GALAMEDIA


      Penuturan Mantan TKW
      Ketika Bekerja di Arab Saudi (Habis)  
      Lewat Kepolisian
      Aku Pulang ke Indonesia  
     
      KISAH sebelumnya, Cucu Cundiah (28), seorang mantan tenaga kerja wanita 
(TKW), bekerja di sebuah keluarga di Arab Saudi. Namun, ia hanya bekerja 
sebentar karena kedua majikannya bertengkar hebat hingga bercerai. Majikan 
laki-lakinya sering menyiksa istrinya. Selanjutnya, Cucu bekerja di rumah 
orangtua majikan laki-laki. Tapi karena tidak digaji, ia kabur dan dirawat oleh 
seorang warga Arab Saudi. Selanjutnya, ia dibawa ke dokter dan tinggal 
sementara di rumah orang Arab itu.  
     
BERKAT kebaikan wanita Arab Saudi tersebut, sakitku sembuh. Aku kemudian 
meminta pertolongan orang Arab yang bernama Mama Khariyah itu untuk pulang. Aku 
bertanya bagaimana mengurus surat-surat untuk pulang ke Indonesia dan bagaimana 
caranya menghubungi kantor Kedutaan Besar Indonesia.

Tapi, Mama Khariyah malah menyarankan agar aku mau bekerja di rumahnya. Ia 
berjanji, bila sudah satu tahun, ia akan memulangkanku dan memberi gaji 4.000 
riyal, berikut gaji yang satu tahun belum dibayar majikan lamaku.

Tanpa berpikir panjang dan demi membalas budi baiknya, aku mau bekerja di 
rumahnya. Setahun kemudian, aku bertanya lagi, kapan aku dipulangkan? Lagi-lagi 
Mama Khariyah bilang, nanti kalau aku sudah naik haji. Aku mengalah untuk 
menuruti kemauannya.

Aku semakin bimbang dan bertanya dalam hati, mengapa jadi begini? Mengapa 
nasibku semakin malang? Saat malam tiba, aku hanya bisa menangis dan menuliskan 
semua kepedihanku dalam buku harian.

Akhirnya, bulan haji pun tiba. Aku diizinkan untuk naik haji, walaupun memakai 
setengah uang gajiku. Setelah beribadah haji, aku bertanya lagi kapan 
dipulangkan. Namun, Mama Khariyah tetap mengulur waktu. Ia berkata, "Nanti 
kalau anakku sudah tunangan".

Aku pun mencoba terus bertahan. Seminggu setelah pesta pertunangan anak Mama 
Khariyah, aku pun bertanya tentang kepulanganku. Tapi, Mama Khariyah tetap 
tidak mau memulangkan atau mengantarkanku ke Kedutaan Besar Republik Indonesia. 
Aku semakin kesal. Akhirnya aku marah padanya hingga perang mulut pun tak bisa 
dihindari.

Tiga bulan kemudian, barulah aku diizinkan pulang. Ia mengantarkanku ke 
kedutaan. Sayangnya, uang yang ia janjikan dulu sebanyak 4.000 riyal tidak 
dipenuhi, padahal aku bekerja di rumahnya selama 1 tahun 7 bulan.

Musnahlah harapanku menerima gaji 4.000 riyal karena yang kudapat hanya omong 
saja. Dalihnya, karena majikanku dulu tak pernah membayarku, ia pun tidak mau 
membayarku. Ia pun berkata, ia hanya mengikuti majikanku yang dulu yang tidak 
pernah membayar atau memberiku gaji.

Akhirnya aku menyerah, gaji tak lagi aku pikirkan, yang penting aku bisa pulang 
ke Indonesia. Aku masuk ke Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk menyerahkan 
diri karena tak punya paspor. Aku memohon bantuan para pegawai di keduatan.

Aku diterima dan untuk sementara tinggal di kedutaan selama 1 bulan.

Akhirnya, aku dipindahkan ke kantor polisi dan tinggal di sana selama tiga 
pekan. Selanjutnya, 22 Agustus 2003, aku dipulangkan ke Indonesia. Aku sangat 
bahagia karena kupikir akan bertemu lagi dengan suami, anak, dan keluargaku.

Sesampainya di rumah, aku disambut dengan tangisan seluruh keluarga. Ternyata 
mereka telah menganggapku tidak akan kembali lagi. Setelah beristirahat sehari, 
esoknya semua penderitaanku kuceritakan.

Keluargaku mengira aku telah meninggal dunia. Menurut mereka, sebulan yang lalu 
ada kiriman paket koper dari Arab Saudi. Mereka mengira koper itu berisi 
mayatku yang dipaketkan sehingga seluruh keluargaku panik. Mereka bahkan 
memanggil polisi untuk membuka peti tersebut. Namun, setelah dibuka, ternyata 
isi koper itu hanya barang-barang biasa dan pakaian, bukan mayatku.

Mendengar cerita itu, aku sangat kesal kenapa ada orang yang menyangka bahwa 
isi koper itu mayatku. Bukankah mayat biasanya dikirimkan dengan peti mayat, 
bukan dengan koper? Tapi biarlah, yang sudah berlalu biarkan berlalu karena aku 
telah selamat dan bisa berkumpul lagi dengan keluargaku.

Sudahkah penderitaanku berakhir? Ternyata tidak, di negeri sendiri pun aku 
kembali menderita. Hal itu diawali ketika aku bertanya mengenai suamiku.

Saat itu, ibu, ayah, dan saudara-saudaraku hanya bisa termenung dan meneteskan 
air mata. Aku penasaran dan terus bertanya, ke mana suamiku? Kakakku kemudian 
menjawab, "Sudahlah jangan jadi pikiran karena suamimu telah menikah lagi dan 
kini sudah punya anak".

Aku hanya diam membisu. Hatiku sakit bagai disayat sembilu. Mengapa suamiku 
tega berbuat begitu? Bukankah aku pergi ke luar negeri demi dia dan anak-anak? 
Namun kemudian, kupikir ini sudah menjadi garis nasibku. Yang ada sekarang 
hanyalah penyesalan. Aku membenci perkawinan dulu. Hidupku hancur hanya 
gara-gara perkawinan.

Satu tahun kemudian, aku mendapat surat dari Arab Saudi yang isinya mengatakan, 
majikanku yang dulu katanya akan mengirimkan pakaian dan uang gaji yang tak 
pernah dibayarkannya selama 2 tahun 3 bulan. Mengetahui hal ini, hatiku 
berbunga-bunga.

Sebulan kemudian, ada kiriman paket berupa koper berisi pakaian. Tapi sayang, 
uang yang dijanjikan tidak ada. Aku kemudian menelepon majikanku dan menanyakan 
uang gaji. Ia menjawab akan mengirimkannya bulan depan kalau uangnya sudah 
terkumpul. Aku pun harus bersabar lagi. Namun, setelah berbulan-bulan, bahkan 
hingga sekarang, uang itu tidak pernah kuterima. Tamat. (cucu cundiah)** 




[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke