http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/06/opi4.htm
Kemerosotan Religiusitas Oleh Ibnu Djarir BANGSA Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius, dengan berbagai agama mayoritas Islam. Jumlah umat Islam Indonesia terbesar dibandingkan dengan jumlah umat Islam di negara lain. Atas dasar itu, Prof. Fazlur Rahman ( alm ), guru besar McGill University, Kanada, menyatakan harapannya, di masa depan bangsa Indonesia akan tampil sebagai pemimpin dalam dunia Islam. Marilah kita lihat perkembangannya. Sejak pertengahan tahun 1997, bangsa kita mengalami krisis hebat. Bermula dari krisis moneter, merembet ke politik, ekonomi, sosial, hukum, budaya, wawasan kebangsaan, dan lain-lain. Jika direnungkan berakar dari krisis moral. Sungguh mengherankan, bangsa Indonesia yang mengaku sebagai bangsa yang religius, dan menjunjung nilai-nilai budaya, justru merupakan negara koruptor ketiga di dunia. Oleh karena itu rakyat menyambut dengan antusias gebrakan Presiden SBY untuk memberantas KKN. Secara kuantitatif, perkembangan agama di Indonesia boleh dibilang cukup menggembirakan. Hal ini dapat kita lihat dari meningkatnya jumlah tempat-tempat ibadat, lembaga-lembaga pendidikan agama, memasyarakatnya busana muslim dan muslimat, jumlah jamaah haji, dan lain-lain. Namun ditinjau dari segi kualitatif, kondisinya masih memrihatinkan. Hal ini mengingat kualitas religiusitas mereka yang masih timpang. Bangsa yang religius semestinya memiliki religiusitas yang mantap. Menurut R. Stark dan C.Y. Glock dalam bukunya American Piety : The Nature of Religious Commitment ( 1968 ) religiusitas ( religiosity) meliputi lima dimensi yaitu keyakinan agama, ibadat, pengetahuan agama, pengalaman agama dan konsekuensi dari keempat dimensi tersebut. Keyakinan agama adalah kepercayaan atas doktrin teologis, seperti percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, hari akhirat, surga, neraka, takdir,dll. lbadat adalah cara melakukan penyembahan kepada Tuhan dengan segala rangkaiannya. Pengetahuan agama adalah pengetahuan tentang ajaran agama meliputi berbagai dimensi. Pengalaman agama adalah perasaan yang dialami oleh orang beragama, seperti rasa tenang, tenteram, bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal, bertobat, dll Terakhir, konsekuensi dari keempat dimensi tersebut adalah aktualisasi dari doktrin agama yang dihayati oleh seseorang yang berupa sikap, ucapan, dan perilaku atau tindakan. Dimensi konsekuensi ini mestinya merupakan kulminasi dari dimensi lain. Kenyataannya dimensi itu tidak selalu lengkap ada pada seseorang, sedangkan sikap, ucap-an dan tindakan seseorang tidak selalu atas dorongan ajaran agama. Kualitas Religiusitas Berpegang pada pengertian religiusitas tersebut, kita dapat menganalisis kualitas keberagamaan bangsa kita. Contoh dari kalangan umat Islam misalnya, banyak yang belum memiliki dimensi religiusitas selengkapnya. Dalam terminologi Islam, mereka belum mencapai derajat muslim kaffah ( seutuhnya ). Contoh pertama, banyaknya orang yang rajin shalat, tetapi juga rajin membeli kupon judi togel. Tidak sedikit orang berilmu agama tinggi, tetapi mereka juga korupsi. Contoh lain, banyak orang kaya tetapi kikir dan tidak mau membantu meringankan penderitaan kaum fakir miskin. Ada orang-orang yang ibadatnya rajin, tetapi mencari "pesugihan" ke tempat-tempat keramat, minta pertolongan kepada jin, setan, tuyul dan lain-lain agar mereka menjadi orang kaya. Contoh-contoh tersebut menunjukkan kondisi religiusitas seseorang yang belum memiliki lima dimensi itu selengkapnya. Dikaitkan dengan tinjauan menurut pandangan Islam, bahwa menurut Prof. Mahmud Syaltut, ajaran Islam terdiri atas tiga bagian, yaitu : akidah ( kepercayaan atau keimanan ), syariah ( hukum-hukum agama, yang meliputi ibadah dan muamalah ), dan akhlak ( budi pekerti ). Atau, dengan menggunakan istilah lain, agama Islam itu terdiri atas tiga pilar, yaitu iman, lslam, dan ihsan. Seseorang dikatakan mencapai derajat muslim kaffah jika dia telah melaksanakan tiga bidang ajaran itu dengan baik selengkapnya. Dalam kenyataannya di masyarakat, masih banyak yang perlu ditingkatkan kualitas keislamannya. Orang mungkin heran melihat ada seorang tokoh yang luas ilmu keislamannya, yang dalam masyarakat dikenal dengan sebutan ulama, kiai, cendekiawan muslim, dan sebagainya, tetapi di luar dugaan kita, dia berbuat yang melanggar norma agama. Maka kita harus ingat, bahwa tidak semua orang yang mengaku beragama telah memiliki dimensi religiusitas selengkapnya. Dalam tinjauan Islam, mungkin ada orang yang telah mengamalkan iman, yaitu dengan mengimani rukun iman yang enam dan mengamalkan tslam, yaitu minimal mengamalkan rukun Islam yang lima. Tetapi mungkin saja dia belum mengamalkan ihsan, yaitu suatu kesadaran spiritual, bahwa dirinya selalu berada dalam pengawasan dan perlindungan Tuhan. Oleh karena itu orang tersebut mudah tergoda oleh bujukan setan untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Memperhatikan fenomena tersebut, maka tugas para ulama, kiai, ustad,guru agama, dosen agama, dan tokoh agama lainnya adalah membimbing umat agar menjadi muslim yang kaffah. ( AlBaqarah ayat 208). Ayat ini mengingatkan, agar umat Islam tidak mudah tergoda oleh bujukan setan. Agar kita mampu menangkis godaan setan, maka kita harus memiliki takwa yang teguh. Takwa pada hakikatnya merupakan perwujudan dari iman, Islam, dan ihsan. (11) - Drs. H. lbnu Djarir, Staf Pengajar IAIN Walisongo Semarang. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/