang dikenal dengan ungkapannya, "Saya menemukan Islam di Barat tanpa 
orang Muslim, sedangkan saya di Mesir menemukan orang Muslim tanpa Islam", 
sadar betul bahwa umat Islam perlu mencanangkan pentingnya memahami sumber ilmu 
pengetahuan dan kebudayaan. Dalam buku itu, 'Abduh lagi-lagi berbeda dengan 
pemikir Muslim pada zamannya karena melihat Barat tidak menggunakan kacamata 
politik, tetapi memahami Barat sebagai entitas peradaban.

Pasca-'Abduh, pemikiran keagamaan seolah-olah mendapatkan amunisi untuk 
melakukan pembaruan dan perubahan secara radikal, dari yang semula salafi 
menjadi modern. 'Abduh mempunyai pengaruh penting karena lahir dari rahim 
institusi Al-Azhar, yang dikenal konservatif dan berorientasi kepada masa lalu. 
Namun, justru karena itulah ia menawarkan perlunya reformasi pemikiran 
keagamaan.

Soal pendidikan

Hal kedua, reformasi pendidikan. Sebagai ulama berpengaruh pada zamannya, 
'Abduh memandang lembaga pendidikan sebagai satu-satunya cara melakukan 
reformasi. Untuk itu, dia mengusulkan agar Al-Azhar sebagai lembaga keagamaan 
yang menguasai jagat Mesir tak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga 
mengajarkan ilmu umum, seperti kedokteran, psikologi, pertanian, dan 
perdagangan.

Dalam hal ini, harus diakui, 'Abduh merupakan tokoh pendidikan paling 
berpengaruh dan berjasa dalam reformasi Islam di Mesir. Karena setelah itu 
Al-Azhar membuka fakultas-fakultas umum, seperti kedokteran, psikologi, 
pertanian, dan perdagangan. Uniknya, di fakultas-fakultas umum itu, para 
mahasiswa sedikitnya menggunakan dua bahasa pengantar, Perancis dan Arab, dan 
mereka pun harus menghafalkan Al Quran.

Itulah jasa besar Muhammad 'Abduh dalam reformasi Islam. Harus diakui, 
Muhammadiyah setidaknya banyak mendapat inspirasi, pelajaran, dan rujukan dari 
ulama yang pernah menjadi Mufti Agung di Mesir itu. Pilihan Muhammadiyah untuk 
tidak berpolitik dan menggarap masalah-masalah kultural, seperti pendidikan, 
pelayanan masyarakat, dan kesehatan, hampir sama dengan apa yang digagas dan 
dilakukan Muhammad 'Abduh.

Begitu halnya dengan reformasi pemikiran, Muhammadiyah mempunyai segudang 
pemikir Muslim yang brilian, seperti Amin Abdullah, Abdul Munir Mulkhan, Sukidi 
Mulyadi, Muthahhiran Jinan, Abdul Rahim Ghazali, Najib Burhani, Pramono U 
Thanthowi, Herry Sucipto, dan yang paling muda Fuad Fanani. Mereka adalah tokoh 
yang mewarisi pemikiran Muhammad 'Abduh dalam hal perlunya ijtihad dan 
modernisasi pemikiran keislaman.

Namun, pertanyaan yang belum terjawab: akankah Muhammadiyah secara 
institusional betul-betul dan masih peduli pada isu reformasi Islam? Sebab, 
besarnya perhatian terhadap isu kepemimpinan di organisasi keagamaan pada 
umumnya sering mengecilkan arti penting reformasi Islam. Semoga semangat dan 
pemikiran 'Abduh juga hadir di tengah-tengah muktamar.

Zuhairi Misrawi Alumnus Universitas Al-Azhar, Cairo-Mesir; Peneliti P3M


[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke