Terima kasih untuk mengforward hasil diskusi ini yang menurut saya sangat menarik, Mbak Herni :-)
Saya kira bagus apabila MUI menunjukkan kesiapan untuk melakukan dialog secara luas dan sekalian mau melakukan refleksi kritis yang ke dalam. Akan lebih baik lagi, menurut saya, apabila Fauzan Al Ansyari dari Majelis Mujahidin Indonesia akan tune down suaranya agar kurang bersifat mengancam, karena dengan cara demikian sulit tercapai kesepakatan. Sedangkan kesepakatan yang minimal diperlukan untuk mencegah tindakan kekerasan. Berikut di bawah ini, saya kutip kembali beberapa komentar dari diskusi itu yang mengesankan saya secara khususnya. Diskusi lengkap: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/70463 Salam, ayeye 1. PEMAHAMAN LIBERALISME Makruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia: ========================================== Liberalisme dalam maksud fatwa itu adalah orang yang mengedepankan akal fikiran, dan apabila akal fikiran ini berbeda dengan nash tuntunan agama, maka yang harus di kedepankan adalah akal fikiran. Menurut para ulama, cara berfikir seperti itu tidak benar. Dawam Rahardjo, cendikiawan muslim: ================================== Nah yang dianggap sebagai liberalisme itu, menurut fatwa itu adalah suatu paham keagamaan yang menampilkan, lebih menampilkan pikiran manusia daripada petunjuk Al Quran dan Hadits. Menurut saya, itu bukan liberalisme, tapi rasionalisme. Menurut saya, liberalisme adalah doktrin politik yang menjunjung tinggi nilai-nilai individu. Dan sebagai konsekuensinya, menghendaki minimal government. ***************** 2. TINDAKAN KEKERASAN Fauzan Al Ansyari, Ketua Departemen Data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia: =============================================================== Kenapa MMI harus siap untuk debat publik maupun jihad ? Karena tidak tertutup kemungkinan dari barisan liberal pun akan melakukan tindakan-tindakan tertentu atau provokasi tertentu sehingga akan menimbulkan serangan-serangan fisik. Dan ini tidak akan terjadi kalau dari pihak mereka yang melakukan penolakan tidak melakukan serangan fisik, kalau mereka melakukan serangan opini maka akan kami balas opini juga, tapi kalo mereka melakukan serangan fisik apalagi mengundang Amerika Serikat, kami siap melayani. Dawam Rahardjo, cendikiawan muslim: ================================== Saya dapat informasi, ada orang dari Garut, datang menceritakan betapa rombongan orang datang, dipimpin oleh seorang jawara. Kemudian mereka datangi kantor cabang Ahmadiyah di situ, ketuanya dipanggil. Orang itu memang ahli jawara. Dia bawa pedang dan golok, ditaruhkan di leher si ketua Ahmadiyah itu, dipaksa untuk menandatangani. Isinya, bahwa kami betul-betul telah insyaf dari kesesatan kami, kami menyatakan keluar dari Ahmadiyah dan masuk Islam. Masa orang disuruh masuk Islam dengan golok? ****************** 3. PRIORITAS, AGAMA DAN FATWA Musdah Mulia, Direktur ICRP: =========================== Saya berharap pada MUI, daripada lahirkan fatwa yang banyak sekali, bagaimana sebaiknya mereka lakukan kajian kembali, evaluasi kembali fatwa yang sudah keluar, apakah itu berguna, bermanfaat. Saya pikir, sebagai lembaga yang diharapkan sangat strategis, lahirkan fatwa berguna. Orang yang biarkan busung lapar itu haram. Orang yang lakukan money laundring itu haram. Pernahkah MUI fatwakan pentingnya kita membangun pendidikan murah dan gratis untuk masyarakat? Atau fatwa tentang membela trafficking, bahwa semua orang yang lakukan perdagangan perempuan dan anak itu haram? Pernah gak MUI keluarkan fatwa yang bantu pemerintah dorong perbaikan kepada masyarakat? Karena kalau saya lihat, tugas MUI itu adalah mengawal pemerintah, membangun memberdayakan umat dalam bidang agama. Karena saya lihat musuh yang paling besar yang dihadapi agama adalah kemiskinan dan kebodohan. Fauzan Al Ansyari, Ketua Departemen Data dan Informasi Majelis Mujahidin Indonesia: =============================================================== Relativisme itu hanya di dunia iblis. Dan liberalisme itu hanya ada di dunia iblis. Mengakui eksistensi Allah tapi melanggar aturannya. Inilah persoalannya. Oleh sebab itu saya yakin, kalau pendapat Mas Dawam tetap dijalankan, pendapat Ibu Musda dijalankan, dan pemerintah tidak ambil keputusan yang tegas maka akan terjadi berbagai tindakan main hakim sendiri yang lebih dahsyat. Saya beritahukan. Karena umat itu semakin paham tentang agamanya. Penyelewengan aqidah jauh lebih berbahaya ketimbang narkoba. Karena taruhannya adalah akherat. Nah oleh sebab itu saya ajak termasuk dari Syiah Jalaludin Rakhmad. Kami ajak untuk berdebat. Anda yang benar atau kami yang benar. Kapan. Di Bandung atau di mana. Semua saksi. Kita akan adakan. Apakah kami yang sesat atau Anda yang sesat. Nike (Komunitas Ahlulbait atau Syi'ah): ===================================== Kami akan menghargai fatwa selama tidak didukung oleh lembaga-lembaga hukum pemerintah seperti kejaksaan atau yang berkaitan dengan itu. Dan kami menentang setiap ikut campur tangan pemerintah dalam keyakinan umat. Karena MUI tidak bisa mengambil alih hak Tuhan. Karena akan berdampak pada kemusyrikan. Kalau misalnya merasa lebih baik ketimbang orang yang lain itu menduakan Tuhan. MUI harus melakukan dialog dengan berbagai mazhab dengan kekuatan logika dan bukan logika kekuatan. Yakni Al-Qur'an dan As-Sunah. Dalam sejarahnya fatwa fiqh Islam selalu berkaitan dengan tindakan seperti wudlu dan sejenisnya dan bukan berkaitan dengan gagasans eperti liberalisme karena gagasan tidak bisa diadili. Jadi kami harus menentang fatwa yang menghambat pemikiran Islam. Misalnya kenapa MUI lebih menfatwakan misalnya departemen itu harus menanggung 500 anak yatim atau yang busung lapar atau yang pendidikannya rendah. Itu difatwakan Pak. Juga bikin rumah sakit. Jadi musuh Islam itu bukan umatnya tapi kemiskinan, penindasan dan kebodohan. ****************** 4. PERKAWINAN Musdah Mulia, Direktur ICRP: =========================== Yang ingin saya katakan adalah seringkali kita munafik. Mengatakan bahwa perkawinan itu ibadah. Perkawinan itu adalah agama. Tapi menggunakan itu untuk mendiskreditkan perempuan dalam perkawinan. Bahwa atas nama agama perempuan jangan macem-macem. Karena kalian sudah saya beli. Ini soal perkawinan beda agama. Saya ingin membacakan. Ini buku yang ditulis oleh ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama. Bahwa perkawinan beda agama itu dilarang karena kita selalu mengutamakan pikiran. Enggak juga Pak. Karena kelompok liberal juga berpegangan pada Al-Qur'an dan As-Sunah. Juga kelompok-kelompok yang lain. Maka jangan katakan bahwa hanya MUI yang berpegangan pada Al-Qur'an dan Sunnah. MUI mengeluarkan fatwa tahun 1980 tentang larangan kawin beda agama dengan pertimbangan kemasalahatn yang sifatnya lokal. Meskipuan fatwa tersebut katanya berdasarkan dalil naqli, tetap saja tidak bisa menghapus kebolehan menikahi perempuan ahlulkitab sebagaimana disebut surat Al-Maidah ayat 5. Karena itu fatwa MUI melampaui hukum Tuhan. Ini diakui sendiri. Amidhan (salah satu ketua MUI) : ============================= Dan juga apa salahnya orang kawin antara agama. Islam dengan Kong Hu Chu misalnya. Kaum liberal boleh-boleh saja. Orang cinta kok dibatasi. Allah saja belum tentu membatasi. Karena serba mungkin. Kalau pluralisme itu saya baca tulisan Pak Syafi'i Anawar. Saya oke-oke saja. Setuju begitu. Atau yang disinggung oleh Azyumardi Azra. Bahwa pluralisme itu, agama itu, ada otonomi masing-masing agama. Itu setuju. Tapi yang bergerak sekarang ini kan bukan itu. Yang bergerak sekarang ini kan agama itu sama benar. Sama baik. Masuk agama ini silahkan. Masuk itu silahkan. Nanti di surga juga berdampingan. Nah ulama pemahaman yang seperti itu yang gak mau. Pemahaman yang berakar pada sinkretisme. ******************** --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "herni sri nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Message: 5 > Date: Thu, 4 Aug 2005 23:57:16 +0700 > From: > Subject: transkrip diskusi fatwa MUI radio 68h > > TRANSKRIP DISKUSI RADIO 68H > `MENYIKAPI PERBEDAAN PASCA FATWA MUI` Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/