Anda tidak hidup di dunia ini sebatang kara, tetapi di masyarakat yang 
anggotanya mempunyai berbagai bentuk baik jasmani maupun rohani. Masalah 
yang dihadapi ialah mau hidup sendiri dengan mengabaikan yang lain atau 
bersama-sama? Jadi tinggal pilih. Bila mau sendiri marilah kita ramai-ramai 
bubarkan Indonesia!

----- Original Message ----- 
From: "MEY Sirajudin" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, August 09, 2005 11:05 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI


> Copy paste:
> Lha, MUI itu kerjanya yang sebenarnya, ya memberikan masukan kepada 
> pemerintah (Departemen Agama) agar pemerintah bisa mengayomi semua umat 
> beragama yang tinggal di pertiwi Indonesia Raya ini.
> -------------------
> Apa itu berarti MUI harus mengayomi semua umat beragama lain???dilihat 
> dari kacamata akidah atau muamalah??? karena hukumnya kan berbeda.
>
> Yang mengayomi semua umat beragama itu adalah Departemen Agama, bukan MUI, 
> MUI hanya mengayomi dan melindungi umat islam sesuai dengan namanya 
> "MAJELIS ULAMA INDONESIA" sekarang relevansinya apa dengan agama diluar 
> islam toch, agama lainnya juga punya lembaga lain seperti hal PGI atau 
> WALUBI, biar saja mereka yang ngurusin.  Dulu dijamin ORBA malah ada 
> lembaga khusus untuk mengawasi aliran kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha 
> Esa, namanya lupa PAKEM kali ya??? barangkali buat Ahmadiyah lebih cocok 
> kita kandangkan ke dalam wadah PAKEM he..he..he...kan kalo udah dikasih 
> kandang begini (biar ngadem) kagak ribut lagi seperti halnya aliran 
> kejawen/kepercayaan ketika era Soeharto..., boleh juga niich ide Soeharto 
> ini.
>
> Jadi jelas sebagai ulama atau advisor agama punya tanggung jawab untuk 
> menjaga akidah umat islam dan gak perlu peduli dengan akidah agama lainnya 
> karena berbeda tanggung jawab. Jadi aneh namanya kalo MUI suruh ngurusan 
> agama lain2. ngurusin satu sekte aja di dalam Islam itu sendiri melahirkan 
> Pro dan kontra apa lagi ngurusin agama lainnya, benturannya akan dasyat, 
> karena berdiri pada koridor sendiri - sendiri. Untuk agama lain cukup 
> dengan sebuah kalimat " Agama mu bukan agamaku" ini dari koridor akidah 
> bukan koridor muamalah karena hukumnya akan berbeda.
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Waalaykumus salam wr.wb.,
>
> Mbak, yang berkewajiban menjaga akidah umat itu adalah KELUARGA. Sebagai 
> orangtua kita harus mendidik anak kita dengan benar. Kita jelaskan makna 
> ayat-ayat Alquran itu sebagai pedoman hidup ini. Selanjutnya, di sekolah 
> guru-guru telah mengajarkan sesuai dengan kurikulumnya. Dengan cara ini 
> akidah umat akan terpelihara dengan baik.
>
> Lha, MUI itu kerjanya yang sebenarnya, ya memberikan masukan kepada 
> pemerintah (Departemen Agama) agar pemerintah bisa mengayomi semua umat 
> beragama yang tinggal di pertiwi Indonesia Raya ini. MUI terus-menerus 
> menyuarakan keadilan dan memberikan fatwa tentang hal-hal yang "haq" dan 
> tentang "kesabaran". Dus bukan untuk memelihara akidah umat. Jika akidah 
> umat yang dipelihara, maka itu akan bertentangan dengan QS 10:99. 
> Kewajiban kita semua itu ya menyampaikan pelajaran/peringatan, dan bukan 
> untuk menguasai orang. Itu jelas-jelas ada dalam Alquran, innama anta 
> mudzakkir lasta alayhim bi mushaythir.
>
> Rambu-rambu syar'i itu telah diakomodasi oleh negara, contohnya adanya UU 
> perkawinan, UU warisan, dan lain sebagainya. Lha, coba sekarang dilihat, 
> kan malah umat Islam itu sendiri yang melanggar UU perkawinan. Lho, apa 
> nggak melanggar syar'i? Orang harus nikah resmi, ee malah banyak yang 
> melakukan nikah sirri sehingga wanita menjadi korbannya, kayak yang 
> ditayangkan di tv-tv. Poligami diatur dengan minta izin istri tua, ee 
> malah membuang izin dengan dalih tak ada dalilnya di Alquran dan Hadis.
>
> Rambu-rambu itu harus, tapi itu harus dimasukkan ke dalam UUD dan UU 
> terlebih dahulu, dan bukan dengan cara inkonstitusional. Kita ini hidup 
> dalam suatu negara. Dan, negara itu punya aturan main. Maka, kita harus 
> bermain cantik dan mengikuti aturan mainnya.
>
> Wassalam,
> chodjim
>
>
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Tri Budi
> Lestyaningsih (Ning)
> Sent: Monday, August 08, 2005 8:22 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
>
>
>
> Assalaamu'alaykum wR. wB.
>
> Saya senang diskusi dengan pak Latif, karena selalu santun dan lemah
> lembut biarpun berbeda pendapat. Saya rasa memang seharusnya demikian ya
> pak?
>
> Maksud saya : MUI diserahi tugas untuk menjaga akidah umat, maksudnya
> bukan artinya kita menyerahkan akidah kita kepada MUI. Akidah kita tetap
> diri kita masing-masing yang ultimately responsible untuk itu. Namun
> dalam menjaga akidah kita itu ada faktor eksternal yang memungkinkan
> kita untuk tergelincir. Untuk itulah Allah memerintahkan kita untuk
> beramar ma'ruf nahi munkar, saling menegur, supaya bisa "masuk surga
> rame-rame". Nah sekarang, kalau kita mendengar teguran semua orang, apa
> ngga bingung pak ? Tentu kita harus punya satu institusi yang kredibel
> yang bisa kita percaya untuk menegur kita, membantu kita supaya kita
> tidak tergelincir. Dalam hal ini, MUI diberi peranan untuk membantu umat
> semua berjalan di rel yang sesuai dengan syariat Islam, supaya umat
> tidak bingung. Dan saya juga yakin orang-orang di MUI bukanlah orang
> sembarangan, mereka pun dipilih yang memang memiliki kompetensi di
> bidangnya.
>
> Karenanya MUI harus dan wajib memasang rambu-rambu yang syar'i sesuai
> dengan fungsinya, supaya umat lebih mudah menjalankan kehidupannya.
>
> Apakah fatwa MUI pasti 100% benar menurut Allah? Wallahua'lam. Tetapi
> selama MUI memiliki dasar yang syar'i dalam menetapkan fatwa itu, kita
> seharusnya komit untuk mengikutinya. Sebagian bisa saja ada yang kita
> benci, tetapi Allah mengatakan bahwa terkadang yang baik bagi kita itu
> kita benci.
>
> Bila ada hal yang sekiranya menurut kita ada yang berlawanan dengan
> syar'i, sebaiknya dibicarakan langsung dengan MUI secara ilmiah, dan
> bukan diwacanakan kepada publik, karena malahan akan menimbulkan
> keresahan dan kekacauan di masyarakat.
>
> Kalau kita memilih untuk tidak mendengarkan para ulama, dan meletakkan
> semua pekerjaan assessment dan menghukumi fakta itu kepada kita
> masing-masing, tentu masyarakat bisa menjadi kacau, pak. Kita perlu
> rambu-rambu.
>
> Terimakasih diskusinya pak Latif. Saya yakin kita masih akan berbeda
> pendapat dalam hal ini. Tapi saya senang berdiskusi dengan bapak.
>
> Mohon maaf bila ada yang menyinggung.
> Wallahualam bishowab.
> Wassalaam,
> -Ning
>
>
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of abdul latif
> Sent: Monday, August 08, 2005 8:50 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
>
> Assalamu'alaikum wr wb
> Mbak Ning, yang dirahmati Allah,kalau kita meneyerahkan aqidah kita
> kepada MUI sebagai manusia biasa(maaf saya, tingkat ilmu ulama2 dan
> kejujurannya bermacam macam bukan, kita dengar baru baru ini Depag ada
> korupsi, semestinya sebuah depag yang harus lah menegakan moral agama,
> tapi gagal bukan) apakah kita tidak bisa tersesat?Mbak Ning? Mohon
> dipikirkan lagi.
>
> Jadi janganlah Aqidah muslim diserahkan ketangan manusia2 politik,
> ulama2 (MUI)yang tidak dijamin kesuciannya, kejujurannya. Yang dijamin
> kesuciannya adalah al Quran saja. Jadi kalau kita berpegang kepada tali
> Allah yang satu ini, insya Allah masarakat islam tidak akan banyak
> terpecah belah seperti sekarang ini, karena sebahagian besar golongan
> islam merujuk aqidahnya kepada buku2 hadist, ulama, perawi dsb.
>
> MHI hanya boleh menyampaikan saja apa yang dia mau keluarkan, tapi tidak
> muntlak benar, harus dikuti.
>
> Siapa saja boleh bebas berbicara, karena Allah memberikan kemerdekaan
> untuk berbicara, beragama, dan Allah mengatakan' Agamaku untuk aku,
> agama mu untuk kamu" Jadi tidak perlu berselisih dan saling sesat
> menyesatkan,
>
> Marilah kita saling hormat menghormati, pasti Allah akan memberkahi
> bangsa Indonesia yang ramah ini, Janganlah mengikuti budaya Arab yang
> keras, zolim dan diktator. Seperti Iran Saudi Arabia, Mesir, sudan
> Marokko, Iraq, Pakistan dll.
>
> Hampir semua pemerintahannya tidak memberikan kemerdekaan untuk
> berdakwah, berbicara, dan berbeda aqidah dsb kepada golongan islam
> minoritas.
>
> Yang berkuasa selalu menzolimi umat minoritas. Apakah kepala
> pemerintahannya seorang sekuler, raja atau religous. Cobalah renungkan
> Mbak Ning.makanya negara2 Timur Tengah selalu kacau, rusuh, dan miskin,
> karena waktunya habis untuk saling sesat menyesatkan dalam rangka
> mengambil kekuasaan pemerintah.
>
> Lihatlah negara2 non islam, saya kira kita umat islam perlu belajar ke
> negeri Jepang, India, Korea dan amerika. Setiap sekte agama budha,
> Kristen dll bisa saling hormat menghormati, sehinga waktunya bisa
> berkaya. menciptakan lapangan kerja yang banyak untuk pemuda2nya.makanya
> Rasul bersabda; tuntutlah ilmu sampai kenegeri China sekalipun(HR
> Baihaqi. Kemudian Allah berfirman,"Akujadikan manusia berbangsa bangsa,
> bersuku suku, agar satu sama lain saling kenal mengenalQS49:13.
>
> Jadi ini perintah Allah lhooo, sama wajibnya dgn perintah Allah untuk
> shalat, puasa dll Kalau tidak dikutti berati kita juga sesat, ingkar
> Allah swt.(bukan ahmadiah saja bisa dikatakan sesat) Mohon Mbak Ning
> renungkan kalau masih ada teras yang kurang..mari kita diskusikan dgn
> baik, semoga Allah memberikan ilmu Nya kepada kita amin
> wassalamu'alaikum wr wb
>
> <<menurut saya yang menyokong fatwa MUI adalah yang ingin mendukung MUI
> untuk menjalankanfungsinya sebagai penjaga akidah umat.>>
> Tmalin.Janganlah Aqidah umat Islam tergantung kepada MUI, bisa tersesat,
> bergantunglah kepada Al Quran sebagai tali Allah yang kuat.
>
> "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Abdul Latif wrote:
> ...yang menyokong fatwa MUI itu sudah jelas sekali Ilsam Garis keras
> yang meniru niru Saudi Arabi, IRan dan negara komunis.
>
> Tanggapan:
> Wah, pernyataan pak Latif, terutama masalah meniru-niru Saudi Arabia,
> Iran dan negara komunis - menurut saya - tidak benar. Kalau masalah
> garis keras atau garis lemah saya tidak komentar, karena itu terms yang
> definisinya bsia berbeda dari kacamata setiap orang. Menurut saya yang
> menyokong fatwa MUI adalah yang ingin mendukung MUI untuk menjalankan
> fungsinya sebagai penjaga akidah umat.
>
> Marilah kita berdoa agar para ulama di Indonesia tetap berani
> mengeluarkan dan mempertahankan fatwa yang syar'i, meskipun ditentang
> oleh penguasa sekalipun.
>
> Marilah kita berdoa agar negara dapat lebih cepat menumpas kemaksiatan
> di dalam negeri ini, sehingga rakyat tidak perlu turun sendiri untuk
> menumpas kemaksiatan tersebut.
>
> Wassalaam,
> -Ning
>
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of abdul latif
> Sent: Monday, August 08, 2005 8:02 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
>
> Assalamu'alaikum wr wb
> Sdr Ambon saya yakin sekali, bahwa fatwa MUI itu pasti akan direformasi
> atauMUI sendiri bubarkan karena hanya membuat umat islam menjadi
> bersellisih.
> Jalslah satu persatu pempimpin2 umat islam Demokrat, menentang fatwa
> MUI, yang menyokong fatwa MUI itu sudah jelas sekali Ilsam Garis keras
> yang meniru niru Saudi Arabi, IRan dan negara komunis. Marilah kita
> berdoa semoga golongan islam bisa saling hormat menghormati kepercayaan
> orang lain. agar indonesia tiodak menjadi negara yang rusuh terus
> menerus dan saling sesat menyesatkan.
> Wassalam
>
> Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=117610
>
>
> PLURALISME
> SBY Pertanyakan Fatwa MUI
>
>
> Senin, 8 Agustus 2005
> JAKARTA (Suara Karya): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
> mempertanyakan salah satu butir fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI),
> yakni yang mengharamkan doa bersama.
>
> Keluhan Presiden -mempertanyakan fatwa MUI- itu dikemukakan kepada
> mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat keduanya bertemu di
> kediaman SBY, Puri Cikeas Indah, Gunung Putri, Bogor, Jumat lalu. Wakil
> Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB -- kubu Muhaimin Iskandar --
> Zannuba Arifah Chafsof yang mendampingi Gus Dur dalam pertemuan itu
> mengungkapkan adanya "keluhan" tersebut kepada Detikcom, Minggu (7/8).
> Menurut Yenni -- sapaan akrab sang Wasekjen -- dalam pertemuan tersebut
> kedua tokoh membahas masalah Aceh, Papua, dan juga soal fatwa MUI yang
> memunculkan pro dan kontra di kalangan umat Islam.
>
> Salah satu yang dibahas, demikian Yenni, adalah fatwa MUI tentang
> pengharaman doa bersama, terutama dalam konteks pluralisme Indonesia.
> "Jadi, SBY mengakui sebagai kepala negara, dirinya harus menghadiri
> setiap upacara keagamaan yang ada di Indonesia. Bagaimana menghadiri
> acara itu, sementara ada fatwa tersebut," kata Yenni.
>
> Namun, kata Yenni, saat itu SBY menyampaikan bahwa MUI telah berjanji
> akan melakukan klarifikasi terhadap fatwa pengharaman doa bersama itu.
> "Karena itulah, SBY meminta Gus Dur memonitor fatwa MUI agar tidak
> memperkeruh persoalan di dalam negeri," tuturnya.
>
> "SBY menegaskan, tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apa pun karena
> adanya fatwa MUI itu. Dia sudah memerintahkan kepada Kapolri untuk
> mengamankan pihak-pihak yang melakukan tindakan anarkis berdasarkan
> fatwa MUI itu, atau berdasarkan alasan-alasan lain," ujar Yenni. Dari
> pertemuan itu, menurut Yenni, SBY dan Gus Dur memiliki pemahaman bahwa
> fatwa tidak mengikat sama sekali, baik dari sisi legal maupun moral.
>
> Sementara itu, saat berada di gedung Dewan Dakwah Indonesia (DDI),
> Jakarta, Minggu (7/8), Ketua MUI Kholil Ridwan mendesak pemerintah
> segera mengeluarkan pelarangan terhadap aliran Ahmadiyah di Indonesia.
> "Jika tidak dilarang dikhawatirkan akan terjadi ketegangan dengan umat
> Islam lainnya," katanya, seperti dikutip www.elshinta.com. Dia
> mengingatkan, pada Munas MUI lalu, Presiden SBY sudah berjanji akan
> tunduk kepada fatwa MUI. (Kodrat)
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....
>
>
>
> SPONSORED LINKS
> Fitness woman Man woman Meet woman Fat woman Single women
>
> ---------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
> ---------------------------------
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Start your day with Yahoo! - make it your home page
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....
>
>
>
> ---------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
>
> ---------------------------------
>
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
>
>
>
> SPONSORED LINKS
> Man woman Fat woman Fitness woman Meet woman Single women
>
> ---------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
>
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
>
>
> ---------------------------------
>
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to