sedih sekali mendengar cerita ini. bagaimana rasanya kalau kita yg mrngalaminya? apakah tidak ada hukuman bagi RS yang menolak pasien dalam UU kesehatan?
wassalam AQ --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.suarapembaruan.com/News/2005/07/25/index.html > > SUARA PEMBARUAN DAILY > > > Bayi Berusia Seminggu "Dipingpong" Enam Rumah Sakit > > > GETIR nian nasib yang dialami Zulfikri, bayi berusia seminggu, anak pertama pasangan Husein (22) dan Laelasari (20). Selama delapan jam, bayi yang menderita sakit parah itu harus dipingpong dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, hanya karena ia anak keluarga tak mampu. > > Husein menjelaskan, pada Kamis (21/7) pagi sekujur tubuh anaknya berwarna kuning, dan napasnya tersengal-sengal. Bersama istrinya, warga RT 9/7 Kelurahan Makasar, Jakarta Timur itu, bergegas membawa bayi yang lahir prematur itu ke Puskesmas Pinang Ranti, tak jauh dari rumahnya. Kuli bangunan itu pun terduduk lemas, karena anaknya yang berbobot 1.400 gram itu positif menderita penyakit kuning atau hepatitis A. Dokter puskesmas itu pun memberi surat rujukan agar Zulfikri bisa dirawat di rumah sakit pemerintah terdekat. > > Sekitar pukul 09.00 WIB, berbekal surat rujukan dari puskesmas, Husein dan istrinya pun membawa Zulfikri ke RS Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Namun dengan alasan tidak bisa menerima anak dengan berat di bawah 1.500 gram, RS Budhi Asih menolak memeriksa dan merawat bayi yang baru seminggu dilahirkan. Husein pun diminta membawa anaknya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). > > Dengan hati galau dan khawatir, Husein dan istrinya pun membawa sang bayi ke RSCM. Namun kembali, lelaki kurus itu pun harus menelan ludahnya yang terasa kelu. > > Dengan alasan ruangan sudah penuh dan alat yang tidak lengkap, RSCM pun tidak bersedia menerima Zulfikri dan meminta Husein membawanya ke RSPAD Gatot Subroto karena peralatan di rumah sakit itu lebih lengkap. > > > Tertatih-tatih > > Rumah sakit sebesar RSCM peralatannya tidak lengkap? Dengan menahan emosi, Husein dan istrinya yang berjalan saja masih tertatih-tatih sehabis melahirkan, membawa anaknya ke RSPAD Gatot Subroto. > > Di rumah sakit itu pun Husein harus meratapi nasibnya sebagai kaum miskin. Rumah sakit itu pun menolak dan meminta sang bayi dibawa ke rumah sakit swasta. Alasannya, Zulfikri adalah pasien berkategori umum. Penolakan itu dilakukan tanpa terlebih dahulu memeriksa kondisi Zulfikri. > > "Yang paling menyakitkan kami, salah seorang perawat di RS Gatot Subroto mengatakan anak kami boleh dirawat di sini jika kami sanggup membayar Rp 700 ribu," ujar Laelasari sambil terisak-isak. > > Saat itu kondisi bayi sudah sangat payah, dan membuat pasangan itu bertambah khawatir. > > Dengan hati perih, kedua orang tua muda itu pun membawa Zulfikri ke RSAL Mintoharjo. Di rumah sakit itu, Zulfikri sempat diperiksa dokter jaga, dr Cicih. Namun karena penyakitnya sudah gawat, sedangkan tabung oksigen dan inkubator di RS Mintoharjo sudah terpakai semua, dr Cicih meminta pasien kecil itu dibawa ke RS Harapan Kita. Sang dokter pun memberi Husein uang Rp 100 ribu dan meminjamkan mobilnya untuk mengantar Zulfikri. > > Dengan diantar sopir dr Cicih, Zufikri dengan napas tersengal-sengal pun dibawa ke RS Harapan Kita. > > > Namun jangankan diterima, di RS itu Zulfikri tak sedikit pun disentuh untuk diperiksa. Pihak RS pun tak mau menerima dan tak memberi rujukan ke rumah sakit mana pun. > > Beruntung, sopir dr Cicih masih mau mengantar dan membawa bayi itu ke RS FK UKI, Cawang. Saat itu hari sudah mulai gelap dan lepas magrib. Di RS itu, Zulfikri sempat diperiksa dan dibersihkan, karena dari mulutnya mulai keluar busa. Namun, RS UKI juga tak bisa merawatnya karena tak punya alat yang memadai. Husein pun diminta segera membawa Zulfikri ke RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur. > > Beruntung RS Harapan Bunda bersedia menerima bayi itu. Saat itu, Zulfikri dibolehkan dirawat di rumah sakit itu, namun besoknya Husein harus menyerahkan uang muka biaya perawatan sebesar Rp 1 juta. Karena hampir putus asa, Husein pun menyanggupi karena yang terpikir olehnya hanyalah anaknya bisa diselamatkan terlebih dahulu. Malam itu ia langsung mencari pinjaman ke tetangga, dengan diantar Ketua RT 9/7, Toto Sudairto (56). > > Husein memberanikan diri meminta pengertian rumah sakit agar memberinya waktu untuk mencari pinjaman. Saat itu dr Indra yang menangani Zulfikri memberi pinjaman untuk biaya menebus obat yang memang diperlukan saat itu juga. Saat ditemui di RS Harapan Bunda, Husein dan istrinya sedang kebingungan ke mana harus mencari pinjaman. > > Namun, Tuhan pun mendengar doa hambanya yang papa. Mendengar kondisi yang dialami pasangan itu, rumah sakit itu, melalui Kepala Humas, Yohana, bersedia membebaskan biaya perawatan Zulfikri. Bayi dari keluarga tak mampu itu pun akan didaftarkan sebagai peserta program Gakin (keluarga miskin) agar biaya perawatannya ditanggung pemerintah. > > "Sebetulnya rumah sakit punya waktu paling lama 2x24 jam untuk mendaftarkan pasien dari keluarga miskin sebagai peserta program Gakin," ujar Yohana kepada Pembaruan, Jumat (22/7) malam. > > Kisah Husein dan Laelasari adalah kisah klasik keluarga miskin yang tak berdaya saat menderita sakit. Janji pemerintah untuk menggratiskan biaya kesehatan bagi keluarga miskin, kenyataannya di lapangan tak semudah membalik telapak tangan. Rumah sakit pemerintah pun yang notabene dibiayai uang rakyat sering kali tak bersedia menerima pasien keluarga miskin. > > Ketidakramahan dan sikap ketus dari staf rumah sakit pemerintah merupakan hal biasa yang diterima rakyat miskin saat membawa sepucuk surat rujukan atau keterangan tak mampu. Padahal, pemerintah menjamin mengganti seluruh biaya pengobatan bagi peserta program Gakin. > > Seorang staf bagian Humas Rumah Sakit Budhi Asih, Lia, mengatakan, Budhi Asih sebetulnya tidak menolak pasien keluarga miskin, namun lebih karena berat badan bayi memang di bawah 1.500 gram. Sedangkan pada saat itu, peralatan bayi dengan risiko seperti itu semua sedang dipakai semua. > > "Tidak betul kalau kami menolak karena dia keluarga miskin. Justru kami memberi rujukan ke rumah sakit yang lebih lengkap perawatannya," ujarnya. > > Menurut dr Cici yang kebetulan saat itu menerima pasien bayi Zulfikri, saat itu semua peralatan inkubator dan tabung gas di ruang perawatan anak RSAL Mintoharjo sedang digunakan, sehingga tidak memungkinkan untuk merawat bayi Zulfikri yang kondisinya sudah gawat. > > "Justru kami sudah memeriksa pasien, bahkan kami memberikan bantuan dana serta kendaraan kepada keluarga Pak Husein untuk membawa bayinya ke rumah sakit yang lebih besar," ujarnya. > > Sementara itu, Kepala Humas Rumah Sakit FK UKI, dr Merry Simanjuntak mengaku tidak tahu kejadian pasien tersebut, sehingga Merry menolak berkomentar lebih jauh karena ia ingin menerima informasi yang lebih lengkap dari dokter jaga yang memeriksa saat itu. > > > Keterangan RS > > Laelasari melahirkan bayi prematur di rumahnya dengan bantuan dukun bayi, Kamis (14/7). Meski dilahirkan dengan selamat, bayi yang diberi nama Zulfikri itu memiliki berat badan 1.400 gram. > > Saat dihubungi Pembaruan, Kepala Humas RSPAD sedang tak di tempat, sementara salah seorang stafnya tidak bisa memberi keterangan mengenai hal itu. Humas RSCM bahkan mengaku tidak menerima laporan apa pun dari bagian UGD mengenai kejadian tersebut. Namun demikian, Kepala Humas Poniwati meragukan pernyataan Husein bahwa RSCM menolak menangani bayinya. > > Bagian Humas RSAB menolak berkomentar dan meminta Pembaruan menghubungi kepala secretariat dr Rini. Namun saat dihubungi, dr Rini tidak bisa menerima wawancara karena sedang ikut rapat pimpinan. > > PEMBARUAN/SETIA LESMANA > > > Last modified: 25/7/05 > > [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/