Tsunami yang Lebih Besar Akan Terjadi 
Maulana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Suhbat 06-01-2005, Zawiyah Michigan, USA
Diambil dari http://mevlanasufi.blogspot.com


A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillaahirrahmanirrahiim, Nawaytul 
Arba'in
Nawaytul I'tikaf, Nawaytul Khalwah,Nawaytul 'Uzlah Nawaytur Riyadah,Nawaytus 
Suluuk, Lillahi ta'alaa Athi'ullaaha wa athi'urrasuula wa ulil amri minkum (QS 
An Nisa' 4: 59). 

Allah SWT memerintahkan pada kita untuk mematuhi-Nya, untuk mematuhi Nabi saw 
atau Rasulullah sall-Allahu ‘alayhi wasallam, dan untuk mematuhi pemimpin kita, 
atau mereka yang memiliki otoritas (wewenang). Allah SWT tak suka bila kita tak 
patuh.

Allah berfirman: Innaa Nahnu nazzalna dz-dzikraa wa innaa lahuu lahaafizhuun” 
(QS. Al-Hijr 15:9) Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz Dzikr 
(Peringatan), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Kami 
menyimpannya)”. Dzikr (Peringatan) itu diwahyukan hanya pada Nabi suci Muhammad 
sall-Allahu ‘alaihi wasallam, tidak kepada siapa pun lainnya. Diwahyukan pada 
beliau melalui Malaikat Utama Sayyidina Jibril ‘alaihissalam.

Makna umum dari Adz-Dzikr adalah Quran Suci. Itu berarti segala sesuatu yang 
ada dalam Quran Suci. Itu berarti segala sesuatu yang diciptakan, seluruh 
makhluq, karena Allah berfirman: “Wa laa rothbin wa laa yaabisin illaa fii 
kitaabin mubiin” (QS. Al An’aam
6:59) “dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam 
kitab yang nyata (Quran Suci)”. Hidup atau tak-hidup semua ada dalam Al Quran 
yang Suci.

Al Quran Suci adalah Pengetahuan Ilahiah yang Allah SWT karuniakan dan berikan 
pada Nabi sall-Allahu alaihi wasallam tentang seluruh makhluk ciptaan, baik 
yang ada sebelum masa hidup Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam maupun yang hidup 
setelah masa hidup Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam. Karena itulah, Quran Suci 
memuat cerita-cerita tentang ummat-ummat
terdahulu, dan juga pengetahuan-pengetahuan ilmiah masa depan. Juga, Hadits 
Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam adalah pula wahyu. Allah telah menyebutkan 
dalam Quran Suci: “Wa maa yanthiqu ‘anil hawa’, in huwa illaa wahyuy yuuhaa” 
(QS. An-Najm 53:3-4) “dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa 
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),”.

‘Ulama Sejati (yaitu Awliya-ullah – para kekasih Allah) mampu untuk mengambil 
makna atau rahasia dari huruf-huruf, kata-kata, dan kalimat-kalimat dalam Quran 
Suci. Ulama biasa hanya mendapatkan ilmunya dengan belajar ke sana ke mari 
(untuk mengetahui apa yang sudah dibicarakan atau sudah ditulis dalam 
buku-buku). Nabi sall-Allahu ‘alayhi wasallam
dikaruniai Ilmu oleh Allah, yang kemudian oleh Nabi sall-Allahu ‘alaihi 
wasallam dibagi-bagikan pengetahuan itu pada para Sahabat beliau. Setiap orang 
dari sahabat beliau adalah bagai sebuah bintang, seorang pembimbing atau 
pemandu (bagi kemanusiaan) yang membawa Hadits-hadits yang berbeda yang telah 
diberikan Nabi sall-Allahu ‘alaihi wasallam pada
masing-masing dari mereka. Dan para pewaris dari sahabat ini, yaitu 
Awliya’ullah pun membawa pula Ilmu tersebut.

[Seperti apa yang telah disebutkan dalam ceramah sebelumnya pada tanggal 1 
Januari 2005]. Orang-orang tak berdosa turut mati bersama mereka yang berdosa. 
Kedua golongan ini berada dalam naungan tajalli (manifestasi) dari Nama-Nama 
Allah. Mereka yang tak berdosa tersebut pergi (mati) bersama mereka yang 
berdosa. Mengapa? Ingatlah akan kisah Sayyidina Musa
‘alaihissalam (yang diceritakan pada suhbat sebelumnya) ketika beliau bertanya 
akan Keadilan Allah. Allah kemudian menyuruh beliau menunggu di hutan. Lalu 
ratusan semut merayap di kaki beliau. Ketika, satu saja dari semut itu 
menggigit beliau, beliau segera saja memukul seluruh kelompok semut tersebut 
hingga ribuan semuat ikut mati.

Kita harus belajar dari kisah ini: Kematian datang tanpa pemberitahuan awal, ia 
datang kapan saja, di mana saja, pada kesempatan apa saja. Saat ‘ajal 
(kematian) menjelang, tak seorang pun mampu lari darinya. Tapi, jika ‘ajal 
belum tertulis, bahkan bila seseorang berada di tengah suatu ledakan, di tengah 
suatu gempa bumi, di tengah suatu samudera, ia pun tetap akan selamat. Allah 
mengambil siapa yang Ia kehendaki. Kita tak tahu mengapa, dan kita pun tak 
dapat bertanya mengapa.

Allah berfirman (dalam ayat yang ditulis di atas), “Kami memelihara Kitab Suci 
itu hingga Hari Penghakiman (Kiyamat), dan (termasuk) rahasia-rahasia di 
dalamnya, akan tersimpan. Tersimpan’ berarti untuk dituangkan pada wadah 
seseorang yang mampu menampungnya dan menyimpannya sampai saatnya ketika 
(rahasia) itu mesti muncul. Seperti di zaman sekarang, ketika kita ingin 
menyimpan suatu (data) ke dalam komputer-komputer kita, kita menekan suatu 
tombol ‘save’ (‘simpan’). Jika kita tidak melakukannya, data kita pun akan 
hilang.
Menyimpan’ di situ berarti untuk menyimpannya sebagai bentuk frekuensi vibrasi 
(getaran) yang berbeda.

Teknologi yang tersedia di zaman sekarang, sudah pernah disebutkan oleh Quran 
Suci pada Nabi kita sall-Allahu ‘alaihi wasallam 1400 tahun yang lalu. Tapi, 
kita tak mampu memahaminya. [Allah berfirman] “Wa in min syai-in illaa 
yusabbihuu bihamdihi wa
laakin laa tafqahuuna tasbiihahum” (QS Al-Isra’ 17:44), “Dan tak ada suatu pun 
melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti 
tasbih mereka.” 
(Pengetahuan Rahasia) itu tersimpan, tapi kita tak mempunyai Teknologi untuk 
mengambilnya.

Allah SWT berfirman (dalam ayat yang sama, bagian awal): “Tusabbihu lahu 
s-samaawaatu s-sab’u wa l-ardhu wa man fiihinna” [QS Al-Isra’ 17:44] “Langit 
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.” Itu 
bermakna segala sesuatu memuji-Nya,
tapi kalian tak mampu memahami puji-pujian mereka. Dalam ayat lain (QS. Al-Hijr 
15:9): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz Dzikr (Peringatan), dan 
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Kami menyimpannya)”. Ini bermakna 
setiap makhluq ciptaan
ter’simpan’ dalam Quran Suci. Maknanya, dalam segenap rentang frekuensi dari 
vibrasi (getaran) yang berbeda-beda. Sebagaimana dalam komputer: kita menyimpan 
segala sesuatunya (berbagai macam data, ed.) ke dalam komputer sebagai 
frekuensi (dari bilangan)dari 0 dan 1

Awliya’ullah, apa yang mereka warisi dalam kalbu mereka dari Nabi sall-Allahu 
‘alayhi wasallam adalah dalam berbagai frekuensi yang berbeda-beda. Mereka 
mampu untuk men”decode”-nya dengan menekan “tombol” tertentu à yaitu Asmaul 
Husna (Nama-nama yang indah dari Allah), dan seluruh pengetahuan itu akan 
keluar ke suatu ‘layar’ di hadapan mereka, seperti saat ini para pembaca berita 
memiliki teleprompter di hadapan mereka yang bertuliskan apa-apa yang mesti 
mereka baca. Apa yang tertulis di teleprompter tersebut
berasal dari suatu komputer.

Seluruh bilangan ini adalah dari 0 hingga 1. Bila dirimu menjadi 0, kau pun 
akan dikaruniai 1, Ilmu atau Pengetahuan itu. (Allah berfirman) “Kami 
menurunkan nya, dan menyimpannya”. Ini bermakna Kalamullah (Firman-firman 
Allah) tak akan bisa diubah. Segala
sesuatu dalam Al-Quran akan dikeluarkan pada waktunya. Awliya’ mengetahui 
tentang hal ini.

Karena itu, ketika mereka (Awliya’ullah) melihat bahwa [sebagaimana firman 
Allah] “Zhaharal fasaadu fi l-barri wa l-bahri bimaa kasabat aydin naas…” 
[QS.Ar-Ruum 30:41] Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan 
karena perbuatan tangan manusia,” mereka pun memohon kepada Allah, yastajiruuna 
billaah.

Segala sesuatu mensucikan dan memuji Allah. Tasbih-tasbih itu bergerak demikian 
banyak dan cepat bagai halilintar hingga tasbih tersebut menggerakkan bumi. 
Demikian banyak Awliya’ullah di daerah itu, dan mereka semua memuji dan memuji 
tanpa henti hingga
pepujian mereka mengguncangkan segala sesuatunya. Saat segala sesuatunya 
berguncang, segala sesuatu pun akan hilang musnah. 

Bumi berotasi pada sumbunya. Saat ia berotasi, tercipta suatu medan magnet yang 
melindungi Bumi dari radiasi dari luar angkasa. (Catatan penerjemah: mungkin 
yang diacu di sini adalah sabuk van Allen, suatu sabuk magnetik berbentuk torus 
yang melindungi bumi dari radiasi kosmis). Allah berfirman dalam Quran Suci di 
Suurah Al-Anbiya’ (Surah nomor 21): “Wa yaquuluuna mataa hadzal wa’du in kuntum 
saadiqiin” [QS. 21:38, lihat pula 10:48 dan 36:48] “Mereka berkata: "Kapankah 
janji itu akan datang, jika kamu sekalian adalah orang-orang yang benar?" 
Mereka berkata, “Kapan itu akan terjadi…?” “Idzaa Zulzilatil Ardhu Zilzaalahaa” 
[QS. Az-Zalzalah 99:11]. “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya”

(Tsunami di Asia yang baru saja terjadi) Itu hanyalah suatu permulaan. 
Muhyiddin Ibn ‘Arabi menyebutkan dalam Futuhat al-Makkiyyah, bahwa akan datang 
suatu masa ketika rambut seorang anak akan tumbuh dengan warna putih (uban)… 
karena 6 dari 7 orang akan mati.
Lihatlah sekarang, para pemimpin itu (masih sanggup) pergi ke tempat itu (ke 
Indonesia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi KTT tentang Tsunami dan 
meninjau tempat bencana, penerj.). Apa yang akan terjadi di hadapan kita di 
masa depan (adalah jauh
lebih besar), tak akan ada lagi pemimpin-pemimpin (yang hidup, penerj.). Setiap 
orang akan tewas.

Allah berfirman: “Bal ta’tiihim baghtatan fa-tabhatuhum falaa yastathii’uuna 
raddahaa wa laa hum yunzharuun” [QS. Al-Anbiya’ 21:40] “Sebenarnya (azab) itu 
akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi 
panik, maka mereka tidak
sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.”

Apa yang baru terjadi (Tsunami di Asia) hanyalah suatu pertanda kecil. Tunggu 
hingga kalian melihat tanda yang besar. Enam dari tujuh orang akan pergi (akan 
mati, penerj.). Jadi, jika kini Bumi memiliki populasi 6 milliar manusia, hanya 
800 juta yang akan tetap
tinggal hidup. Apa yang akan terjadi lebih dari sekedar gempa bumi.

Ada dua macam hukuman, pertama  datang dari atas, dari berbagai arah ( atau 
dari luar)
dan yang kedua berasal dari dalam.

Allah menyebutkan dalam QS. Al-Anbiya’ 21:44 “Bal matta’naa haa-ulaa-I wa 
aabaa-ahum hattaa thoola alaihimu l-‘umur” “Sebenarnya Kami telah memberi 
mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah 
umur mereka.” Mereka memiliki rencana untuk masa depan mereka, hingga 5 tahun 
ke depan, untuk 10 tahun ke depan, 20 tahun ke depan, dst. Lihatlah bagaimana 
kini orang-orang berlomba-lomba menolong korban-korban Tsunami ini. Tentu saja 
ini adalah hal yang penting, untuk menolong orang lain (dengan makanan, tempat 
perlindungan, obat, dll.). Tapi, ingatlah pula untuk menolong orang dalam 
urusan akhirah mereka. Kini, mereka tidak memikirkan tentang hal ini.

[dalam lanjutan ayat tersebut] “Afalaa yarauna annaa na’til ardha nanqushuhaa 
min athraafihaa. Afahumu l-ghaalibuun” [QS. 21:44] “Maka apakah mereka tidak 
melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (lit. ardha = bumi, penerj.) itu, 
lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya/sisinya. Maka apakah mereka 
yang menang?”

Secara berangsur-angsur, Kami (Allah) mengurangi tanah yang ada dalam kendali 
mereka. Artinya, mengurangi batas-batasnya. Siapa yang akan menang? Kami atau 
mereka? Musibah itu mendatangi mereka dari arah yang sama sekali tidak terpikir 
oleh orang-orang bahwa akan
muncul musibah dari situ. Yaitu, musibah itu datang dari lautan. Dari 
batas/sisi. (Sebagaimana Allah menyebutkan dalam ayat itu, “nanqushuhaa min 
athrafihaa”, mengurangi tanah itu dari batas/sisi-nya à dari lautan, pada 
daerah pantai, penerj.)

Malaikat memohon perlindungan, Awliya’ memohon perlindungan, Sang Bumi pun 
memohon perlindungan. Jika kalian memegang suatu tali, tali yang panjang, dan 
kalian menggoyangkannya pada salah satu ujungnya, maka suatu getaran atau 
gelombang akan tercipta. Maka, apa yang terjadi adalah ketika Malaikat hanya 
menyentuh, dengan mengambil pepujian dan tasbih (dari Awliya’), menyentuh pada 
satu ujung saja, dan menimbulkan suatu vibrasi pada jalur itu (jalur gempa )

Para Awliya’ harus memuji siang dan malam agar getaran itu (yang ditimbulkan 
oleh sentuhan Malaikat pada satu ujung) tidak menghancurkan seluruh dunia. Dan 
ini barulah suatu tanda kecil!! “Annaa na’til ardha nanqushuhaa min 
athraafihaa…” Perlahan-lahan mengurangi… maknanya Bumi terkurangi. [di sini 
Mawlana Syaikh Hisham Kabbani mulai masuk
pada makna ke-2 ayat tersebut, penerj.] Yaitu, lapisan pelindung Bumi (sabuk 
van Allen yang
disebut sebelum ini, penerj.), Allah SWT akan membaliknya ke dalam, 
menghancurkan Bumi… hingga 6 dari 7 orang akan mati. Jangan katakan, “Bagaimana 
hal itu akan terjadi?” Bahkan jika Awliya’ memberitahukan sebelumnya pada 
kalian bahwa sebuah Tsunami akan terjadi (di Asia, penerj.), kalian tak akan 
mempercayai mereka. Setelah Tsunami ini (Tsunami Asia) terjadi, sesuatu yang 
lebih besar dari Tsunami ini akan terjadi!!

Ini untuk memperingatkan orang-orang akan Akhirah. Hari Pembalasan tengah 
datang. Dan ia tidak akan membedakan tua atau muda. Lihatlah di TV saat ini: 
anak-anak kehilangan saudara-saudaranya, ayahnya, ibunya, kakek-neneknya, 
mereka menjadi yatim. Dan ini barulah akibat dari suatu tsunami yang kecil. 

Tsunami yang Lebih Besar akan Terjadi!!

Jangan takut! Jika tsunami yang lebih besar datang dan mengambil kalian, 
setidaknya kalian telah melakukan suatu kebaikan di dunya ini. Fasad (Korupsi 
atau kerusakan dalam maknanya yang luas. Lihat Suhbat sebelumnya!, penerj.) 
harus diakhiri. Pada semua pantai-pantai yang hancur itu, berbagai macam Fasad 
( kerusakan dan maksiat) terjadi. Dan Allah sama sekali tak menyukainya.

Lakukan Salat 5 Waktu kalian, lakukan zakat kalian. Lakukan Puasa Ramadan, 
lakukan Hajj. Dan ucapkan Syahadat setiap hari. Jika lima pilar ini belum 
cukup, dan kalian membutuhkan perlindungan yang lebih, lakukan Ihsan, 
sebagaimana diajarkan oleh Nabi sall-Allahu alaihi wasallam.

Wa min Allah at-Tawfiiq, bi hurmatil habib Al-FAATIHAH!

wassalam, arief hamdani
HP. 0816 830 748
http://mevlanasufi.blogspot.com
http://inditamagochi.blogspot.com
 
UNDANGAN DZIKIR KHATAM KWAJAGAN ( PEMBACAAN PARA GURU)
TERBUKA UNTUK UMUM
 
Kamis, 28 Juli 2005
Jl. Teuku Umar 41, Menteng Jakarta Pusat
Mulai Bada Isya, jam 19.30
 
Setiap Sabtu Bada Ashar
Zawiyah Teuku Umar
Jl Teuku Umar 41, Jakarta Pusat
MUlai Bada Ashar, jam 16.00

Setiap Sabtu Bada Ashar
Zawiyah Bandung
Jl. Cimanuk 37, Bandung
Setiap Sabtu Mulai Bada Ashar

Setiap Senin, Bada Isya
Zawiyah Sanggar Bulungan Jakarta Selatan
dibelakang Kolam Renang Bulungan Jl. Kyai Maja
Setiap Senin jam 20.00

Setiap Rabu Jam 21.00
Zawiyah Cinere, Tabligh Naqshbandiyun
Jl Vila Terusan No. 16, POndok Labu
Masuk lewat Vila Cinere Mas
mulai jam 21.00 setiap Rabu



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to