http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/09/sh05.html



Posuo, Sarana Menguji Kesucian Gadis Buton


BAUBAU - Posuo di masyarakat Jawa disebut Pingitan. Dalam tatanan masyarakat 
Buton, posuo diartikan sebagai suatu "prosesi upacara peralihan status 
individu wanita dari gadis remaja (Buton: labuabua ke status gadis dewasa 
(kalambe).
Upara ritual ini diyakini sebagai sarana menguji kesucian seorang gadis. 
Menurut La Ode Maulidun (46), budawayan Buton, upacara posuo dilaksanakan 
selama delapan hari delapan malam dalam ruang khusus yang disebut suo. 
Selama dikurung di ruang sempit dan pengap itu, peserta posuo diisolasi dan 
diprotekasi dari berbagai pengaruh dunia luar yang terjadi di sekelilingnya, 
kecuali hanya berhubungan dengan bhisa yang memberi pembinaan atau wejangan 
khusus yang ditunjuk langsung oleh pemangku adat.

Selama itu pula, pawang gendang terus menabuh gendang dan gong. Jika ada 
gendang yang pecah saat ditabuh, mengisyaratkan bahwa ada di antara gadis 
posuo yang sudah pernah berhubungan badan dengan lawan jenis.

Meski demikian, masalah itu tidak akan diungkap secara umum, tetapi menjadi 
rahasia antara pawang gendang dan keluarga peserta posuo. "Kalau gadis yang 
disuo itu belum pernah mengalami apa-apa (suci-red), gendang yang ditabuh 
tidak akan pecah. Gendang yang digunakan mengiringi acara ritual itu 
merupakan gendang pilihan," kata Maulidun, budayawan yang mengaku sudah 
sekitar 20 tahun menjadi pemukul gendang posuo dalam percakapan dengan SH di 
Baubau, Jumat (6/8) lalu.

Di ruang sempit dan pengap itu, peserta posuo diberi pembinaan mental 
spritual dan pembinaan fisik. Pembinaan mental berupa pemberian 
petuah-petuah tentang etika (ahklak) dan stetika (keindahan) menurut 
kaidah-kaidah Islam dan adat. Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman 
tentang profil pribadi seorang gadis dewasa, bagaimana bersikap dan 
berperilaku dalam keluarga (rumah tanggara) khususnya dan dalam masyarakat 
luas pada umumnya dilihat dari kaca mata Islam dan adat.

Pembinaan fisik berupa aktivitas praktis tentang gerak motorik tubuh yang 
anggun dan penampilan fisik yang cantik.
Pembinaan ini berupa pemberian makan secukupnya atau diet yang ketat, 
latihan motorik berupa cara duduk (paucura), gaya berjalan (palego), dan 
gaya tidur (pakole).
Perawatan kecantikan mandi (pebhaho) dengan air khusus yang berasal dari 
delapan sumber air khusus untuk posuo dan diambil secara khusus, keramas 
(pukunde) dengan santan dan luluran kunyit campur tepung beras (pomantomu 
dan pobura). Pembinaan tersebut dilakukan delapan bhisa wanita tua pilihan 
dari para pemangku adat yang memiliki keahlian dan kelayakkan untuk 
membimbing para gadis posuo.

Para bhisa tersebut berasal dari dua kerabat besar keraton Sultan Buton, 
masing-masing empat dari kerabat Kaomu dan empat dari kerabat Walaka. Ke 
delapan bhisa tersebut di bawah pimpinan seorang bhisa senior yang disebut 
parika.

"Pembinaan ini dimaksudkan mempersiapkan gadis dewasa untuk menjalani 
kehidupan rumah tangga ketika yang bersangkutan menikah," kata Maulidun.
Tiga Jenis
Menurut La Ode Abu Bakar (72), Budayawan Buton lainnya yang juga Ketua Adat 
Masyarakat Sulawesi Tenggara, dalam masyarakat adat Buton mengenal tiga 
jenis posuo. Pertama Posuo Wolio (posou yang berasal dari masyarakat Wolio 
atau Buton sendiri), kedua, Posuo Johoro (posuo yang berasal dari 
Johor-Melayu) dan Posuo Arabu (posuo hasil medofikasi dan adaptasi dari 
posuo Wolio dan nilai-nilai Islami.

Posuo Arabu diadaptasikan oleh Syekh Haji Abdul Ghaniyyu, salah seorang 
ulama besar Buton medio abad XIX yang menjabat jabatan Kenipulu dalam 
kabinet pemerintahan Sultan Buton XXIX Muhammad Aydrus Qaimuddin (1824-1851) 
dengan menyederhanakan prosesinya dan memasukkan unsur-unsur Islami di 
dalamnya. Posuo Arabu inilah, kata La Ode Abu Bakar, yang kemudian lazim 
diselenggarakan oleh masyarakat Buton.
Pelaksanaannya terdiri dari tiga sesi. Pertama pauncura atau pengukuhan 
peserta. Sesi ini merupakan awal penyelenggaraan upacara posuo. 
Substansinya, pengukuhan kedudukan calon menjadi peserta posuo. Pengukuhan 
dilakukan bhisa senior, wanita tua yang disebut parika. Posesi ini jelas Abu 
Bakar, dimulai dengan tunuana dupa (membakar kemenyan-red) lalu dilanjutkan 
dengan pembacaan doa.

Usai pembacaan doa, parika melakukan panimpa atau pemberkatan dengan 
memberikan sapuan asap kemenyan pada tubuh calon peserta lalu menyampaikan 
dua maklumat: Pertama, memberi tahukan tujuan upacara posuo disertai 
pembacaan nama-nama peserta posuo. Dan kedua, menyampaikan kepada seluruh 
peserta dan keluarga bahwa selama delapan hari delapan malam, peserta akan 
menjalani isolasi dari dunia luar, kecuali hanya berhubungan dengan delapan 
bisa yang sudah ditunjuk pemangku adat.

"Biasanya, mendengar pengumuman ini di antara peserta posuo ada yang 
berteriak histeris, menanganis meraung-raung dan ada juga yang hanya terdiam 
dan tertunduk kaku. Mungkin, para gadis tersebut membayangkan bagaimana 
menjalani kehidupan di ruang sempit dan pengap tanpa lampu penerang selama 
delapan hari delapan malam. Mereka yang tidak menangis, dibuat menangis 
dengan cara dicubit atau dipukul bagian tubuh tertentu," katanya.


Menabuh Gendang
Mengiring isak tangis tersebut, petugas upacara lain segera melakukan 
fungsinya. Petugas gendang segera menabu gendang dan gong. Pada saat yang 
sama, petugas pelantun lagu mauludan (maludu) mulai melantunkannya. Sesi ini 
ditutup dengan acara haroa, yakni makan malam bersama sebagai syukuran awal 
dimulainya posuo. Kedua, sesi bhaliana yimpo. Sesi ini dimulai setelah lima 
hari melewati masa posuo.
Peserta yang posisi baring dan tidur sebelumnya kepala ke arah Selatan dan 
kaki ke arah Utara, diubah menjadi kepala ke arah mata hari terbenam (barat) 
dan kaki ke arah mata hari terbit (timur). Peserta menjalani masa ini hampai 
dengan hari ketuju. Ketiga, sesi mata kariya. Sesi ini merupakan sesi 
terakhir, yang dilaksanakan pada malam hari kedelapan.

Acara ini dimulai sore hari, diawali dengan kegiatan ritual pebhaho, yakni 
memandikan seluruh peserta dengan wadah air berupa buyung yang terbuat dari 
tanah liat (dalam bahasa Buton disebut bhosu). Khusus peserta yang akan 
menikah, air mandinya dicampur dengan kembang cempaka (kamboja).

Menjelang peresmian status peserta, seluruh peserta didandani dengan busana 
khusus gadis dewasa yang disebut ajo kalembe. Usai dandan, peserta dipandu 
menuju ruang peresmian yang digelar di ruang terbuka. Peresmian dilakukan 
salah seorang istri moji (pejabat mesjid keraton Buton. Acara ini sangat 
sederhana namun sakral, yakni dengan cara mengusapkan tanah atau debu pada 
tapak kaki kanan masing-masing peserta. Sesi ini mendai peserta posuo telah 
secara resmi menyandang status kalambe atau gadis dewasa secara adat.

"Inti posuo ini sebetulnya bagaimana mempersiapkan gadis memasuki kehidupan 
rumah tangga, setelah menikah nanti. Bagaimana melayani suami, mendidik 
anak, bertutur sapa, berinteraksi dengan lingkungan sosial, termasuk 
memelihara keutuhan rumah tangga, semua diajarkan dalam posuo itu," tutur 
Abu Bakar. Pendapat yang sama juga diungkapkan La Ode Mursali (48).

Menurut putra mantan khatib mesjid Keraton Buton ini, posuo merupakan sarana 
untuk menempa para gadis, mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga setelah 
menikah kelak. (agus sana'a) 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h133set/M=364397.6958316.7892810.4764722/D=groups/S=1705076250:TM/Y=YAHOO/EXP=1123672007/A=2915264/R=0/SIG=11t7isiiv/*http://us.rd.yahoo.com/evt=34443/*http://www.yahoo.com/r/hs";>Get
 fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home 
page</a></font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke