http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/02/sh10.html
Sisi Gelap Perkawinan Timur-Barat (12) Paspor Belanda, Aku Tetap Indonesia Oleh Yuyu A.N. Krisna Mandagie TILBURG-Kota ini terletak di Belanda bagian Selatan. Pusat agama Katolik. Biara-biara besar terdapat di kota ini. Orang-orang Belanda di kota ini penganut Katolik yang sangat taat. Penyebaran agama Katolik ke Indonesia diatur oleh Gereja Katolik di kota ini. Pada tahun 1893, lebih seabad yang lalu, biarawan dan biarawati memulai misinya di Indonesia Timur. Di Tilburg, tinggal Liani, Gert Jan dan kedua putri mereka yaitu Intan dan Kristal. Gert Jan, insinyur tamatan TU Delft, waktu berlibur ke Indonesia berkenalan dengan Liani, putri seorang pengusaha di Jakarta. Hubungan cinta mereka berjalan mulus melalui surat-menyurat dan telepon. Liani waktu itu kuliah di Universitas Trisakti Jakarta. Sebagai putri bungsu dari dua bersaudara, ia disayang dan sangat dimanja ayahnya. Tetapi karena ayahnya kawin lagi setelah ibunya meninggal, Liani tidak bisa menerima keadaan ini. Dia menjadi gadis pemurung yang terus menerus mengasihani dirinya sendiri. Kehidupan Liani sangat mewah. Ke kuliah dia menyetir sendiri Honda Civic, yang awal tahun 1980-an sangat terkenal di Indonesia. Hotel Hilton adalah tempat mangkal Liani dan teman-teman dari golongan the haves. Saat berenang di kolam renang hotel ini Liani berkenalan dengan Gert Jan, yang kemudian menjadi tempat curahan hatinya. Beberapa kali Gert Jan ke Jakarta karena tugas kantor, sekaligus wakuncar (wajib kunjung pacar). Ayah Liani setuju atas pilihan anak gadisnya. Setelah setahun berpacaran Liani dan Gert Jan menikah. Karena keduanya Katolik, mereka diberkati di Gereja Katedral di Lapangan Banteng, Jakarta, dihadiri keluarga kedua belah pihak. Ibu Gert Jan datang dari Amerika. Resepsi diselenggarakan di Hotel Hilton. Liani sangat bahagia, karena dengan penikahan itu berarti Liani tidak lagi tinggal di rumah bersama ayah dan ibu tiri. Itu ceritera masa lalu. Kini ceritera Liani menjadi lain. Pertama kali di Belanda, Liani dan Gert Jan tinggal di Tilburg. Beberapa tahun mereka hidup bahagia hingga saat ibu mertua Liani memutuskan kembali ke Belanda setelah beberapa tahun di Amerika. Sejak itu hidup Liani mulai terganggu. Dia tidak mau ada orang lain dalam kehidupan Gert Jan, laki-laki yang sangat dicintainya. Sikap itu sama tatkala ayahnya menikah lagi. Liani tak rela ada orang lain dalam kehidupan ayahnya selain dia sendiri. Direcoki Mertua Ibu mertua Liani selalu mencampuri urusan rumah tangga mereka. Dan Gert Jan sangat memihak pada ibunya. Sementara usaha ayah Liani di Indonesia mengalami kerugian. Ini pukulan yang berat bagi Liani. Untunglah kehadiran kedua anak buah cinta dengan Gert Jan, Intan dan Kristal, menghidupkan semangat Liani. Tetapi ibu mertua merecoki cucu-cucunya dengan tata cara kehidupan barat. Mertuanya sering membandingkan Belanda dengan Indonesia, dan mengecilkan Indonesia. Liani tidak terima karena dia sangat mencintai Indonesia. Gara-gara intervensi mertua makin gawat, mereka pindah ke Amsterdam, tetapi Gert Jan malah makin jauh dari Liani dan lebih dekat pada ibunya. Dan ini merisaukan Liani. Dia merasa berhadapan dengan kubu mertua dan suaminya. Liani sangat peduli pada Indonesia. Kegiatan apa saja yang menyangkut Indonesia, dia selalu hadir. Bayangkan saja, dalam sidang M. Said, pilot Garuda yang didakwa menyelundupkan ekstasi, di Pengadilan Amsterdam, dia selalu hadir. Perkembangan Indonesia selalu diikutinya lewat internet, televisi dan koran. Setiap berita miring tentang Indonesia selalu diprotes. Pernah dia menelepon aku meminta pastor agar datang melayani dia. Aku memberikan nomor telepon pastor Indonesia. Dia menelepon pastor itu, tetapi pastor tidak merespon Liani. Liani marah besar padaku. "Apa aku dikira gila? Aku tidak gila. Aku ingin memperoleh hak untuk mendidik kedua anakku secara Indonesia, bukan tata cara barat seperti mertuaku dan suamiku. Kenapa kalian tidak dapat menolongku? Aku ini orang Indonesia walaupun pasporku Belanda," kata Liani. Akibat sikapnya ini Liani mencari jawaban dengan gonta-ganti gereja. Dari gereja Katolik pindah ke gereja Prostestan. Liani tidak menemukan apa yang dicarinya, lalu dia pindah ke gereja kharismatik. Untunglah Intan dan Kristal tumbuh menjadi remaja yang manis dan pandai di sekolah. Ini satu-satunya hiburan dan harapan. Liani mengharapkan mereka dapat menjadi aktris sinetron di Jakarta. Rasanya sulit, karena mereka bukan warga negara Indonesia. Copyright © Sinar Harapan 2002 [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/