http://www.kompas.com/kompas-cetak/0508/02/opini/1940180.htm
Benak Kekerasan Manusia Oleh: Limas Sutanto Terbukti, dunia kian dibelit dan diresapi kekerasan. Pembunuhan dengan peledakan bom, sejak 11 September 2001 di New York, bom Bali, bom di London (7/7/2005), dan di Sharm el-Sheikh, Mesir (23/7/2005), lebih dari cukup untuk melandasi penyimpulan bahwa banyak manusia di dunia memiliki benak kekerasan. Ada tiga alasan untuk mengatakan bahwa akar peledakan bom sebagai modus teror yang menggejala di dunia kini adalah benak kekerasan manusia. Pertama, tiap manusia memiliki cara unik untuk memersepsi dan menanggapi aneka masalah yang ada di luar dirinya. Hal yang menentukan cara manusia menanggapi masalah-masalah itu adalah benaknya. Ketika manusia memiliki benak kekerasan, dia mudah menanggapi masalah-masalah itu dengan kekerasan. Kedua, benak kekerasan, yang semula mungkin hanya dimiliki segelintir manusia, kini mengalami globalisasi karena "jasa" media mutakhir dan teknologi komunikasi canggih. Informasi tentang peristiwa peledakan bom sebagai modus teror disampaikan oleh media dan teknologi komunikasi canggih dengan berbagai cara dan gaya yang bisa menggerakkan kebencian, namun bisa pula menggerakkan simpati terhadap modus teror maupun pelakunya. Sifat penyampaian informasi yang tak henti-henti memungkinkan bersarangnya kesan dan pesan yang mengkristalisasikan benak kekerasan manusia. Ketiga, para pemimpin teroris dan pemimpin bangsa-bangsa yang menjadi korban kaum teroris sama-sama berkeras hati pada pendiriannya, yang sifatnya satu sama lain saling meniadakan. Kekerasan hati ini mencerminkan perilaku kekerasan berakar dalam benak para pemimpin itu. Tiga cara kerja Apa sebenarnya benak kekerasan manusia? Benak kekerasan manusia adalah pola pikiran yang dibingkai tiga cara kerja yang tidak realistis dan tidak benar. Cara kerja pertama, pikiran yang memandang dunia, peristiwa, masalah, dan manusia semata dalam dua bagian yang bertentangan. Para pemimpin teroris maupun pemimpin bangsa menjadi korban teroris memandang dunia, peristiwa, masalah, dan manusia dua bagian. Bagian kesatu, kaum teroris dan bagian kedua, kaum bukan teroris. Operasi pikiran ini menyemaikan tindakan saling meniadakan yang bersifat kekerasan. Cara kerja kedua, pikiran yang meyakini kedua bagian saling bertentangan itu, yang satu sebagai pihak yang mutlak benar dan lainnya pihak yang mutlak salah. Atau yang satu pihak yang suci dan lainnya pihak yang jahat. Pihak yang dipandang dan diyakini mutlak benar dan suci mendehumanisasi (merendahkan martabat) pihak yang dipandang sebagai mutlak salah dan jahat. Bahkan, pada tingkat parah, pihak yang dipandang dan diyakini sebagai mutlak benar dan suci mendemonisasi (menyetankan) pihak yang dipandang dan diyakini mutlak salah dan jahat. Cara kerja ketiga, pikiran yang meyakini, tidak ada jalan lain bagi penyelesaian pertentangan antara pihak yang benar dan suci dengan pihak yang salah dan jahat kecuali jalan perbenturan kekerasan habis-habisan. Ketiga cara kerja pikiran itu bersifat tidak realistis dan tidak benar karena kenyataannya peristiwa dan masalah di dunia tidak secara simplistis dipilah dalam dua bagian yang masing-masing secara mutlak mewakili pihak yang benar/suci dan pihak yang salah/jahat. Selain itu, pertentangan antara pihak-pihak di dunia ini tidak niscaya diselesaikan hanya dengan perbenturan kekerasan habis-habisan. Ada banyak cara kreatif yang berporoskan empati, dialog, pikiran dan tindakan nirkekerasan yang bisa digunakan untuk menyelesaikan pertentangan. Benak kekerasan manusia merangkum ketiga cara kerja pikiran yang keliru dan tidak realistik itu. Buahnya, tindak kekerasan yang menggejala merebak sebagai teror bom di berbagai sudut dunia. Hal terpenting yang niscaya ditekankan, betapa benak kekerasan manusia itu keliru dan tidak realistis. Makin lama manusia dan para pemimpin menempuh jalan yang keliru dan tidak realistis, makin panjang dan makin luas penderitaan yang harus ditanggung manusia. Segera tinggalkan benak kekerasan, pimpinlah dunia dan bangsa-bangsa dalam jalur yang kreatif, dialogis, empatetik, nirkekerasan. Limas Sutanto Psikiater [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/