http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/22/o3.htm
Penyimpangan dan Anarkisme Maakaana Muhammadun abaa ahadin(m) min(r) rijaalikum walaakin(r) rasuulallaahi wakhaataman nabiyyiina. MENGIDOLAKAN seorang tokoh yang berhasil dalam bidang tertentu, apakah seorang artis atau seorang ilmuwan, sejatinya boleh-boleh saja. Namun mengidolakan seseorang dan mencontoh sikap dan tindakannya dalam beribadah kepada Allah SWT sehingga sampai "menenggelamkan" Rasulullah SAW sebagai tokoh panutan sekaligus teladan terbaik (uswatun hasanah), pastilah akan dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Penyimpangan seperti itu, adakalanya muncul di tengah masyarakat. Tak jarang terjadi, apa pun yang difatwakan dan dilakukan oleh tokoh yang diidolakan itu, walau bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW, tetap saja diikuti. Padahal perintah-Nya sudah jelas, ikuti (taati) Allah dan Rasul-Nya. Perintah ini, saking pentingnya, diulang-ulang dan tersebar di berbagai surah dalam Alquran. "Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya agar kamu diberi rahmat," (Q.S. Ali 'Imraan [3]: 132). Ciri khas orang mukmin adalah mencintai Khaliqnya. Namun syarat mendasar bagi seorang hamba yang ingin mengekspresikan cintanya kepada Allah SWT, mestilah mengikuti (mencontoh) Rasul-Nya, bukan mencontoh yang lainnya. "Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (Q.S. Ali 'Imraan [3]: 31). Hal senada juga ditegaskan oleh Allah SWT dalam sebuah Hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Ibnu Suni yang bersumber dari Maimunah r.a., artinya: "Tiada yang paling sempurna seorang hamba dalam bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku, kecuali dengan menunaikan fardu-fardu yang telah Kutetapkan. Dan ia pun berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan berbagai amalan sunnat, sehingga Aku menyenanginya. Apabila Aku telah senang (cinta) kepadanya, maka aku lindungi kakinya yang dengannya ia berjalan, tangannya yang ia pergunakan, lidahnya yang dengannya ia bertutur kata, dan akalnya yang dengannya ia berpikir. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan doanya". Sangat boleh jadi, lantaran seseorang awam terhadap kedudukan Rasul-Nya, sehingga mudah berbelok (menyimpang) dari ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Akibatnya, itu tadi, justru figur lainlah yang dijadikan teladan dan panutan dalam mengabdi kepada Khaliknya. Lebih "seru" lagi kalau figur lain itu dipercaya sebagai orang sakti, atau mengaku mendapat wahyu, mengaku sebagai titisan nabi tertentu atau mengaku sebagai Imam Mahdi (Ratu Adil) yang kemudian dipercaya begitu saja, maka kian "genaplah" penyimpangan yang terjadi. Tampaknya penyimpangan seperti itulah dalam pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terdapat dalam Jemaah Ahmadiyah Qodiani. Kemudian MUI pun pada tahun 1980 mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah Qodiani sebagai sesat dan menyesatkan. Adalah menarik jika dicermati bahwa setelah 25 tahun fatwa MUI itu dikeluarkan, ternyata Jemaah Ahmadiyah Qodiani tak juga surut, malah memiliki kampus di Bogor yang beberapa hari lalu akhirnya di rusak massa. Tentu kita sepakat dengan MUI maupun pemerintah yang tidak mentolerir tindakan perusakan yang sarat dengan kesan anarkis itu. Bahwa suatu penyimpangan perlu diluruskan, jelas kita sepakat. Namun cara meluruskannya, mudah-mudahan dapat dilakukan dengan bijaksana. Di sisi lain, semoga Jemaah Ahmadiyah mengikuti anjuran pemerintah agar kembali pada ajaran Islam yang benar, yang sesuai dengan Alqur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Kita prihatin, jika sebagian dari kita masih saja mempercayai seseorang yang mengaku mendapatkan wahyu, padahal "pintu" kenabian itu memang sudah ditutup dan Muhammad Rasulullah SAW adalah Nabi penutup itu sebagaimana ditegaskan dalam ayat Alquran pada awal Mimbar ini, artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi," (Q.S. al-Ahzab [33]: 40). Bagi seorang mukmin, agar dapat menuai keselamatan di dunia dan di akhirat, memang tidak ada pilihan lain kecuali mengikuti Allah dan Rasul-Nya, dan bukan yang lain. "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu (memang benar) orang-orang yang beriman," (Q.S. al-Anfaal [8]: 1). [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/