http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/11/nas01.htm
Pemerintah Akan Naikkan Harga BBM a.. Setelah September JAKARTA - Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selesai melakukan pendataan terhadap keluarga miskin, maka pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan itu akan dilakukan setelah September 2005. Rencana tersebut disampaikan Wapres Jusuf Kalla di Gedung Departemen Keuangan, kemarin. "Ya, kira-kira September selesai semua pendataan nasional. Saya kira kenaikan harga BBM tidak bisa menunggu lebih lama sampai Januari 2006, karena APBN kita akan mengalami kesulitan yang sangat besar," jelas Jusuf Kalla. Hanya saja, saat ditanya berapa persen kenaikan harga BBM tersebut, Wapres mengatakan, akan ditetapkan setelah melihat perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan berapa subsidi yang akan ditetapkan pemerintah dan DPR. "Setelah kita melihat dan menggabungkan ketiga itu, baru ditetapkan berapa persen kenaikan harganya," papar dia. Disinggung tentang subsidi langsung, Wapres mengungkapkan, sekarang ini pemerintah melalui pemda, BPS, dan BKKBN, sedang mendata berapa jumlah keluarga miskin yang akan menerima subsidi langsung. "Diharapkan bisa selesai September. Setelah itu, baru bisa dilaksanakan subsidi langsungnya," tutur Wapres. Masih menurut Jusuf Kalla, lonjakan harga minyak dunia hingga level 64 dolar AS per barel sangat berat ditanggung APBN. Namun dalam jangka pendek dan menengah, pemerintah masih sanggup memenuhi kewajiban-kewajibannya karena adanya kenaikan harga BBM pada 1 Maret lalu. Kenaikan harga BBM tersebut, membuat penerimaan negara lebih baik. Luar Kontrol "Sekarang kita sedang menghitung efek-efeknya secara keseluruhan dan langkah yang harus diambil dalam waktu singkat dan menengah untuk mengatasi hal itu," tandasnya. Di tempat sama, Menteri Keuangan Jusuf Anwar menjelaskan, dengan harga minyak yang mencapai 64 dolar AS per barel itu merupakan faktor di luar kontrol pemerintah, sehingga pemerintah tidak bisa berbuat banyak. "Negara super power saja tidak bisa apa-apa kok, selain berdoa supaya harga minyak turun," ujarnya. Bahkan untuk mengamankan defisit, pemerintah akan terus menggejot penerimaan dari pajak, bea masuk, setoran PPA, dan juga privatisasi. Selain itu, pemerintah juga berupaya mengurangi pengeluaran. "Sekarang ini pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Artinya, akan terjadi defisit. Defisit ini harus dibiayai," ujarnya. Dia menambahkan, pemerintah akan berupaya menekan defisit hingga 1% PDB atau sekitar Rp 26 triliun pada tahun ini. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi diharapkan tidak terganggu, yakni tetap di level 6%. "Yang penting sekarang mengamankan APBN, mengamankan defisit dan kekurangan pembiayaan," katanya. Kendati begitu, Jusuf merasa optimistis defisit masih bisa dikendalikan dengan berbagai upaya fiskal yang ketat. Untuk tahun ini, forward market sampai Desember 2005 masih di bawah 60 dolar AS. Dengan angka-angka tersebut, masih bisa diatasi dengan berbagai upaya fiskal yang lebih ketat. Tidak Bisa Dihindari Sementara itu, Wakil Ketua MPR AM Fatwa mengaku, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM akhir tahun ini, harus dipahami dan jangan ditanggapi secara emosional. "Saya paham kenaikan itu tidak bisa dihindari, karena ini masalah hidup dan matinya perjalanan bangsa dan eksistensi pemerintah," kata Fatwa di Gedung MPR/DPR, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, kemarin. Meski mendukung kenaikan BBM, Fatwa tetap berharap pemerintah membangun kepercayaan masyarakat terlebih dahulu sebelum rencana itu dilaksanakan. "Misalnya, menindak penyelundup BBM dan menuntaskan kasus dugaan penyelewengan di Pertamina," kata Fatwa. Dia juga minta kepada pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM secara drastis. Kenaikan disarankan dilakukan secara bertahap. Selain itu, langkah tersebut diharapkan diiringi peningkatkan pelayanan publik. "Tapi pemerintah juga harus menggenjot pemasukan lain, seperti dari pajak, BUMN, pengembalian dana-dana korupsi, dan lain sebagainya," kata dia. Fatwa juga mengingatkan, agar saat menaikkan harga BBM, pemerintah juga memperhatikan momen dan faktor psikologis masyarakat. Karena selama ini, pemerintah belum serius dan konsisten dalam menindak pelaku penyimpangan di lapangan, sehingga kelangkaan BBM masih terjadi di beberapa daerah. Oleh sebab itu, sejak saat ini pemerintah harus serius membuktikan kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada publik yang terbaik, sehingga ketika kenaikan BBM dilakukan masyarakat bisa memahaminya. (bn,dtc-34v) [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/